Masyarakat Tunggu Sosialisasi ERP
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat tak mempermasalahkan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) asalkan tarifnya tidak terlalu mahal dan jelas peruntukannya. Agar semuanya transparan dan tidak dikorupsi.
Sady salah seorang yang melintas di gerbang ERP Jalan Jenderal Sudirman mengatakan, tidak keberatan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI itu. Asalkan, kata dia, tidak mahal tarifnya.
"Setuju (penerapan ERP), asalkan jelas untuk apanya kedepannya dana dari tarif berbayarnya, selama bisa bikin enggak macet sih enggak apa-apa," kata pengendara mobil ini di bawah gerbang ERP kepada Sindonews, Kamis (10/7/2014).
Walaupun begitu, kata dia, harus ada sosialisasi terlebih dahulu, biar masyarakat tidak kaget. "Hingga saat ini soialisasipun belum jelas seperti apanya," ujar Sady.
Meski demikian, Suhada, sopir Taksi Ekspress merasa keberatan dengan program tersebut. Kata dia, penerapan ERP itu akan mengurangi pendapatannya, karena mesti bayar jika melintasi jalur ERP.
"Gimana saya muter tiga kali (untuk) mencari penumpang, bisa boncos saya," ucap.
Sady salah seorang yang melintas di gerbang ERP Jalan Jenderal Sudirman mengatakan, tidak keberatan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI itu. Asalkan, kata dia, tidak mahal tarifnya.
"Setuju (penerapan ERP), asalkan jelas untuk apanya kedepannya dana dari tarif berbayarnya, selama bisa bikin enggak macet sih enggak apa-apa," kata pengendara mobil ini di bawah gerbang ERP kepada Sindonews, Kamis (10/7/2014).
Walaupun begitu, kata dia, harus ada sosialisasi terlebih dahulu, biar masyarakat tidak kaget. "Hingga saat ini soialisasipun belum jelas seperti apanya," ujar Sady.
Meski demikian, Suhada, sopir Taksi Ekspress merasa keberatan dengan program tersebut. Kata dia, penerapan ERP itu akan mengurangi pendapatannya, karena mesti bayar jika melintasi jalur ERP.
"Gimana saya muter tiga kali (untuk) mencari penumpang, bisa boncos saya," ucap.
(mhd)