Proyek MRT Dikeluhkan Pengguna Jalan
A
A
A
JAKARTA - Penyempitan jalan di Jalan MH Thamrin akibat pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) dikeluhkan para pengguna jalan. Karena dengan adanya penyempitan jalan itu, kemacetan di kawasan tersebut semakin parah.
Salah satu pengguna jalan Adri mengeluhkan kemacetan yang bertambah parah di kawasan Sudirman-Thamrin. Menurutnya, sejak adanya penutupan separuh jalan di Jalan MH Thamrin maka pada jam-jam sibuk kepadatan dikawasan tersebut semakin tidak terkendali.
"Macetnya semakin parah, kalau lewat jalan itu mau ke Blok M dari Sarinah bisa satu jam setengah," katanya, Selasa (3/6/2014).
Dia menegaskan, semestinya pemerintah sebelum melakukan penutupan para pemegang kebijakan sudah menyiapkan jalur-jalur alternatif.
"Sekarang kita juga tidak tahu harus lewat mana lagi, kalau lewat jalur lain pastinya akan lebih jauh," kata warga Kebon Kacang, Jakarta Pusat ini.
Dia juga mengeluhkan penutupan jalan tersebut kurang disosialisasikan. Karena, dirinya baru mengetahui setelah jalan tersebut ditutup.
Senada dengan Andri, pengguna jalan lainnya Tito menyesalkan kurangnya informasi yang didapatnya.
"Kalau cuma diumumkan di koran atau televisi tidak semuanya tahu, mestinya langsung turun dijalan dengan papan pengumuman atau spanduk-spanduk pemberitahuan," tuturnya.
Dia melanjutkan, saat ini dirinya mengakui sangat sulit dan memakan waktu lama bila melintas di Jalan Sudirman-Thamrin.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto menegaskan, tidak ada penutupan jalan MH Thamrin selama pekerjaan Mass Rapid Transit (MRT). Menurutnya, yang ada hanya pengurangan jalur.
"Sebagai Contoh yang di HI untuk lajur yang mengarah utara yang tadinya lima lajur menjadi tiga lajur, namun untuk yang mengarah Selatan tetap dipertahan 5 lajur," katanya.
Selain itu, untuk pengaturan lalu lintas tidak ada yang diubah. Namun, ada penambahan anggota di beberapa pos lantas yang ada disepanjang pembangunan proyek MRT.
"Kalau untuk pengalihan arus itu sifatnya situasional apabila ada kepadatan," tukasnya.
Salah satu pengguna jalan Adri mengeluhkan kemacetan yang bertambah parah di kawasan Sudirman-Thamrin. Menurutnya, sejak adanya penutupan separuh jalan di Jalan MH Thamrin maka pada jam-jam sibuk kepadatan dikawasan tersebut semakin tidak terkendali.
"Macetnya semakin parah, kalau lewat jalan itu mau ke Blok M dari Sarinah bisa satu jam setengah," katanya, Selasa (3/6/2014).
Dia menegaskan, semestinya pemerintah sebelum melakukan penutupan para pemegang kebijakan sudah menyiapkan jalur-jalur alternatif.
"Sekarang kita juga tidak tahu harus lewat mana lagi, kalau lewat jalur lain pastinya akan lebih jauh," kata warga Kebon Kacang, Jakarta Pusat ini.
Dia juga mengeluhkan penutupan jalan tersebut kurang disosialisasikan. Karena, dirinya baru mengetahui setelah jalan tersebut ditutup.
Senada dengan Andri, pengguna jalan lainnya Tito menyesalkan kurangnya informasi yang didapatnya.
"Kalau cuma diumumkan di koran atau televisi tidak semuanya tahu, mestinya langsung turun dijalan dengan papan pengumuman atau spanduk-spanduk pemberitahuan," tuturnya.
Dia melanjutkan, saat ini dirinya mengakui sangat sulit dan memakan waktu lama bila melintas di Jalan Sudirman-Thamrin.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto menegaskan, tidak ada penutupan jalan MH Thamrin selama pekerjaan Mass Rapid Transit (MRT). Menurutnya, yang ada hanya pengurangan jalur.
"Sebagai Contoh yang di HI untuk lajur yang mengarah utara yang tadinya lima lajur menjadi tiga lajur, namun untuk yang mengarah Selatan tetap dipertahan 5 lajur," katanya.
Selain itu, untuk pengaturan lalu lintas tidak ada yang diubah. Namun, ada penambahan anggota di beberapa pos lantas yang ada disepanjang pembangunan proyek MRT.
"Kalau untuk pengalihan arus itu sifatnya situasional apabila ada kepadatan," tukasnya.
(ysw)