Puluhan pasien KJS masih tertahan di IGD
A
A
A
Sindonews.com - Hingga hari ini, ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat masih dipenuhi puluhan pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang belum mendapatkan ruang rawat inap.
Sejak dua hari belakangan rumah sakit yang terletak di Jalan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat itu dibanjiri pasien KJS. Membludaknya pasien KJS membuat mereka terpaksa menunggu sampah ada ruang rawat inap di kelas tiga.
Pantauan di lapangan, puluhan pasien KJS dengan berbagai penyakit memenuhi ruang di lantai dasari rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut.
"Saya datang ke sini dari jam dua siang. Di rumah, sakit stroke ibu saya kambuh sampai jatuh di kamar mandi," kata Wadiah (32), salah satu pasien KJS kepada Sindonews di ruang IGD RSUD Tarakan, Jumat (08/11).
Perempuan yang mengaku tinggal di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat ini mengaku tetap dilayani dengan baik kendati tidak membawa KJS.
"Saya ke sini sama adik saya enggak bawa KJS, tapi cuma bawa nomor registrasi dari puskesmas," terangnya.
Meski tak membawa KJS, Wadiah menyatakan tetap diterima berobat gratis di RSUD Tarakan. Karena, sebelum sakit keras seperti ini, ibundanya itu telah berobat jalan di rumah sakit tersebut selama dua bulan dengan menggunakan KJS.
Di lokasi yang sama, Deli Marsudinata (17), pengguna KJS lainnya mengaku belum mendapatkan ruang inap kelas III selama dua hari. Sejak dua hari itulah, ayahnnya, Supriyadi (39) yang menderita sakit kuning disertai asam urat, dirawat di IGD.
Meski dirawat di IGD, remaja asal Jalan Limo RT03/09, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengaku cukup puas dengan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit.
Sebab, selama dirawat di ruang gawat darurat itu, ayahnya ditangani dengan baik, mulai dari obat, dan asupan makanan. "Semuanya enggak bayar, gratis," bebernya.
Sejak dua hari belakangan rumah sakit yang terletak di Jalan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat itu dibanjiri pasien KJS. Membludaknya pasien KJS membuat mereka terpaksa menunggu sampah ada ruang rawat inap di kelas tiga.
Pantauan di lapangan, puluhan pasien KJS dengan berbagai penyakit memenuhi ruang di lantai dasari rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta tersebut.
"Saya datang ke sini dari jam dua siang. Di rumah, sakit stroke ibu saya kambuh sampai jatuh di kamar mandi," kata Wadiah (32), salah satu pasien KJS kepada Sindonews di ruang IGD RSUD Tarakan, Jumat (08/11).
Perempuan yang mengaku tinggal di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat ini mengaku tetap dilayani dengan baik kendati tidak membawa KJS.
"Saya ke sini sama adik saya enggak bawa KJS, tapi cuma bawa nomor registrasi dari puskesmas," terangnya.
Meski tak membawa KJS, Wadiah menyatakan tetap diterima berobat gratis di RSUD Tarakan. Karena, sebelum sakit keras seperti ini, ibundanya itu telah berobat jalan di rumah sakit tersebut selama dua bulan dengan menggunakan KJS.
Di lokasi yang sama, Deli Marsudinata (17), pengguna KJS lainnya mengaku belum mendapatkan ruang inap kelas III selama dua hari. Sejak dua hari itulah, ayahnnya, Supriyadi (39) yang menderita sakit kuning disertai asam urat, dirawat di IGD.
Meski dirawat di IGD, remaja asal Jalan Limo RT03/09, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengaku cukup puas dengan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit.
Sebab, selama dirawat di ruang gawat darurat itu, ayahnya ditangani dengan baik, mulai dari obat, dan asupan makanan. "Semuanya enggak bayar, gratis," bebernya.
(ysw)