Peserta TKD minta stigma PNS malas hilang
A
A
A
Sindonews.com - Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam ujian tes kemampuan dasar (TKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS), membuat setiap peserta ujian dapat langsung mengetahui nilai yang diraihnya sesaat setelah selesai mengerjakan ujian.
Pelaksanaan ujian TKD CPNS di Depok salah satunya, melahirkan peserta dengan rekor bobot tertinggi.
"Nilainya 390, dari total passing grade 500. Ini rekor tertinggi, biasanya rata-rata masuk kementrian 200-250, ini pesertanya dari Ciamis," ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Depok Harry Prihanto, di Fakultas Teknik UI, Depok, Minggu (13/10/2013).
Salah seorang peserta lulusan UNS cabang Kebumen, Jawa Tengah Slamet Murwono (25) mengaku, ikut tes CPNS karena ingin menjadi pegawai negeri. Selain itu, menurutnya, ia mempunyai misi tersendiri karena Kota Depok di matanya adalah kota penyangga Jakarta yang sudah cukup baik perekonomiannya.
"Ingin cari pengalaman di Depok, karena belum pernah ke Depok. Ingin tahu Depok, bagus nyaman. Nama UI langsung di pikiran saya, ketika mendengar Depok. CPNS soal gajinya itu rejeki saja, namanya rejeki kadang bagus, kadang enggak bagus," ungkapnya.
Slamet menilai, stigma PNS seringkali mangkir kerja sudah kerap terjadi. Namun ia yang ingin menjadi guru itu berjanji akan berdedikasi penuh jika lolos.
"Mungkin memang ada yang kayak begitu, seorang guru yang malas. Tapi enggak boleh simpulkan semua malas. Agar bisa lebih baik, kita harus menghilangkan image buruk. Saya harus kerja lebih bagus," katanya.
Klik di sini untuk berita terkait.
Pelaksanaan ujian TKD CPNS di Depok salah satunya, melahirkan peserta dengan rekor bobot tertinggi.
"Nilainya 390, dari total passing grade 500. Ini rekor tertinggi, biasanya rata-rata masuk kementrian 200-250, ini pesertanya dari Ciamis," ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Depok Harry Prihanto, di Fakultas Teknik UI, Depok, Minggu (13/10/2013).
Salah seorang peserta lulusan UNS cabang Kebumen, Jawa Tengah Slamet Murwono (25) mengaku, ikut tes CPNS karena ingin menjadi pegawai negeri. Selain itu, menurutnya, ia mempunyai misi tersendiri karena Kota Depok di matanya adalah kota penyangga Jakarta yang sudah cukup baik perekonomiannya.
"Ingin cari pengalaman di Depok, karena belum pernah ke Depok. Ingin tahu Depok, bagus nyaman. Nama UI langsung di pikiran saya, ketika mendengar Depok. CPNS soal gajinya itu rejeki saja, namanya rejeki kadang bagus, kadang enggak bagus," ungkapnya.
Slamet menilai, stigma PNS seringkali mangkir kerja sudah kerap terjadi. Namun ia yang ingin menjadi guru itu berjanji akan berdedikasi penuh jika lolos.
"Mungkin memang ada yang kayak begitu, seorang guru yang malas. Tapi enggak boleh simpulkan semua malas. Agar bisa lebih baik, kita harus menghilangkan image buruk. Saya harus kerja lebih bagus," katanya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)