Kenangan Darman semasa kecil di Tegal

Selasa, 10 Desember 2013 - 09:01 WIB
Kenangan Darman semasa kecil di Tegal
Kenangan Darman semasa kecil di Tegal
A A A
“Selamat Jalan Kawan” begitulah bunyi personal message BlackBerry Messenger (BBM) beberapa anak–anak muda di Perumahan Pondok Martoloyo, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, begitu mengetahui rekan mereka menjadi korban kecelakaan kereta kemarin sore.

Mereka berduka, Darman Prasetyo (25) masinis KRL Commuter Line yang bertabrakan dengan truk pengangkut BBM di Perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jalan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, turut menjadi korban meninggal.

Mereka yang turut berbela sungkawa meninggalnya Darman adalah teman–teman mainnya. Sejak kecil, Darman tinggal di Jalan P. Flores Baru IV, RT03/RWXI, Perumahan Pondok Martoloyo, Kota Tegal.

SINDO sendiri juga mendengar kabar meninggalnya Darman sejak siang. Darman adalah teman bermain sewaktu kecil, di Pondok Martoloyo. Jarak rumahnya terpaut 10 rumah dengan reporter SINDO.

Biasa bermain sepak bola bersama, di lapangan yang lokasinya di sebelah utara perumahan. Tak jauh dari tambak–tambak. Karena memang perumahan itu dekat dengan Laut Jawa, pantai utara Kota Tegal.

Darman dulu bersekolah di SD Negeri Panggung 8, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Sekitar tahun 1993. Begitu lulus SD, lalu melanjutkan di SMP N 9 Kota Tegal, dan di SMK N 3 Kota Tegal.

Salah satu teman yang berduka, adalah Dimas Panji Purnamasidi (22). Dimas bekerja sebagai petugas penjaga palang pintu kereta api di Kota Tegal. Pada Minggu 8 Desember 2013 sehari sebelum kereta yang dimasinisi Darman kecelakaan di Bintaro, Dimas sempat bertemu.

“Itu Minggu sekira pukul 10.00. Darman lewat perlintasan kereta api di Jalan Poso (Perintis Kemerdekaan) Kota Tegal. Saya lagi jaga. Darman, lewat bersama isteri dan anaknya yang masih kecil. Menggunakan sepeda motor Supra X 125. Sempat menyapa saya, dines? Saya jawab iya,” kata Dimas saat dihubungi telepon selulernya oleh SINDO, Senin 9 Desember 2013 sore.

Setelah menyapa, Dimas tak lagi bertemu Darman di Perumahan Pondok Martoloyo. Pasalnya, dia berdinas sampai sore.

“Teman–teman rumah yang ketemu. Saya enggak ketemu lagi, karena berangkat kerja. Memang (Darman) tinggal di Pondok Martoloyo, dinasnya di Jakarta. Jadi sering bolak – balik. Anak isterinya di Pondok Martoloyo,” tambahnya.

Dimas tak menyangka kecelakaan yang terjadi di Jakarta itu ternyata dimasinisi oleh kawannya. Darman menjadi masinis menjelang 2010.

“Saya dulu satu sekolah di SD Negeri Panggung 8 Kota Tegal. Terpaut tiga tahun, Mas Darman kakak kelas saya, tiga tahun di atas,” tambahnya.

Dalam kenangan SINDO, Darman adalah sosok teman yang lucu, tidak pernah marah. Saat bersekolah di SDN Panggung 8 Kota Tegal dulu, Darman adalah adik kelas satu tahun.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5952 seconds (0.1#10.140)