Depok: Revitalisasi situ lebih efektif daripada bangun waduk
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menunggu persetujuan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) menyetujui anggaran untuk menormalisasi situ. Karena, sesuai undang-undang, situ merupakan wewenang Pemerintah Pusat sebagai salah satu penanggulangan banjir.
Plt Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Wijayanto mengatakan, revitalisasi jauh lebih efektif dan efisien ketimbang membuat waduk seperti yang diinginkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Jika membangun waduk, kata dia, biayanya mahal dan untuk rencana jangka panjang.
"Kami rasa revitalisasi situ jauh lebih efektif dan efisien ketimbang membangun situ baru. Infonya akan dibangun situ, namun kelengkapan admistrasi termasuk sosialisasi kepada warga hingga kini belum ada," ujarnya di Depok, Jumat (31/1/2014).
Ia menjelaskan, efektifitas dilihat dari sisi daya tampung air hujan. Ia mencontohkan jika satu situ direvitalisasi dengan kedalaman 3-4 meter dengan luas yang ada, maka situ tersebut akan mampu menampung 9 juta kubik air.
"Jika bikin situ baru belum tentu mampu menampung segitu banyak air, mungkin hanya beberapa kubik air tergantung berapa luas dan dalam yang mau dibangun, namun sekali lagi itu belum ada kajiannya," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, revitalisasi situ yang ada juga lebih efektif dari segi waktu. Jika hal tersebut disetujui oleh pemerintah pusat maka hanya dibutuhkan waktu tiga tahun saja.
"Tahun pertama DED, tahun kedua pembangunan dan tahun ketiganya bisa dilakukan perawatan. Dan di tahun ketiga ini sudah bisa menampung air, jika membangun waduk baru itu bisa lima tahun karena belum termasuk sosialisasi dan pembebasan lahan," terangnya.
Tak hanya itu, revitalisasi situ yang ada di Depok juga diyakininya akan menghemat anggaran. Untuk merevitalisasi kurang lebih 26 situ yang ada di Depok, kata Wijayanto, hanya membutuhkan anggaran sekitar Rp440 miliar.
"Bayangkan, jika harus membangun situ baru anggarannya bisa melebihi Rp 1 triliun, dan daya tangkapnya tidak besar. Untuk realisasinya tentu tergantung pusat, pengajuan anggaran sudah dilakukan, tinggal menunggu respon saja," pungkasnya.
Plt Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Wijayanto mengatakan, revitalisasi jauh lebih efektif dan efisien ketimbang membuat waduk seperti yang diinginkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Jika membangun waduk, kata dia, biayanya mahal dan untuk rencana jangka panjang.
"Kami rasa revitalisasi situ jauh lebih efektif dan efisien ketimbang membangun situ baru. Infonya akan dibangun situ, namun kelengkapan admistrasi termasuk sosialisasi kepada warga hingga kini belum ada," ujarnya di Depok, Jumat (31/1/2014).
Ia menjelaskan, efektifitas dilihat dari sisi daya tampung air hujan. Ia mencontohkan jika satu situ direvitalisasi dengan kedalaman 3-4 meter dengan luas yang ada, maka situ tersebut akan mampu menampung 9 juta kubik air.
"Jika bikin situ baru belum tentu mampu menampung segitu banyak air, mungkin hanya beberapa kubik air tergantung berapa luas dan dalam yang mau dibangun, namun sekali lagi itu belum ada kajiannya," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, revitalisasi situ yang ada juga lebih efektif dari segi waktu. Jika hal tersebut disetujui oleh pemerintah pusat maka hanya dibutuhkan waktu tiga tahun saja.
"Tahun pertama DED, tahun kedua pembangunan dan tahun ketiganya bisa dilakukan perawatan. Dan di tahun ketiga ini sudah bisa menampung air, jika membangun waduk baru itu bisa lima tahun karena belum termasuk sosialisasi dan pembebasan lahan," terangnya.
Tak hanya itu, revitalisasi situ yang ada di Depok juga diyakininya akan menghemat anggaran. Untuk merevitalisasi kurang lebih 26 situ yang ada di Depok, kata Wijayanto, hanya membutuhkan anggaran sekitar Rp440 miliar.
"Bayangkan, jika harus membangun situ baru anggarannya bisa melebihi Rp 1 triliun, dan daya tangkapnya tidak besar. Untuk realisasinya tentu tergantung pusat, pengajuan anggaran sudah dilakukan, tinggal menunggu respon saja," pungkasnya.
(mhd)