TPA overload, ini yang dilakukan DKP Depok
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok melakukan rekayasa terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Rekayasa dilakukan dengan membuat tebing di sekitar area kolam B yang saat ini masih digunakan. Dengan cara tersebut, diharapkan kolam penampungan sampah masih berfungsi hingga pertengahan tahun 2014.
Pelaksana tugas (Plt) DKP Kota Depok Kania Parwanti mengatakan, saat ini TPA Cipayung memiliki tiga kolam penampungan sampah yaitu A, B, dan C. Namun saat ini kolam yang berfungsi hanya satu yaitu kolam B.
“Memang sistem kolam sampah di TPA Cipayung saat ini kan menggunakan cover soil, jadi sampah ditumpuk, lalu ditutup tanah dan diendapkan. Jadi dua kolam sudah penuh dan harus didiamkan dulu, jadi yang berfungsi hanya satu,” kata Kania, Jumat (27/9/2013).
Meskipun demikian, kata Kania, kolam B yang saat ini digunakan juga sebenarnya sudah melebihi kapasitas. Kolam C sebenarnya sudah ditutup sejak empat tahun lalu sehingga sudah bisa dibuka kembali.
Namun saat ini penggunaan kolam C tersebut mendapatkan kendala penolakan dari warga karena lokasinya paling berdekatan dengan perumahan.
TPA yang akan dibangun itu bentuknya tidak sama dengan sebelumnya. Konsep kolam baru nanti disertakan konsep hijau. Sehingga diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang keluar.
Dia menambahkan, saat ini produksi sampah di Kota Depok mencapai 5.000 meter persegi per hari. Meskipun demikian, DKP hanya mampu mengangkut 1.200 m3 sampah ke TPA.
“Namun saat ini sampah yang masuk ke TPA masih banyak yang belum dipilah. Nanti diharapkan sebanyak 1.200 m3 sampah yang masuk, sudah berbentuk residu,” ujar Kania.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Cipayung Iyay Gumilar mengatakan, luas TPA Cipayung saat ini 11,2 hektare. Rata-rata ketiga kolam di TPA Cipayung memiliki tumpukan sampah lebih dari 10 meter dari permukaan tanah.
Kolam A memiliki luas 2,1 hektar dengan kedalaman 12 meter dan tinggi 10 hektar dari permukaan tanah. Sementara kolam C memiliki luas 6.000m2, dengan kedalaman 13 meter dan tinggi 15 meter. Kolam B yang masih digunakan saat ini bisa menampung sampah 1.500 m3 atau setara dengan 350 ton.
Pelaksana tugas (Plt) DKP Kota Depok Kania Parwanti mengatakan, saat ini TPA Cipayung memiliki tiga kolam penampungan sampah yaitu A, B, dan C. Namun saat ini kolam yang berfungsi hanya satu yaitu kolam B.
“Memang sistem kolam sampah di TPA Cipayung saat ini kan menggunakan cover soil, jadi sampah ditumpuk, lalu ditutup tanah dan diendapkan. Jadi dua kolam sudah penuh dan harus didiamkan dulu, jadi yang berfungsi hanya satu,” kata Kania, Jumat (27/9/2013).
Meskipun demikian, kata Kania, kolam B yang saat ini digunakan juga sebenarnya sudah melebihi kapasitas. Kolam C sebenarnya sudah ditutup sejak empat tahun lalu sehingga sudah bisa dibuka kembali.
Namun saat ini penggunaan kolam C tersebut mendapatkan kendala penolakan dari warga karena lokasinya paling berdekatan dengan perumahan.
TPA yang akan dibangun itu bentuknya tidak sama dengan sebelumnya. Konsep kolam baru nanti disertakan konsep hijau. Sehingga diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang keluar.
Dia menambahkan, saat ini produksi sampah di Kota Depok mencapai 5.000 meter persegi per hari. Meskipun demikian, DKP hanya mampu mengangkut 1.200 m3 sampah ke TPA.
“Namun saat ini sampah yang masuk ke TPA masih banyak yang belum dipilah. Nanti diharapkan sebanyak 1.200 m3 sampah yang masuk, sudah berbentuk residu,” ujar Kania.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Cipayung Iyay Gumilar mengatakan, luas TPA Cipayung saat ini 11,2 hektare. Rata-rata ketiga kolam di TPA Cipayung memiliki tumpukan sampah lebih dari 10 meter dari permukaan tanah.
Kolam A memiliki luas 2,1 hektar dengan kedalaman 12 meter dan tinggi 10 hektar dari permukaan tanah. Sementara kolam C memiliki luas 6.000m2, dengan kedalaman 13 meter dan tinggi 15 meter. Kolam B yang masih digunakan saat ini bisa menampung sampah 1.500 m3 atau setara dengan 350 ton.
(ysw)