Anak korban penembakan tidak akan diperlakukan khusus
A
A
A
Sindonews.com - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) berjanji akan membantu anak-anak polisi korban penembakan untuk bergabung dalam keluarga besar Polri. Kendati demikian, tidak ada perlakuan khusus dalam proses penerimaan anggota Polri terhadap anak-anak tersebut.
Kepala Biro Perawatan Personel Mabes Polri Brigadir Jenderal Siswaluyo mengatakan para anak-anak tersebut nantinya tetap akan melewati seleksi penerimaan anggota sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Seleksinya sama saja, tidak ada yang dibedakan," ungkap Siswaluyo saat ditemui usai memberikan bantuan beasiswa bagi anak Polisi korban penembakan di gedung Sanggita, Jakarta Timur, Jumat (13/9/2013).
Dikatakan Siswaluyo, jika para anak-anak tersebut dinilai tidak memenuhi persyaratan untuk masuk kedalam akademi kepolisian, masih terdapat jalan alternatif lain yang bisa ditempuh untuk menjadi bagian dari Polri.
"Kalau Akpol tidak bisa masuk, bisa masuk Bintara (Sekolah Calon Bintara), kalau tidak bisa melalui PNS," paparnya.
Dalam dialog yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, saat memberikan bantuan beasiswa, sebagian besar anak-anak Polisi korban penembakan memiliki cita-cita untuk menjadi anggota Polisi untuk meneruskan perjuangan sang ayah tercinta.
"Cita-citanya mau jadi Akpol," kata Krisna (12) putra dari Ajun Inspektur Satu Dwiyatna saat menjawab pertanyaan Nuh.
Tidak hanya Krisna, putri kedua dari Ajun Inspektur Dua Sukardi, Devi Novita (16) juga bercita-cita menjadi polisi wanita."Biar nerusin ayah. Ayah pernah berpesan harus rajin belajar," kata siswi yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu.
Bahkan Risa, anak kedua dari Aiptu Dwiyatna, yang tengah mengenyam pendidikan diploma tiga semester V jurusan kebidanan mengaku ingin menjadi perawat yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur.
Artikel selengkapnya klik disini
Kepala Biro Perawatan Personel Mabes Polri Brigadir Jenderal Siswaluyo mengatakan para anak-anak tersebut nantinya tetap akan melewati seleksi penerimaan anggota sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Seleksinya sama saja, tidak ada yang dibedakan," ungkap Siswaluyo saat ditemui usai memberikan bantuan beasiswa bagi anak Polisi korban penembakan di gedung Sanggita, Jakarta Timur, Jumat (13/9/2013).
Dikatakan Siswaluyo, jika para anak-anak tersebut dinilai tidak memenuhi persyaratan untuk masuk kedalam akademi kepolisian, masih terdapat jalan alternatif lain yang bisa ditempuh untuk menjadi bagian dari Polri.
"Kalau Akpol tidak bisa masuk, bisa masuk Bintara (Sekolah Calon Bintara), kalau tidak bisa melalui PNS," paparnya.
Dalam dialog yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, saat memberikan bantuan beasiswa, sebagian besar anak-anak Polisi korban penembakan memiliki cita-cita untuk menjadi anggota Polisi untuk meneruskan perjuangan sang ayah tercinta.
"Cita-citanya mau jadi Akpol," kata Krisna (12) putra dari Ajun Inspektur Satu Dwiyatna saat menjawab pertanyaan Nuh.
Tidak hanya Krisna, putri kedua dari Ajun Inspektur Dua Sukardi, Devi Novita (16) juga bercita-cita menjadi polisi wanita."Biar nerusin ayah. Ayah pernah berpesan harus rajin belajar," kata siswi yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu.
Bahkan Risa, anak kedua dari Aiptu Dwiyatna, yang tengah mengenyam pendidikan diploma tiga semester V jurusan kebidanan mengaku ingin menjadi perawat yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur.
Artikel selengkapnya klik disini
(ysw)