Jalan Sawangan Depok mau diperlebar
A
A
A
Sindonews.com - Warga Depok yang melintas di Jalan Raya Sawangan kerap mengeluh karena jalan ini selalu dilanda kemacetan panjang. Kemacetan mulai terjadi pada pukul 06.00-09.00 WIB pada pagi hari dan pukul 17.00-19.00 WIB pada sore hari.
Setiap hari warga yang melintas pada peak hours harus rela menikmati kemacetan. Kendaraan roda empat hanya bisa melaju sekitar 20 KM/jam. Sedangkan motor banyak yang menyalip diantara sela mobil.
Kemacetan terjadi karena warga dari kawasan barat Depok bergerak ke arah Margonda menuju Jakarta. Kebanyakan dari pengendara hendak bekerja di sentra niaga di Depok semisal menuju Jalan Margonda serta Jakarta.
Waktu keberangkatan pekerja juga berbarengan dengan keberangkatan anak sekolah. Otomatis kemacetan tak terhindarkan. Jalan Raya Sawangan terlihat lebih padat bahkan hingga menyebabkan kemacetan panjang pada akhir pekan dan libur panjang.
Titik kemacetan di Jalan Raya Sawangan terjadi di simpang Kodim-Tanah Baru. Selain menjadi pusat pertemuan kendaraan dari beberapa kawasan di Sawangan, kondisi jalan yang menanjak juga memicu terjadinya kemacetan. Sehingga sudah sepatutnya Jalan Raya Sawangan, tepatnya di simpang tersebut dilakukan pelebaran.
Jalan Raya Sawangan membentang sepanjang 7 KM dengan lebar antara tujuh hingga delapan meter yang digunakan untuk dua lajur. Sedangkan volume kendaraan yang melintas mencapai 1.000 unit mobil pribadi, 10 ribu motor dan 320 truk.
“Sudah sepatutnya jalan tersebut dilebarkan karena volume kendaraan sangat padat. Kita sedang membuat terobosan guna mengatasi kemacetan di jalan tersebut. Salah satunya dengan cara pelebaran,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Gandara Budiana, Selasa (22/4/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Bimasda Kota Depok, Yulistiani menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan realisasi pelebaran jalan tersebut. Karena, rencana tersebut masih dalam bentuk saran dari dinas terkait saja untuk mengurai kemacetan di Jalan Raya Sawangan.
“Kami sebagai pihak yang mengatasi soal jalan tentunya mendengarkan permasalahan yang ada. Termasuk soal kemacetan. Nah solusinya apakah harus dilebarkan atau cukup diberi rambu itu masih perlu kajian lebih dalam,” katanya.
Setiap hari warga yang melintas pada peak hours harus rela menikmati kemacetan. Kendaraan roda empat hanya bisa melaju sekitar 20 KM/jam. Sedangkan motor banyak yang menyalip diantara sela mobil.
Kemacetan terjadi karena warga dari kawasan barat Depok bergerak ke arah Margonda menuju Jakarta. Kebanyakan dari pengendara hendak bekerja di sentra niaga di Depok semisal menuju Jalan Margonda serta Jakarta.
Waktu keberangkatan pekerja juga berbarengan dengan keberangkatan anak sekolah. Otomatis kemacetan tak terhindarkan. Jalan Raya Sawangan terlihat lebih padat bahkan hingga menyebabkan kemacetan panjang pada akhir pekan dan libur panjang.
Titik kemacetan di Jalan Raya Sawangan terjadi di simpang Kodim-Tanah Baru. Selain menjadi pusat pertemuan kendaraan dari beberapa kawasan di Sawangan, kondisi jalan yang menanjak juga memicu terjadinya kemacetan. Sehingga sudah sepatutnya Jalan Raya Sawangan, tepatnya di simpang tersebut dilakukan pelebaran.
Jalan Raya Sawangan membentang sepanjang 7 KM dengan lebar antara tujuh hingga delapan meter yang digunakan untuk dua lajur. Sedangkan volume kendaraan yang melintas mencapai 1.000 unit mobil pribadi, 10 ribu motor dan 320 truk.
“Sudah sepatutnya jalan tersebut dilebarkan karena volume kendaraan sangat padat. Kita sedang membuat terobosan guna mengatasi kemacetan di jalan tersebut. Salah satunya dengan cara pelebaran,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Gandara Budiana, Selasa (22/4/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Bimasda Kota Depok, Yulistiani menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan realisasi pelebaran jalan tersebut. Karena, rencana tersebut masih dalam bentuk saran dari dinas terkait saja untuk mengurai kemacetan di Jalan Raya Sawangan.
“Kami sebagai pihak yang mengatasi soal jalan tentunya mendengarkan permasalahan yang ada. Termasuk soal kemacetan. Nah solusinya apakah harus dilebarkan atau cukup diberi rambu itu masih perlu kajian lebih dalam,” katanya.
(ysw)