Polisi sesalkan pembangunan JPO molor
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pembangunan jembatan penyebrangan orang (JPO) tertunda. Sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Depok menargetkan membangun JPO di sejumlah titik pada pertengahan 2013.
Namun hingga saat ini tidak ada tanda-tanda dibangunnya JPO. Hal itu sangat disesalkan mengingat intensitas warga yang menyebrang jalan enam lajur di Depok sangat tinggi. Sehingga tak jarang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Catatan kepolisian, mayoritas laka lantas terjadi pada penyebrang jalan dan kendaraan roda dua.
Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Kristanto Yoga mengatakan, selama JPO belum dibangun maka ancaman keselamatan jiwa dan kecelakaan akan terus mengintai warga yang menyeberang sembarangan di jalan protokol Depok.
"Sudah hampir mau satu tahun realisasi pembangunan JPO tidak ada sampai sekarang. Seharusnya Pemkot (Pemerintah Kota Depok) harus mengerti standar keselamatan pengguna jalan. Jika terjadi kecelakaan pasti institusi kami yang akan disoroti," kata Kristanto di Depok, Senin (19/8/2013).
Dia menegaskan, kebutuhan akan JPO sangat mendesak saat ini. Terutama di jalan protokol di Depok. Setidaknya, Pemkot Depok merencanakan pembangunan empat JPO di tahun 2013.
Dipaparkan Kris, intensitas bangkitan penyebrang dan arus kendaraan di jalan penghubung Depok dan Jakarta itu sangat padat. Serta, tingginya aktifitas warga yang keluar masuk diarea pusat perkantoran dan perbelanjaan.
"Sudah jelas ada aturan dan perda yang dibuat, tetapi tetap saja tidak diindahkan oleh Pemkot. Kami sudah sering kali usulkan agar pembangunannya dicicil agar keselamatan pejalan kaki bisa diminimalisir," tegasnya.
Dalam cacatan Satuan Lalu Lintas Polresta Depok, dalam dua bulan terakhir terjadi delapan kasus kecelakaan lalulintas di ruas Jalan Margonda Raya. Mayoritas korban yang mengalami kecelakaan adalah para penyeberang jalan di jalan protokol tersebut.
Dia mencontohkan, lima kasus penyerempetan dan tiga tabrakan motor. Para korban yang mengelami luka ringan.
"Ini yang tak diperhatikan Pemkot selama ini. Kalau mereka sadar akan keselamatan mungkin satu JPO sudah dibangun. Sekarang ini bukannya JPO yang dibangun, malah halte yang dipugar," paparnya.
Dia pun mengimbau agar Dishub membangun satu atau dua JPO di ruas Margonda Raya. Yakni, tepat di depan tugu selamatan datang Kota Depok dan depan Balai Kota. Sebab, di dua titik itu kepadatan aktifitas penduduk yang hilir mudik seperti mahasiswa untuk belajar dan warga mengurus administrasi sangat besar.
"Permintaan ini sudah kerap kali kami usulkan, agar keselamatan jiwa masyarakat terjamin. Dan yang paling penting adanya JPO bisa mengubah pola perilaku tidak menyeberang sembarangan. Ini juga menjadi penyebab kemacetan. Ya jadi kami mohon ini ditinjau kembali," imbuh Kristanto.
Namun hingga saat ini tidak ada tanda-tanda dibangunnya JPO. Hal itu sangat disesalkan mengingat intensitas warga yang menyebrang jalan enam lajur di Depok sangat tinggi. Sehingga tak jarang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Catatan kepolisian, mayoritas laka lantas terjadi pada penyebrang jalan dan kendaraan roda dua.
Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Kristanto Yoga mengatakan, selama JPO belum dibangun maka ancaman keselamatan jiwa dan kecelakaan akan terus mengintai warga yang menyeberang sembarangan di jalan protokol Depok.
"Sudah hampir mau satu tahun realisasi pembangunan JPO tidak ada sampai sekarang. Seharusnya Pemkot (Pemerintah Kota Depok) harus mengerti standar keselamatan pengguna jalan. Jika terjadi kecelakaan pasti institusi kami yang akan disoroti," kata Kristanto di Depok, Senin (19/8/2013).
Dia menegaskan, kebutuhan akan JPO sangat mendesak saat ini. Terutama di jalan protokol di Depok. Setidaknya, Pemkot Depok merencanakan pembangunan empat JPO di tahun 2013.
Dipaparkan Kris, intensitas bangkitan penyebrang dan arus kendaraan di jalan penghubung Depok dan Jakarta itu sangat padat. Serta, tingginya aktifitas warga yang keluar masuk diarea pusat perkantoran dan perbelanjaan.
"Sudah jelas ada aturan dan perda yang dibuat, tetapi tetap saja tidak diindahkan oleh Pemkot. Kami sudah sering kali usulkan agar pembangunannya dicicil agar keselamatan pejalan kaki bisa diminimalisir," tegasnya.
Dalam cacatan Satuan Lalu Lintas Polresta Depok, dalam dua bulan terakhir terjadi delapan kasus kecelakaan lalulintas di ruas Jalan Margonda Raya. Mayoritas korban yang mengalami kecelakaan adalah para penyeberang jalan di jalan protokol tersebut.
Dia mencontohkan, lima kasus penyerempetan dan tiga tabrakan motor. Para korban yang mengelami luka ringan.
"Ini yang tak diperhatikan Pemkot selama ini. Kalau mereka sadar akan keselamatan mungkin satu JPO sudah dibangun. Sekarang ini bukannya JPO yang dibangun, malah halte yang dipugar," paparnya.
Dia pun mengimbau agar Dishub membangun satu atau dua JPO di ruas Margonda Raya. Yakni, tepat di depan tugu selamatan datang Kota Depok dan depan Balai Kota. Sebab, di dua titik itu kepadatan aktifitas penduduk yang hilir mudik seperti mahasiswa untuk belajar dan warga mengurus administrasi sangat besar.
"Permintaan ini sudah kerap kali kami usulkan, agar keselamatan jiwa masyarakat terjamin. Dan yang paling penting adanya JPO bisa mengubah pola perilaku tidak menyeberang sembarangan. Ini juga menjadi penyebab kemacetan. Ya jadi kami mohon ini ditinjau kembali," imbuh Kristanto.
(mhd)