Ingin tangkap pencuri, Agus ditembak
A
A
A
Sindonews.com - Kejahatan di Ibu Kota memang sudah sangat mengkhawatirkan. Karena, para pelaku tindakan kriminalitas tidak tanggung-tanggung menyakiti korbannya, hingga membunuhnya dengan senjata api (senpi).
pencurian motor di Jalan Tanah Tinggi IV RT 07/07 No.37 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta Pusat, Agus Salim (28), terkena timas panas saat memergoki aksi pencurian itu.
Hingga kini petugas masih memburu empat pelaku yang berhasil melarikan diri. Korban yang terkena timah panas menjalani operasi di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, kejadian bermula saat pelaku yang berjumlah empat orang hendak mencuri motor Honda Revo hitam B 6690 PTZ dan Satria B 6722 PUH sekira pukul 02.45 WIB.
Saat kejadian, pelaku kepergok ketua RT setempat dan langsung diteriaki maling. Pelaku langsung panik dan melarikan diri sembari melepaskan tembakan ke udara sebanyak tiga kali. Menurutnya, pelaku empat orang, dua orang masuk ke dalam Gang untuk mencuri motor. Dua orang lainnya menunggu di mulut gang.
"Setelah diketahui warga, pelaku melepaskan tembakan membabi buta," ujar Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Menurut Cali Beyus, warga sekitar yang selamat dari peristiwa penembakan mengatakan, dirinya bersyukur peluru tidak mengenai dirinya dan hanya bersarang di pintu rumahnya. Ia mengatakan sempat melihat keempat pelaku yang tampaknya masih berusia muda. Menurutnya pelaku menutupi wajah menggunakan topi, tiga lainnya pakai helm.
"Yang pakai topi itu kelihatan muda pakai jaket hitam garis oranye," ujar Cali kepada wartawan di rumahnya, Jalan Tanah Tinggi Gang 10 No 37, Jakarta Pusat.
Daryanti kakak korban menerangkan, saat itu adiknya belum tidur. Lalu, saat mendengar ada teriakan 'maling' Agus langsung keluar rumah dan berusaha menangkap maling itu. Tapi, nahas Agus tertemba pelaku pencurian motor itu.
"Adik saya tidak mengira jika tertembak, dirinya baru mengetahui saat akan berlari. Selanjutnya agus tidak bisa apa-apa," jelas kakak korban, di rumahnya, Jalan Tanah Tinggi Gang 10 No 37, kemarin.
Sementara itu Kriminolog dari Universitas Asyafi'iyah Masriadi Pasaribu mengatakan, banyaknya peristiwa pencurian motor yang menggunakan senjata api membuktikan lemahnya fungsi pengamanan dari petugas kepolisian.
Menurutnya, pelaku sudah menyiapkan senjata api untuk mencegah jika apa yang dilakukannya diketahui. Melihat tindakan masyarakat kepada pelaku ranmor selalu beringas, membuat pelaku melindungi dirinya dengan senjata api.
Menurutnya ada dua yang harus dilakukan Polres untuk mengendalikan Jakarta Pusat, yakni dengan benar-benar menggiatkan patroli wilayah baik dari anggota polri hingga anggota kelompok sadar keamanan dan ketertiban masyarakat (Poldar Kamtibmas).
"Ini merupakan bukti bahwa polisi belum bekerja maksimal," tuturnya.
Sementara hal lain yang harus menjadi prioritas adalah keberadaan senjata api ilegal di tangan orang yang tidak seharusnya memegang senjata api. Dirinya juga menanyakan kinerja petugas kepolisian yang selama ini menggemborkan prestasi atas penangkapan pemilik senjata api ilegal.
"Ketika petugas polisi ditembak, pelaku bisa cepat ditangkap, namun jika warga yang menjadi korban polisi hanya melakukan pencitraan," tuturnya.
pencurian motor di Jalan Tanah Tinggi IV RT 07/07 No.37 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta Pusat, Agus Salim (28), terkena timas panas saat memergoki aksi pencurian itu.
Hingga kini petugas masih memburu empat pelaku yang berhasil melarikan diri. Korban yang terkena timah panas menjalani operasi di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, kejadian bermula saat pelaku yang berjumlah empat orang hendak mencuri motor Honda Revo hitam B 6690 PTZ dan Satria B 6722 PUH sekira pukul 02.45 WIB.
Saat kejadian, pelaku kepergok ketua RT setempat dan langsung diteriaki maling. Pelaku langsung panik dan melarikan diri sembari melepaskan tembakan ke udara sebanyak tiga kali. Menurutnya, pelaku empat orang, dua orang masuk ke dalam Gang untuk mencuri motor. Dua orang lainnya menunggu di mulut gang.
"Setelah diketahui warga, pelaku melepaskan tembakan membabi buta," ujar Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Menurut Cali Beyus, warga sekitar yang selamat dari peristiwa penembakan mengatakan, dirinya bersyukur peluru tidak mengenai dirinya dan hanya bersarang di pintu rumahnya. Ia mengatakan sempat melihat keempat pelaku yang tampaknya masih berusia muda. Menurutnya pelaku menutupi wajah menggunakan topi, tiga lainnya pakai helm.
"Yang pakai topi itu kelihatan muda pakai jaket hitam garis oranye," ujar Cali kepada wartawan di rumahnya, Jalan Tanah Tinggi Gang 10 No 37, Jakarta Pusat.
Daryanti kakak korban menerangkan, saat itu adiknya belum tidur. Lalu, saat mendengar ada teriakan 'maling' Agus langsung keluar rumah dan berusaha menangkap maling itu. Tapi, nahas Agus tertemba pelaku pencurian motor itu.
"Adik saya tidak mengira jika tertembak, dirinya baru mengetahui saat akan berlari. Selanjutnya agus tidak bisa apa-apa," jelas kakak korban, di rumahnya, Jalan Tanah Tinggi Gang 10 No 37, kemarin.
Sementara itu Kriminolog dari Universitas Asyafi'iyah Masriadi Pasaribu mengatakan, banyaknya peristiwa pencurian motor yang menggunakan senjata api membuktikan lemahnya fungsi pengamanan dari petugas kepolisian.
Menurutnya, pelaku sudah menyiapkan senjata api untuk mencegah jika apa yang dilakukannya diketahui. Melihat tindakan masyarakat kepada pelaku ranmor selalu beringas, membuat pelaku melindungi dirinya dengan senjata api.
Menurutnya ada dua yang harus dilakukan Polres untuk mengendalikan Jakarta Pusat, yakni dengan benar-benar menggiatkan patroli wilayah baik dari anggota polri hingga anggota kelompok sadar keamanan dan ketertiban masyarakat (Poldar Kamtibmas).
"Ini merupakan bukti bahwa polisi belum bekerja maksimal," tuturnya.
Sementara hal lain yang harus menjadi prioritas adalah keberadaan senjata api ilegal di tangan orang yang tidak seharusnya memegang senjata api. Dirinya juga menanyakan kinerja petugas kepolisian yang selama ini menggemborkan prestasi atas penangkapan pemilik senjata api ilegal.
"Ketika petugas polisi ditembak, pelaku bisa cepat ditangkap, namun jika warga yang menjadi korban polisi hanya melakukan pencitraan," tuturnya.
(mhd)