TPS liar menjamur di Depok
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah warga RT 09/RW01, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Depok mengeluhkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar yang terletak di Jalan Tanah Baru samping jembatan Merah, Kelurahan Beji.
Tumpukan sampah yang sudah menggunung tersebut dinilai telah mengganggu kenyamanan warga, seperti bau yang menyengat, banyak lalat dan dikhawatirkan mengundang penyakit.
Ketua RT09/RW01, Kelurahan Beji, Adi Gamur mengatakan, sampah di TPS itu sudah lama menumpuk dan jarang diangkut petugas kebersihan. Dia menegaskan, tumpukan sampah itu bukan berasal dari sampah warganya, tetapi berasal dari warga RW01, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji.
"Banyak pengendara yang melintas sambil membuang sampah di sini," ujar Adi di lokasi, Selasa (5/11/2013).
Karena itu, Adi meminta TPS tersebut ditutup karena telah mengganggu kenyamanan warga. "Saat membuat TPS itu juga tidak ada koordinasi dengan kita, padahal lokasinya berdekatan dengan wilayah saya," tegasnya.
Angka migrasi atau pertambahan penduduk di Depok di atas 4 persen setiap tahun. Tentu hal itu menambah angka tumpukan sampah meningkat dari 3 ribuan meter kubik per hari, kini menjadi 4.500 meter kubik per hari.
Depok hanya memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Cipayung yang kondisinya melebihi kapasitas. Meskipun sudah ada puluhan Unit Pengolahan Sampah (UPS) namun tetap saja tidak efektif dan masih menimbulkan tumpukan sampah liar.
Sehingga perluasan TPA Cipayung dirasakan mendesak. Teknologi dengan mesin inseneratot tersebut dipercaya bisa mengolah sampah 1.400 meter kubik per hari dengan suhu panas hingga 1.000 derajat celcius.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok Kania Parwanti mengatakan, kapasitas UPS hanya mampu mengolah sampah 20 persen, karena itu masih banyak ditemukan TPS liar di masyarakat. Jika teknologi ini dilakukan, dipastikan sampah liar tersebut akan berangsur berkurang.
“Paling cepat akhir tahun 2014 kita lakukan. Ini sebuah rekayasa tengah dan hilir. Kami tetap optimalkan UPS, pemilahan jalan, nanti hanya sampah residu, juga perbanyak bank sampah. Sekarang kan masih bisa ditemui TPS liar di jalan banyak banget,” ungkap Kania.
Tumpukan sampah yang sudah menggunung tersebut dinilai telah mengganggu kenyamanan warga, seperti bau yang menyengat, banyak lalat dan dikhawatirkan mengundang penyakit.
Ketua RT09/RW01, Kelurahan Beji, Adi Gamur mengatakan, sampah di TPS itu sudah lama menumpuk dan jarang diangkut petugas kebersihan. Dia menegaskan, tumpukan sampah itu bukan berasal dari sampah warganya, tetapi berasal dari warga RW01, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji.
"Banyak pengendara yang melintas sambil membuang sampah di sini," ujar Adi di lokasi, Selasa (5/11/2013).
Karena itu, Adi meminta TPS tersebut ditutup karena telah mengganggu kenyamanan warga. "Saat membuat TPS itu juga tidak ada koordinasi dengan kita, padahal lokasinya berdekatan dengan wilayah saya," tegasnya.
Angka migrasi atau pertambahan penduduk di Depok di atas 4 persen setiap tahun. Tentu hal itu menambah angka tumpukan sampah meningkat dari 3 ribuan meter kubik per hari, kini menjadi 4.500 meter kubik per hari.
Depok hanya memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Cipayung yang kondisinya melebihi kapasitas. Meskipun sudah ada puluhan Unit Pengolahan Sampah (UPS) namun tetap saja tidak efektif dan masih menimbulkan tumpukan sampah liar.
Sehingga perluasan TPA Cipayung dirasakan mendesak. Teknologi dengan mesin inseneratot tersebut dipercaya bisa mengolah sampah 1.400 meter kubik per hari dengan suhu panas hingga 1.000 derajat celcius.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok Kania Parwanti mengatakan, kapasitas UPS hanya mampu mengolah sampah 20 persen, karena itu masih banyak ditemukan TPS liar di masyarakat. Jika teknologi ini dilakukan, dipastikan sampah liar tersebut akan berangsur berkurang.
“Paling cepat akhir tahun 2014 kita lakukan. Ini sebuah rekayasa tengah dan hilir. Kami tetap optimalkan UPS, pemilahan jalan, nanti hanya sampah residu, juga perbanyak bank sampah. Sekarang kan masih bisa ditemui TPS liar di jalan banyak banget,” ungkap Kania.
(mhd)