Orangutan 'gantung diri', pengelola Ragunan patut disalahkan

Kamis, 19 Desember 2013 - 07:02 WIB
Orangutan gantung diri,...
Orangutan 'gantung diri', pengelola Ragunan patut disalahkan
A A A
Sindonews.com - Maraknya kasus kematian hewan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) dinilai karena sikap arogansi pihak manajemen yang selalu 'tutup kuping' terhadap rekomendasi dari para animal keeper.

Menurut Direktur Center for Orangutan Protection (COP), Hardi Baktiantoro, padahal, animal keeper di kebun bintang tersebut bisa dibilang sudah cukup pintar dan berpengalaman dalam hal merawat dan menangani satwa.

"Kalau pengalaman saya, di Ragunan itu para animal keeper atau perawat satwanya sudah pintar-pintar dan profesional. Sayangnya pihak manajemen kurang mendukung," katanya saat dihubungi SINDOnews, Kamis(19/12/2013).

Hardi mengungkapkan, para animal keeper di TMR sebenarnya sudah mempunyai sistem pengawasan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam perawatan hewan. Namun, rekomendasi dari animal keeper yang berkaitan dengan kebaikan hewan, selalu dimentahkan pihak manajemen.

"Masalahnya pihak manajemen tidak mendukung. Akibatnya, ada kejadian hewan mati terlilit di kandang dan sebagainya. Coba kalau sistem kandang sesuai dengan usulan dari animal keeper, pasti tidak akan seperti ini," ujarnya.

Ia mengaku sudah bekerja hampir setengah tahun mendampingi para house keeper di TMR. Sehingga mengetahui benar bagaimana cara mereka meningkatkan kualitas standar penanganan hewan layaknya di luar negeri.

Hardi menyebut, lambannya proses evakuasi saat menangani anak orangutan yang terlilit rantai ayunan pada 30 November lalu terjadi karena buruknya sistem kandang. Sehingga mau tak mau para house keeper melakukan tindakan pembiusan terhadap induk orangutan sebelum mengevakuasinya anaknya.

"Coba kalau misalnya ada modal dan sistem kandang yang baik, mungkin tidak ada kejadian seperti itu. Evakuasi lamban karena sistemnya tidak mendukung," terangnya.

Menurut Hardi, sampai kini tidak ada peningkatan fasilitas bagi hewan-hewan di TMR, khususnya terkait sistem perawatan satwa mulai dari peningkatan kandang dan pakan hewan. Hal itu terjadi karena pihak manajemen di level manajer dan direktur selalu punya rencana sendiri tanpa mengindahkan usulan dari animal keeper.

"Misalnya kandangnya tidak seperti ini tidak penah didengerin, akhirnya manajemen punya rencana sendiri. Itulah kenapa desain kandang dan fasilitasnya jadi enggak benar," pungkasnya.

Baca juga: Orangutan di Ragunan 'gantung diri'
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1000 seconds (0.1#10.140)