JIS berupaya hilangkan barang bukti
A
A
A
Sindonews.com - Tanpa sepengetahuan pihak kepolisian, diam-diam Jakarta International School (JIS) mengubah toilet yang menjadi tempat pelecehan seksual terhadap siswa TK sekolah tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya menemukan adanya perubahan layout dari toilet yang menjadi lokasi pencabulan. Penyidik kemudian langsung meminta kepada pihak JIS mengembalikan kembali layout seperti semula.
"Setelah itu kami langsung pasang garis polisi," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/4/2014).
Kabid menegaskan, dengan adanya perubahan layout tersebut diduga ada upaya untuk menghilangkan alat bukti.
"Alasan perubahan tidak logis, mereka beralasan biar ketahuan kalau ada kasus seperti ini lagi," ujarnya.
Sehingga, penyidik langsung meminta pihak sekolah jangan mengubah-ubah kembali tempat kejahatan tersebut.
Perubahan layout tersebut diketahui ketika penyidik mendatangi TKP. Ketika itu penyidik melihat TKP sudah berubah tidak sesuai dengan kondisi awal.
"Kita lihat kembali foto dan blue print awal, ternyata tidak sesuai," tegasnya.
Kendala lainnya adalah, nantinya dakwaan bisa kabur seandainya dalam rekonstruksi tidak sesuai dengan TKP awal.
Selain itu, pihaknya mengakui adanya rumors yang beredar kalau korban kejahahatan seksual yang terjadi di JIS cukup banyak. Namun, dia mengimbau kepada mereka yang memang menjadi korban untuk bisa segera melaporkan langsung ke pihak kepolisian.
"Laporannya baru satu, tapi kalau memang ada korban lainnya kami persilahkan mereka segera melapor," tuturnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya menemukan adanya perubahan layout dari toilet yang menjadi lokasi pencabulan. Penyidik kemudian langsung meminta kepada pihak JIS mengembalikan kembali layout seperti semula.
"Setelah itu kami langsung pasang garis polisi," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/4/2014).
Kabid menegaskan, dengan adanya perubahan layout tersebut diduga ada upaya untuk menghilangkan alat bukti.
"Alasan perubahan tidak logis, mereka beralasan biar ketahuan kalau ada kasus seperti ini lagi," ujarnya.
Sehingga, penyidik langsung meminta pihak sekolah jangan mengubah-ubah kembali tempat kejahatan tersebut.
Perubahan layout tersebut diketahui ketika penyidik mendatangi TKP. Ketika itu penyidik melihat TKP sudah berubah tidak sesuai dengan kondisi awal.
"Kita lihat kembali foto dan blue print awal, ternyata tidak sesuai," tegasnya.
Kendala lainnya adalah, nantinya dakwaan bisa kabur seandainya dalam rekonstruksi tidak sesuai dengan TKP awal.
Selain itu, pihaknya mengakui adanya rumors yang beredar kalau korban kejahahatan seksual yang terjadi di JIS cukup banyak. Namun, dia mengimbau kepada mereka yang memang menjadi korban untuk bisa segera melaporkan langsung ke pihak kepolisian.
"Laporannya baru satu, tapi kalau memang ada korban lainnya kami persilahkan mereka segera melapor," tuturnya.
(ysw)