Gusur Sekolah Master, Pemkot Depok tak peduli pendidikan

Senin, 15 Juli 2013 - 23:15 WIB
Gusur Sekolah Master,...
Gusur Sekolah Master, Pemkot Depok tak peduli pendidikan
A A A
Sindonews.com - Keinginan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, yang hendak menggusur Sekolah Masjid Terminal (Master) disayangkan banyak pihak. Pasalnya, pembanguan itu hanya untuk memperluas terminal tipe B yang dinilai tidak terlalu penting untuk dikerjakan.

Pengamat Pendidikan Kota Depok Sri Saptarini Wulandari mengatakan, penggusuran tempat pendidikan itu akan bertolah belakang dengan program pendidikan yang diusung pemkot, dan itu bisa mencoreng program tersebut.
Dia menambahkan, apalagi gedung sekolah yang ada saat ini tidak mampu menampung 14 ribu peserta didik baru yang ingin bersekolah di Depok.

"Implementasinyakan pendidikan, kalau dipaksakan maka program itu gagal dilaksanakan. Seharusnya sentra ekonomi dan bisnis jangan didahulukan, utamakan pendidikan dahulu," tegasnya kepada wartawan di Depok, Senin (15/7/2013).

Menurut dia, rencana untuk revitalisasi terminal ini harus dikaji ulang. Sebab, nasib para siswa yang mayoritas kaum marginal ini akan hancur lebur jika tetap dilakukan revitalisasi terminal tersebut.

Sekadar diketahui, Terminal Depok akan memperluas lahannya, namun sekolah Master yang dekat dengan terminal itu menolak lahannya dijual untuk kepentingan itu. Karena, Sekolah Master itu merupakan tempat belajar anak-anak jalanan yang ada di Kota Depok.

Sekolah Master adalah satu-satunya sekolah yang tidak memungut bayaran dan sistem berbelit. Sekolah ini memang didominasi oleh anak jalanan dan kaum marjinal. Dan Sekolah Master juga sebagai rumah singgah bagi anak jalanan yang benar-benar ingin mengenyam pendidikan.

Namun, kini keresahan tengah merundung mereka. Pasalnya, santer dikabarkan sekolah yang ruang kelasnya terbuat dari kontainer itu akan kena gusur. Dari 6.000 meter persegi lahan yang ada, 2.000 meter persegi lahannya akan terkena imbas pelebaran Terminal Depok yang letaknya memang bersebelahan dengan sekolah.

"Kita tidak menuntut banyak. Pertama kita ingin bangunan kita yang kena gusur direlokasi di dekat lokasi. Kedua, kita ingin sistem tukar guling, jadi tidak ada jual beli," kata Ketua Yayasan Master Nur Rohim, hari ini.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0876 seconds (0.1#10.140)