Ratusan mahasiswa minta masyarakat tak golput
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam BEM SI Se-Jabodetabek menggelar aksi simpatik jelang Pemilu 2014. Mahasiswa ini merasa milis tingginya angka golput, akibat rendahnya pendidikan politik masyarakat.
"Aksi ini sebagai pemberi sinyal kepada KPU dan Bawaslu, dari kami para mahasiswa BEM SI agar penyelenggaraan Pemilu 2014, dilaksanakan secara demokratis," kata Presiden Mahasiswa BEM IPB. Diki Saefurohman dalam rilisnya yang diterima wartawan, Senin (23/2/2014).
Selain itu, Ketua BEM UNJ Rawamangun Jakarta Timur Reza Indrawan menambahkan, pihaknya mendesak KPU agar menyediakan TPS untuk mahasiswa di dekat kampus. Alasannya, agar mahasiswa asal daerah tidak harus pulang kampung saat pencoblosan.
Ini bisa menekan angka golput, sambungnya, karena mahasiswa dari daerah butuh waktu dan biaya jika harus pulang kampung. Di berbagai kampus di Indonesia, jumlah mahasiswa asal daerah sangat banyak jumlahnya.
"Kualitas pemilih yang rendah menjadi problem utama yang dihadapi dalam proses Pemilu. Ini akibat parpol yang gagal melaksakan tugasnya, yakni memberi pendidikan politik kepada masyarakat," katanya.
Makin rendah pendidikan politik akan berdampak negatif pada partisipasi politik masyrakat.
BEM SI yang beranggotakan 49 kampus seluruh Indonesia menyatakan akan mengawal Pemilu 2014.
"Aksi ini sebagai pemberi sinyal kepada KPU dan Bawaslu, dari kami para mahasiswa BEM SI agar penyelenggaraan Pemilu 2014, dilaksanakan secara demokratis," kata Presiden Mahasiswa BEM IPB. Diki Saefurohman dalam rilisnya yang diterima wartawan, Senin (23/2/2014).
Selain itu, Ketua BEM UNJ Rawamangun Jakarta Timur Reza Indrawan menambahkan, pihaknya mendesak KPU agar menyediakan TPS untuk mahasiswa di dekat kampus. Alasannya, agar mahasiswa asal daerah tidak harus pulang kampung saat pencoblosan.
Ini bisa menekan angka golput, sambungnya, karena mahasiswa dari daerah butuh waktu dan biaya jika harus pulang kampung. Di berbagai kampus di Indonesia, jumlah mahasiswa asal daerah sangat banyak jumlahnya.
"Kualitas pemilih yang rendah menjadi problem utama yang dihadapi dalam proses Pemilu. Ini akibat parpol yang gagal melaksakan tugasnya, yakni memberi pendidikan politik kepada masyarakat," katanya.
Makin rendah pendidikan politik akan berdampak negatif pada partisipasi politik masyrakat.
BEM SI yang beranggotakan 49 kampus seluruh Indonesia menyatakan akan mengawal Pemilu 2014.
(mhd)