Ribuan warga Depok masih BAB di sungai
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi ekonomi warga Depok ternyata masih banyak yang berada di bawah garis kemisikinan. Buktinya, ribuan warga masih belum memiliki kamar mandi sendiri sehingga untuk buang air besar (BAB) mereka masih menggunakan jamban apung di atas sungai.
Data Kecamatan Bojongsari Depok menyebutkan, hingga kini ada sekira 3.247 rumah yang belum memiliki memiliki septic tank atau sarana Mandi Cuci Kakus (MCK).
Camat Bojongsari, Yudi Suparyadi tidak memungkiri, jika saat ini di wilayahnya masih banyak masyarakat yang menggunakan koya (jamban di sungai dari bambu) sebagai MCK.
"Jumlah warga yang belum memiliki MCK cukup banyak, ada sekira 3.247 rumah yang tersebar di tujuh kelurahan yang ada di (Kecamatan) Bojongsari," terangnya di Depok, Selasa (4/2/2014).
Mengenai data tersebut, lanjut Yudi, didapat dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Depok. Untuk itu, Kecamatan Bojongsari menjadi sasaran pembangunan dari Bappeda.
"Pemkot Depok gelontorkan Rp2 miliar untuk membangun septic tank di rumah warga yang belum memilikinya. Informasinya satu septic tank pagunya Rp 3 juta,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa program pembangunan septic tank di wilayahnya akan diusulkan secara bertahap dan akan menjadi prioritas.
Ia menjelaskan, jika pembangunan septic tank di pemukiman warga akan selesai pada tiga tahun anggaran.
“Tentu ini akan menjadi prioritas kami, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sekaligus untuk mendongkrak IPM di wilayah kami yang saat ini baru 73,87,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Wijayanto mengungkapkan, bahwa pihaknya akan segera melakukan tindakan terkait temuan Bappeda itu.
“Kami akan konsen di persoalan itu (sanitasi), kami akan kembali melakukan pendataan terhadap rumah yang belum memiliki septic tank. Kami juga akan fokus di RTLH,” tandasnya.
Data Kecamatan Bojongsari Depok menyebutkan, hingga kini ada sekira 3.247 rumah yang belum memiliki memiliki septic tank atau sarana Mandi Cuci Kakus (MCK).
Camat Bojongsari, Yudi Suparyadi tidak memungkiri, jika saat ini di wilayahnya masih banyak masyarakat yang menggunakan koya (jamban di sungai dari bambu) sebagai MCK.
"Jumlah warga yang belum memiliki MCK cukup banyak, ada sekira 3.247 rumah yang tersebar di tujuh kelurahan yang ada di (Kecamatan) Bojongsari," terangnya di Depok, Selasa (4/2/2014).
Mengenai data tersebut, lanjut Yudi, didapat dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Depok. Untuk itu, Kecamatan Bojongsari menjadi sasaran pembangunan dari Bappeda.
"Pemkot Depok gelontorkan Rp2 miliar untuk membangun septic tank di rumah warga yang belum memilikinya. Informasinya satu septic tank pagunya Rp 3 juta,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa program pembangunan septic tank di wilayahnya akan diusulkan secara bertahap dan akan menjadi prioritas.
Ia menjelaskan, jika pembangunan septic tank di pemukiman warga akan selesai pada tiga tahun anggaran.
“Tentu ini akan menjadi prioritas kami, karena ini menyangkut kesehatan masyarakat dalam Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sekaligus untuk mendongkrak IPM di wilayah kami yang saat ini baru 73,87,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Wijayanto mengungkapkan, bahwa pihaknya akan segera melakukan tindakan terkait temuan Bappeda itu.
“Kami akan konsen di persoalan itu (sanitasi), kami akan kembali melakukan pendataan terhadap rumah yang belum memiliki septic tank. Kami juga akan fokus di RTLH,” tandasnya.
(ysw)