Setahun Jokowi mimpin, pelayanan transportasi publik menurun
A
A
A
Sindonews.com - Setahun Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta belum menunjukkan perbaikan transportasi massal. Pasalnya target pengadaan 15 koridor bus Transjakarta belum tercapai.
Tidak hanya itu, selama tahun 2013 terjadi penurunan penumpang. Jika pada 2012 tercatat rata-rata penumpang Bus Transjakarta per hari mencapai 420.000 orang per hari. Namun tahun ini hanya 380.000 orang per hari.
Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, penurunan itu akibat kehadiran bus di shelter sekarang initidak dapat diprediksi. Sehingga penumpukan penumpang tak terhindarkan lagi.
Kurangnya konsistensi dari petugas baik petugas Dinas Perhubungan dengan pihak Kepolisian membuat jalur bus Transjakarta sering dimasuki oleh kendaraan lain.
"Ini merupakan penyebab berkurangnya penumpang bus Transjakarta, padahal pada 2010 sempat dibuat satgas sterilisasi jalur bus transjakarta," ucapnya.
Hal lain yang menjadi kurang efektifnya bus Transjakarta adalah minimnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dimana saat ini hanya ada enam SPBG di seluruh Jakarta, yakni di Cengkareng, Jelambar, Perintis Kemerdekaan, Pinang Ranti, Pancoran dan Rawamangun.
Idealnya tiap koridor harus memiliki satu SPBG. Jika hal tersebut belum bisa direalisasikan seharusnya Pemerintah Provinsi DKI harus bisa mengusahakan adanya Mobile Refuel Unit (MRU). "Dengan demikian operasional Bus Transjakarta bisa lebih maksimal," ucapnya.
Tidak hanya itu, selama tahun 2013 terjadi penurunan penumpang. Jika pada 2012 tercatat rata-rata penumpang Bus Transjakarta per hari mencapai 420.000 orang per hari. Namun tahun ini hanya 380.000 orang per hari.
Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mengatakan, penurunan itu akibat kehadiran bus di shelter sekarang initidak dapat diprediksi. Sehingga penumpukan penumpang tak terhindarkan lagi.
Kurangnya konsistensi dari petugas baik petugas Dinas Perhubungan dengan pihak Kepolisian membuat jalur bus Transjakarta sering dimasuki oleh kendaraan lain.
"Ini merupakan penyebab berkurangnya penumpang bus Transjakarta, padahal pada 2010 sempat dibuat satgas sterilisasi jalur bus transjakarta," ucapnya.
Hal lain yang menjadi kurang efektifnya bus Transjakarta adalah minimnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dimana saat ini hanya ada enam SPBG di seluruh Jakarta, yakni di Cengkareng, Jelambar, Perintis Kemerdekaan, Pinang Ranti, Pancoran dan Rawamangun.
Idealnya tiap koridor harus memiliki satu SPBG. Jika hal tersebut belum bisa direalisasikan seharusnya Pemerintah Provinsi DKI harus bisa mengusahakan adanya Mobile Refuel Unit (MRU). "Dengan demikian operasional Bus Transjakarta bisa lebih maksimal," ucapnya.
(mhd)