Pengunjung PRJ Monas Keluhkan Tarif Parkir
A
A
A
JAKARTA - Sejak dibuka 10 Juni 2014, Pekan Raya Jakarta (PRJ) Monumen Nasional (Monas) memang tak pernah sepi dari pengunjung. Karena, dengan masuk tanpa dipungut biaya membuat masyarakat berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut.
Ribuan masyarakat rela mendatangi PRJ Monas meski datang lebih awal. Tidak hanya terlihat berdesak-desakan saat berada di kawasan Monas dan stand. Tapi, desakan itu juga terlihat di lokasi parkir motor IRT Monas.
Berdasarkan pantauan Sindonews, meski banyaknya pengunjung PRJ Monas sistem parkir yang digunakan semrawut. Pasalnya, pintu keluar parkir hanya satu yang membuat penumpukan di pintu keluar dan masuk.
Tak sedikit pengunjung yang kesal dengan ulah para juru parkir di lokasi yang asal tembak tarif dan tak diimbangi pelayanannya. Karena, jukir hanya menembak harga parkir saat pengunjung datang dan keluar.
Robby, salah seorang pengunjung PRJ Monas yang memboyong keluarganya ini mengatakan, dirinya tidak menyangka jika tarif parkir Monas mencapai Rp5.000, karena biasanya hanya Rp2.000. Belum lagi nanti kalau lewat dari satu jam akan dikenakan tambahan sebesar Rp2.000.
"Saya baru datang sama istri dan anak, langsung dipinta bayar Rp5.000, yah sudah saya bayar langsung," kara pria warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, kepada Sindonews, Jumat 13 Juni 2014 malam.
Selain Robby, pengunjung PRJ Monas lainnya, Marwah mengatakan, dirinya dipinta bayar parkir sebesar Rp4.000. Tapi, sambungnya, saat keluar parkir pengunjung juga diminta tambahan lagi Rp2.000.
Dia mengatakan, tidak ada kesamaan tarif parkir yang dipinta juru parkir (jukir) Monas. Mereka, tambah Marwah, hanya menembak tarif parkir, tanpa ada penjelasan soal tarif parkir. Selain itu, jika ada kehilangan dan kerusakan mereka enggan tanggung jawab.
"Berharap harga parkir dan tempat parkirnya jelas," tegasnya.
Saat Sindonews ingin mengkonfirmasi ke petugas parkir yang berada di lokasi, mereka enggan menjawab dan lebih memilih menghindar. Bahkan, tak sedikit mereka menjawabnya dengan cara emosi.
"Saya hanya bekerja mas, enggak tahu apa-apa, tanya saja orang Dishub (Dinas Perhubungan) di kantornya," kata jukir yang menggunakan baju biru laut bertuliskan Dishub.
Saat mengunjungi pos Dishub yang ada di kawasan Monas, kebanyakan petugas yang ada di tempat itu tidak mau berkomentar. Bahkan mereka juga enggan menjelaskan terkait tarif parkir yang dikeluhkan masyarakat.
"Saya enggak tahu, saya cuma bagian wilayah, kalau mau datang pagi. Bisa tanya orang Dishub (lainnya) saja," katanya.
Ribuan masyarakat rela mendatangi PRJ Monas meski datang lebih awal. Tidak hanya terlihat berdesak-desakan saat berada di kawasan Monas dan stand. Tapi, desakan itu juga terlihat di lokasi parkir motor IRT Monas.
Berdasarkan pantauan Sindonews, meski banyaknya pengunjung PRJ Monas sistem parkir yang digunakan semrawut. Pasalnya, pintu keluar parkir hanya satu yang membuat penumpukan di pintu keluar dan masuk.
Tak sedikit pengunjung yang kesal dengan ulah para juru parkir di lokasi yang asal tembak tarif dan tak diimbangi pelayanannya. Karena, jukir hanya menembak harga parkir saat pengunjung datang dan keluar.
Robby, salah seorang pengunjung PRJ Monas yang memboyong keluarganya ini mengatakan, dirinya tidak menyangka jika tarif parkir Monas mencapai Rp5.000, karena biasanya hanya Rp2.000. Belum lagi nanti kalau lewat dari satu jam akan dikenakan tambahan sebesar Rp2.000.
"Saya baru datang sama istri dan anak, langsung dipinta bayar Rp5.000, yah sudah saya bayar langsung," kara pria warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, kepada Sindonews, Jumat 13 Juni 2014 malam.
Selain Robby, pengunjung PRJ Monas lainnya, Marwah mengatakan, dirinya dipinta bayar parkir sebesar Rp4.000. Tapi, sambungnya, saat keluar parkir pengunjung juga diminta tambahan lagi Rp2.000.
Dia mengatakan, tidak ada kesamaan tarif parkir yang dipinta juru parkir (jukir) Monas. Mereka, tambah Marwah, hanya menembak tarif parkir, tanpa ada penjelasan soal tarif parkir. Selain itu, jika ada kehilangan dan kerusakan mereka enggan tanggung jawab.
"Berharap harga parkir dan tempat parkirnya jelas," tegasnya.
Saat Sindonews ingin mengkonfirmasi ke petugas parkir yang berada di lokasi, mereka enggan menjawab dan lebih memilih menghindar. Bahkan, tak sedikit mereka menjawabnya dengan cara emosi.
"Saya hanya bekerja mas, enggak tahu apa-apa, tanya saja orang Dishub (Dinas Perhubungan) di kantornya," kata jukir yang menggunakan baju biru laut bertuliskan Dishub.
Saat mengunjungi pos Dishub yang ada di kawasan Monas, kebanyakan petugas yang ada di tempat itu tidak mau berkomentar. Bahkan mereka juga enggan menjelaskan terkait tarif parkir yang dikeluhkan masyarakat.
"Saya enggak tahu, saya cuma bagian wilayah, kalau mau datang pagi. Bisa tanya orang Dishub (lainnya) saja," katanya.
(mhd)