Mengingat Permainan Jadul di PRJ Monas
A
A
A
JAKARTA - Ribuan pengunjung PRJ Monas nampaknya penasaran dengan permainan tradisional yang ada di Kampung Dolanan Nusantara. Disini, pengunjung PRJ Monas bisa mencoba berbagai permainan tradisional jaman orangtua mereka dulu.
"Tujuan dibuka wahana ini adalah mengingatkan nilai-nilai budaya Indoesia yang sudah hilang," ujar Gilang Hiwang Alit, Juru bicara Komunitas Kampung Dolanan Nusantara, saat ditemui Sindonews di PRJ Monas, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Gilang mengatakan, Sebenarnya anak-anak sekarang lebih memilih permainan yang tidak berbahaya. Ditambah lagi, kebanyakan orangtua melarang anaknya mencoba permainan gangsing karena khawatir terkena pakunya.
"Itu sama saja orangtua menghambat kreativitas anak. Padahal permainan tradisional ini bisa mengembangkan pola pikir anak," terangnya.
Gilang menerangkan filosofi gangsing, yang sama seperti hidup manusia. Selama ada keseimbangan dan keteraturan, manusia itu akan tetap hidup.
"Gangsing itu berputar diatas paku yang menjadi porosnya, filosofi ini yang sama dengan kehidupan manusia," terangnya.
Tak hanya memperkenalkan permainan tradisional, Komunitas Kampung Dolanan juga memiliki ratusan member diseluruh Indonesia.
Keberadaan Kampung Dolanan ini sebenarnya hanya ingin memperkenalkan permainan tradisional saja. Namun tak jarang pengunjung ingin membeli beberapa permainan yang dipajang di stan tersebut.
Pantauan Sindonews di Kampung Dolanan Nusantara, banyak pengunjung yang mencoba permainan enggrang dan gangsing. Enggrang sendiri merupakan permainan keseimbangan berupa tongkat kayu yang diberi pijakan. Disini, pengguna dituntut bisa menyeimbangkan diri dan berjalan dengan alat tradisional tersebut.
"Tujuan dibuka wahana ini adalah mengingatkan nilai-nilai budaya Indoesia yang sudah hilang," ujar Gilang Hiwang Alit, Juru bicara Komunitas Kampung Dolanan Nusantara, saat ditemui Sindonews di PRJ Monas, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Gilang mengatakan, Sebenarnya anak-anak sekarang lebih memilih permainan yang tidak berbahaya. Ditambah lagi, kebanyakan orangtua melarang anaknya mencoba permainan gangsing karena khawatir terkena pakunya.
"Itu sama saja orangtua menghambat kreativitas anak. Padahal permainan tradisional ini bisa mengembangkan pola pikir anak," terangnya.
Gilang menerangkan filosofi gangsing, yang sama seperti hidup manusia. Selama ada keseimbangan dan keteraturan, manusia itu akan tetap hidup.
"Gangsing itu berputar diatas paku yang menjadi porosnya, filosofi ini yang sama dengan kehidupan manusia," terangnya.
Tak hanya memperkenalkan permainan tradisional, Komunitas Kampung Dolanan juga memiliki ratusan member diseluruh Indonesia.
Keberadaan Kampung Dolanan ini sebenarnya hanya ingin memperkenalkan permainan tradisional saja. Namun tak jarang pengunjung ingin membeli beberapa permainan yang dipajang di stan tersebut.
Pantauan Sindonews di Kampung Dolanan Nusantara, banyak pengunjung yang mencoba permainan enggrang dan gangsing. Enggrang sendiri merupakan permainan keseimbangan berupa tongkat kayu yang diberi pijakan. Disini, pengguna dituntut bisa menyeimbangkan diri dan berjalan dengan alat tradisional tersebut.
(ysw)