Kembali Banjir, Pengeringan Kampung Apung Sia-Sia

Senin, 26 Mei 2014 - 17:15 WIB
Kembali Banjir, Pengeringan Kampung Apung Sia-Sia
Kembali Banjir, Pengeringan Kampung Apung Sia-Sia
A A A
JAKARTA - Kapuk Teko (Kampung Apung), Kapuk Raya, Cengkareng, Jakarta Barat kembali tergenang pasca hujan yang turun beberapa hari belakangan ini. Pasalnya, usai dikeringkan, Kampung Apung ditinggal begitu saja.

Ketua Rw 01 Kampung Apung, Rinan mengatakan, sejak kampung apung kering pada 18 Mei 2014 lalu, pihaknya tidak melihat lagi adanya pengerjaan lanjutan dari penataan Kampung Apung.

Sejumlah sampah yang menumpuk di sisi barat ditinggalkan begitu saja. Bahkan drainase yang ada tidak diperbaiki, sehingga, ketika hujan turun dalam intensitas tinggi, Kampung Apung kembali tergenang seperti yang terjadi saat ini setinggi 40 cm.

"Sebenarnya bukan air hujan saja, segala aktifitas warga terkait air semua tumpah kembali ke areal pemakaman yang saat ini sudah kering," kata Rinan saat dihubungi, Senin (26/5/2014).

Untuk itu, kata Rinan, pengeringan kampung apung yang memakan waktu sekitar dua bulan ini terlihat sia-sia. Dia pun berharap kepada pihak terkait untuk segera memindahkan pemakaman dan menguruknya. Sebab, saat ini letak geografis Kampung Apung terbilang paling rendah dari areal sekitar yang mayoritas pergudangan.

"Sampai saat ini 3.810 makam belum jelas kapan akan dipindahkan. Kalau tidak cepat-cepat kampung Apung ini akan kembali tergenang," ungkapnya.

Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengendali Banjir, Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, Amir T Pangaribuan mengakui jika pengerjaan pengeringan yang dikerjakan sejak dua bulan terakhir ini terkesan sia-sia.

Berdasarkan pengamatanya, lanjut Amir, letak geografis Kampung Apung memang paling rendah dari drainase kawasan sekitar yang umumnya pergudangan. Segala aktifitas warga dari mencuci, masak, minum dan mandi semua kembali tumpah ke kawasan Kampung Apung yang telah dikeringkan dengan anggaran per hari mencapai Rp 10 Juta. Biaya tersebut untuk mebayar puluhan pekerja, bahan bakar 3 alat berat back hoe, 3 unit pompa air dan 5 unit truk pengangkut sampah.

"Seluruh pembuangan air dipastikan kembali masuk ke areal pemakaman yang sudah kami keringkan. Sebab, kampung apung tidak memiliki drainase sebagai kawasan terendah. Bayangkan, berapa ribu kubik dalam sehari yang dibuang warga, belum lagi hujan," tegasnya.

Dengan begitu, Amir berharap agar pihak terkait pemakaman segera memproses pemindahan makam ke TPU Tegal Alur, Kalideres yang sudah disiapkan.

"Bukan hanya tenaga yang sia-sia, semua akan sia-sia kalau tidak segera ditindaklanjuti pengeringan yang kami lakukan," ujarnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4657 seconds (0.1#10.140)