BLUD TMR sanggah lalai awasi orangutan
A
A
A
Sindonews.com - Badan Layanan Umum Daerah Taman Margasatwa Ragunan (BLUD TMR) menyanggah tudingan Centre for Orangutan Protection (COP) yang menyebut pihaknya patut disalahkan terkait tewasnya anak orangutan akibat terlilit rantai saat bermain di kandangnya.
Dalam surat sanggahan yang diterima Sindonews, Selasa (24/12/2013), Kepala BLUD TMR Marsawitri Gumay menepis tudingan Direktur COP Hardi Baktiantoro beberapa waktu lalu.
Menurutnya, TMR tidak pernah tutup kuping mendengar masukan dari perawat satwa (animal keeper). "Dalam merancang kandang dan penunjangnya, kami selalu melibatkan petugas terkait," katanya.
Untuk keamanan satwa, TMR selalu melibatkan koordinator peragaan dan perawat satwa untuk mendesain kandang dan sarana bermain hewan yang memadai.
"Kami juga menerapkan manajemen partisipatif di mana karyawan, termasuk animal keeper diberi kesempatan memberi masukan dalam penyempurnaan manajemen," katanya menjawab tudingan Direktur COP.
Mengenai kronologis kejadian kenapa orangutan tersebut sampai terlilit rantai hingga tewas, dijelaskan bahwa saat itu anak orangutan yang bernama Vulkani yang masih berusia tiga tahun terlalu aktif bermain.
Induk Vulkani yang bernama Pasha berusaha menolong anaknya yang saat itu berusaha melepaskan rantai yang melilit lehernya. Namun tindakan tersebut malah berakibat fatal, lilitan di leher Vulkani malah semakin kuat dan menyebabkannya tewas.
"Vulkani sudah biasa bermain di enclosure-nya dengan rantai. Saat kejadian dia terlalu aktif sehingga rantai melilit lehernya. Naluri induknya yang mau menolong malah membuat lilitan semakin kuat," ujarnya.
Terhadap kejadian tersebut, lanjutnya, TMR kini lebih meningkatkan sistem keamanan di kandang orangutan dan satwa lainnya.
Baca juga:
Orangutan 'gantung diri', pengelola Ragunan patut disalahkan
Orangutan 'gantung diri', TMR sebut itu kecelakaan
Orangutan 'gantung diri', TMR salahkan induknya
Dalam surat sanggahan yang diterima Sindonews, Selasa (24/12/2013), Kepala BLUD TMR Marsawitri Gumay menepis tudingan Direktur COP Hardi Baktiantoro beberapa waktu lalu.
Menurutnya, TMR tidak pernah tutup kuping mendengar masukan dari perawat satwa (animal keeper). "Dalam merancang kandang dan penunjangnya, kami selalu melibatkan petugas terkait," katanya.
Untuk keamanan satwa, TMR selalu melibatkan koordinator peragaan dan perawat satwa untuk mendesain kandang dan sarana bermain hewan yang memadai.
"Kami juga menerapkan manajemen partisipatif di mana karyawan, termasuk animal keeper diberi kesempatan memberi masukan dalam penyempurnaan manajemen," katanya menjawab tudingan Direktur COP.
Mengenai kronologis kejadian kenapa orangutan tersebut sampai terlilit rantai hingga tewas, dijelaskan bahwa saat itu anak orangutan yang bernama Vulkani yang masih berusia tiga tahun terlalu aktif bermain.
Induk Vulkani yang bernama Pasha berusaha menolong anaknya yang saat itu berusaha melepaskan rantai yang melilit lehernya. Namun tindakan tersebut malah berakibat fatal, lilitan di leher Vulkani malah semakin kuat dan menyebabkannya tewas.
"Vulkani sudah biasa bermain di enclosure-nya dengan rantai. Saat kejadian dia terlalu aktif sehingga rantai melilit lehernya. Naluri induknya yang mau menolong malah membuat lilitan semakin kuat," ujarnya.
Terhadap kejadian tersebut, lanjutnya, TMR kini lebih meningkatkan sistem keamanan di kandang orangutan dan satwa lainnya.
Baca juga:
Orangutan 'gantung diri', pengelola Ragunan patut disalahkan
Orangutan 'gantung diri', TMR sebut itu kecelakaan
Orangutan 'gantung diri', TMR salahkan induknya
(ysw)