Bir Pletok Menyehatkan Bukan Memabukkan
A
A
A
JAKARTA - Selain makanan dan budaya Betawi yang menarik di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Monas adalah minuman khas warga Jakarta lainnya yaitu bir pletok. Meski diawali kata bir, tapi minuman khas Betawi ini tidak memabukan.
Bahkan, minuman yang terbuat dari jahe, kapulaga, kayu manis, kayu secang, cengkeh, gula, air dan rempah-rempah lainnya ini menyehatkan.
Risky, salah seorang penjual bir pletok mengatakan, masyarakat sangat antusias mengunjungi standnya. Meski ada tulisan menyehatkan, tapi tak jarang masyarakat yang meragukan itu karena ada kata bis yang identik dengan memabukan.
"Terkadang banyak pembeli menanyakan berapa persen alkoholnya,
Karena ada nama bir pletok," kata Risky saat ditemui Sindonews di PRJ Monas, Rabu 11 Juni 2014 malam.
Risky mengaku, dirinya sudah menjajakan minuman ini puluhan tahun. Awalnya, kata dia, dirinya beserta ibunya belajar dari resep masakan khas Betawi hingga akhirnya tertarik dan menekuninya.
"Berjualan selama 20 tahun, bir pletok ini bir pletok Alifah. Awalnya ibu belajar dari buku resep, dan diajakin perlombaan, dan juara, sehingga berkeinginan untuk berjualan bir peletok sekaligus memperkenalkan bahwa ini merupakan miuman khas Betawi. Dan sekarang sudah diwariskan ke anak-anaknya dan keluarga," bebernya.
Dia mengatakan, bir pletol khas Betawi itu dibandrol Rp7.000untuk botol kecil dan Rp20.000 untuk ukuran besar sedangkan Rp35.000 memakai dus ukuran 600 mili. Ada model serbuk dua macem, rasa original dan pakai creamer.
"(Bir pletok) cuma (bertahan) dua hari, kalau lemari es dua minggu, bubuk sampe enam bulan," terangnya.
Minuman ini memiliki khasiat seperti menghilangkan masuk angin, mengobati pilek, badan pegal-pegal dan susah tidur.
Bahkan, minuman yang terbuat dari jahe, kapulaga, kayu manis, kayu secang, cengkeh, gula, air dan rempah-rempah lainnya ini menyehatkan.
Risky, salah seorang penjual bir pletok mengatakan, masyarakat sangat antusias mengunjungi standnya. Meski ada tulisan menyehatkan, tapi tak jarang masyarakat yang meragukan itu karena ada kata bis yang identik dengan memabukan.
"Terkadang banyak pembeli menanyakan berapa persen alkoholnya,
Karena ada nama bir pletok," kata Risky saat ditemui Sindonews di PRJ Monas, Rabu 11 Juni 2014 malam.
Risky mengaku, dirinya sudah menjajakan minuman ini puluhan tahun. Awalnya, kata dia, dirinya beserta ibunya belajar dari resep masakan khas Betawi hingga akhirnya tertarik dan menekuninya.
"Berjualan selama 20 tahun, bir pletok ini bir pletok Alifah. Awalnya ibu belajar dari buku resep, dan diajakin perlombaan, dan juara, sehingga berkeinginan untuk berjualan bir peletok sekaligus memperkenalkan bahwa ini merupakan miuman khas Betawi. Dan sekarang sudah diwariskan ke anak-anaknya dan keluarga," bebernya.
Dia mengatakan, bir pletol khas Betawi itu dibandrol Rp7.000untuk botol kecil dan Rp20.000 untuk ukuran besar sedangkan Rp35.000 memakai dus ukuran 600 mili. Ada model serbuk dua macem, rasa original dan pakai creamer.
"(Bir pletok) cuma (bertahan) dua hari, kalau lemari es dua minggu, bubuk sampe enam bulan," terangnya.
Minuman ini memiliki khasiat seperti menghilangkan masuk angin, mengobati pilek, badan pegal-pegal dan susah tidur.
(mhd)