Banjir akibat kedisiplinan warga rendah
A
A
A
Sindonews.com - Bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta bukanlah hal baru yang ditemui oleh masyarakat Ibu Kota. Karena, banjir di Jakarta sudah sejak lama belum bisa dituntaskan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta hingga saat ini.
Banyak yang bisa menjadi penyebab atas bencana tersebut, salah satunya membuang sampah sembarangan. Kal itu juga merupakan minimnya kedisiplinan masyarakat Jakarta akan bencana banjir yang mengancam.
"Permasalahan ini tidak hanya karena infrastruktur yang buruk, tetapi juga akibat tingkat kedisiplinan warga yang rendah," kata Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Ulung Rusman di Depok, Rabu (15/1/2014).
Selain itu, kata dia, pemukiman warga di bantaran sungai dianggap sebagai penyebab penyempitan sungai. Mak itu, lanjutnya, pihaknya mendukung sumur resapan yang dilakukan pemerintah daerah.
"Saya setuju dengan rencana untuk membangun biopori sebagai sumur resapan. Selain itu semua, yang paling diperlukan adalah partisipasi aktif warga Jakarta untuk menjaga lingkungan, kebersihan dan jangan membuang sampah sembarangan," tegasnya.
Mantan aktivis 98 ini menambahkan, banjir tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Yang bisa dilakukan saat ini adalah mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. "Mitigasi atau upaya untuk mengurangi korban dari bencana, ini sangat penting," kata dia.
Selain siklus alam yang sedang memasuki musim penghujan, saat ini Indonesia sedang dalam risiko badai tropis yang diperkirakan sedang berada di wilayah timur Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, anomali cuaca sangat mungkin terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Baca:
TMC dinilai tak efektif atasi banjir
Banyak yang bisa menjadi penyebab atas bencana tersebut, salah satunya membuang sampah sembarangan. Kal itu juga merupakan minimnya kedisiplinan masyarakat Jakarta akan bencana banjir yang mengancam.
"Permasalahan ini tidak hanya karena infrastruktur yang buruk, tetapi juga akibat tingkat kedisiplinan warga yang rendah," kata Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Ulung Rusman di Depok, Rabu (15/1/2014).
Selain itu, kata dia, pemukiman warga di bantaran sungai dianggap sebagai penyebab penyempitan sungai. Mak itu, lanjutnya, pihaknya mendukung sumur resapan yang dilakukan pemerintah daerah.
"Saya setuju dengan rencana untuk membangun biopori sebagai sumur resapan. Selain itu semua, yang paling diperlukan adalah partisipasi aktif warga Jakarta untuk menjaga lingkungan, kebersihan dan jangan membuang sampah sembarangan," tegasnya.
Mantan aktivis 98 ini menambahkan, banjir tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Yang bisa dilakukan saat ini adalah mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. "Mitigasi atau upaya untuk mengurangi korban dari bencana, ini sangat penting," kata dia.
Selain siklus alam yang sedang memasuki musim penghujan, saat ini Indonesia sedang dalam risiko badai tropis yang diperkirakan sedang berada di wilayah timur Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, anomali cuaca sangat mungkin terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Baca:
TMC dinilai tak efektif atasi banjir
(mhd)