Pasca mudik, Sudin Dukcapil Jaktim gelar Biduk
A
A
A
Sindonews.com - Setelah tidak ada Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) di Jakarta, Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Timur (Sudin Dukcapil Jaktim) rencananya akan menggelar Pembinaan Kependudukan (Biduk).
Kepala Seksi Penertiban dan Kerja Sama Sudin Dukcapil Jaktim, Enap Hanapi mengatakan, pihaknya akan melakukan Biduk dua minggu setelah lebaran hingga dua bulan kedepan sebanyak 12 kali.
"Selama 14 hari setelah lebaran, kita beri waktu kepada pendatang agar wajib lapor ke RT/RW setempat," katanya kepada Sindonews, Jumat 19 Juli 2013.
Ia melanjutkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Sudin Perhubungan Jakarta Timur untuk memantau H-7 lebaran berapa penduduk DKI yang pulang ke halaman dan H+7 setelah lebaran akan dilihat lagi berapa penduduk yang datang.
"Kita lihat seimbang tidak yang pulang dan yang datang kalau tidak seimbang maka kita akan cari tahu dengan Biduk ini," ujarnya.
Ditanya mengenai wilayah mana saja yang menjadi kantong-kantong pendatang baru, Enap mengatakan, biasanya berada di kawasan industri dan komplek perumahan yang baru dibangun.
"Kalau di industri biasanya mereka menjadi buruh pabrik, sedangkan di perumahan menjadi pembantu rumah tangga," pungkasnya.
Kepala Seksi Penertiban dan Kerja Sama Sudin Dukcapil Jaktim, Enap Hanapi mengatakan, pihaknya akan melakukan Biduk dua minggu setelah lebaran hingga dua bulan kedepan sebanyak 12 kali.
"Selama 14 hari setelah lebaran, kita beri waktu kepada pendatang agar wajib lapor ke RT/RW setempat," katanya kepada Sindonews, Jumat 19 Juli 2013.
Ia melanjutkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Sudin Perhubungan Jakarta Timur untuk memantau H-7 lebaran berapa penduduk DKI yang pulang ke halaman dan H+7 setelah lebaran akan dilihat lagi berapa penduduk yang datang.
"Kita lihat seimbang tidak yang pulang dan yang datang kalau tidak seimbang maka kita akan cari tahu dengan Biduk ini," ujarnya.
Ditanya mengenai wilayah mana saja yang menjadi kantong-kantong pendatang baru, Enap mengatakan, biasanya berada di kawasan industri dan komplek perumahan yang baru dibangun.
"Kalau di industri biasanya mereka menjadi buruh pabrik, sedangkan di perumahan menjadi pembantu rumah tangga," pungkasnya.
(ysw)