Ini pengalaman penumpang bus Miniarta maut yang selamat
A
A
A
Sindonews.com - Selama perjalanan dari Cirebon ke Jakarta, bus Miniarta maut yang dicarter untuk membawa kuli bangunan itu ternyata kerap bermasalah. Mulai ban kerap kempes, hingga mesin yang tiba-tiba mati serta sopir yang ugal-ugalan.
Dodo (19) warga Babakan, Ciledug, Kabupaten Cirebon, kuli bangunan yang seharusnya ikut dalam rombongan bus tersebut selamat setelah berfirasat buruk. Akhirnya, Dodo memilih berangkat naik motor daripada naik minibus tersebut.
"Saya berangkat naik motor dari Cirebon, saya memang sampai lebih dulu di Depok, kaget mendengar kabar bus terguling," tuturnya di RS Sentra Medika, Depok, Senin (19/8/2013).
Dodo mengungkapkan bahwa selama di perjalanan, ia selalu mendapat kabar dari teman-temannya sesama kuli bangunan di dalam bus, bahwa bus kerap kali mogok. Bahkan ban bus tersebut beberapa kali kempes.
"Tiga kali mogok, lalu ban kempes, dan air radiatornya kering, jalannya juga mengebut, jadi memang sudah banyak masalah saat jalan," ungkapnya.
Salah satu korban luka yang masih terbaring di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RS Sentra Medika, Husen (16) mengaku akan kembali ke Depok untuk bekerja dari mudik di kampung halaman. Saat perjalanan hanya beristirahat satu kali di pom bensin (rest area) tol Cipularang.
"Hanya satu kali istirahat, saya memang niat mau kerja lagi karena kemarin habis mudik, disini saya sudah kerja lima bulan," tutur Husen.
Bus Miniarta maut tersebut terguling pukul 19.00 WIB, Minggu 18 Agustus 2013 malam di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok. Bus tersebut membawa 25 kuli bangunan asal Cirebon usai mudik lebaran, tiga diantaranya tewas.
Kasus tersebut saat ini ditangani Polresta Depok, sementara sopir bus, Alex Suhendra, sudah menyerahkan diri di Polsek Beji.
Dodo (19) warga Babakan, Ciledug, Kabupaten Cirebon, kuli bangunan yang seharusnya ikut dalam rombongan bus tersebut selamat setelah berfirasat buruk. Akhirnya, Dodo memilih berangkat naik motor daripada naik minibus tersebut.
"Saya berangkat naik motor dari Cirebon, saya memang sampai lebih dulu di Depok, kaget mendengar kabar bus terguling," tuturnya di RS Sentra Medika, Depok, Senin (19/8/2013).
Dodo mengungkapkan bahwa selama di perjalanan, ia selalu mendapat kabar dari teman-temannya sesama kuli bangunan di dalam bus, bahwa bus kerap kali mogok. Bahkan ban bus tersebut beberapa kali kempes.
"Tiga kali mogok, lalu ban kempes, dan air radiatornya kering, jalannya juga mengebut, jadi memang sudah banyak masalah saat jalan," ungkapnya.
Salah satu korban luka yang masih terbaring di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RS Sentra Medika, Husen (16) mengaku akan kembali ke Depok untuk bekerja dari mudik di kampung halaman. Saat perjalanan hanya beristirahat satu kali di pom bensin (rest area) tol Cipularang.
"Hanya satu kali istirahat, saya memang niat mau kerja lagi karena kemarin habis mudik, disini saya sudah kerja lima bulan," tutur Husen.
Bus Miniarta maut tersebut terguling pukul 19.00 WIB, Minggu 18 Agustus 2013 malam di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok. Bus tersebut membawa 25 kuli bangunan asal Cirebon usai mudik lebaran, tiga diantaranya tewas.
Kasus tersebut saat ini ditangani Polresta Depok, sementara sopir bus, Alex Suhendra, sudah menyerahkan diri di Polsek Beji.
(ysw)