Perluas terminal, Pemkot Depok terbentur Sekolah Master
A
A
A
Sindonews.com - Rencana penggusuran Sekolah Masjid Terminal (Master) Depok belum akan dilakukan. Alasannya, masih ada kendala di penyelesaian sengketa lahan 800 meter milik ahli waris dalam terminal.
"Benar sosialisasi terhadap revitalisasi terminal sudah berjalan, tetapi belum sampai pada tahap penggusuran. Kata siapa pemkot (Pemkot Depok) tidak memiliki rasa kemanusiaan? Buktinya belum ada penggusuran," kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Nunu Heriyana di Depok, Senin (15/07/2013).
Saat ini, sambung Nunu, revitalisasi terminal tipe B tersebut masih dalam tahap pembahasan pihaknya bersama beberapa dinas terkait.
Yakni, kata dia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Perhubungan (Dishub) serta Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA). Di mana, ketiganya memiliki hak menetukan gambaran pembangunan terminal modren yang akan dibangun nanti.
Bahkan, masih kata Nunu, penentuan waktu pembangunan itu pun belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Jadi ini masih lama sekali pembangunannya, dan kami minta tidak perlu dibesar-besarkan. Pasti Pemkot akan memikirkan nasib masyarakat kecil. tidak akan ada yang dirugikan dalam pembangunan teminal ini," akunya.
Sekadar diketahui, Terminal Depok akan memperluas lahannya, namun sekolah Master yang dekat dengan terminal itu menolak lahannya dijual untuk kepentingan itu. Karena, Sekolah Master itu merupakan tempat belajar anak-anak jalanan yang ada di Kota Depok.
Sekolah Master adalah satu-satunya sekolah yang tidak memungut bayaran dan sistem berbelit. Sekolah ini memang didominasi oleh anak jalanan dan kaum marjinal. Dan Sekolah Master juga sebagai rumah singgah bagi anak jalanan yang benar-benar ingin mengenyam pendidikan.
Namun, kini keresahan tengah merundung mereka. Pasalnya, santer dikabarkan sekolah yang ruang kelasnya terbuat dari kontainer itu akan kena gusur. Dari 6.000 meter persegi lahan yang ada, 2.000 meter persegi lahannya akan terkena imbas pelebaran Terminal Depok yang letaknya memang bersebelahan dengan sekolah.
"Kita tidak menuntut banyak. Pertama kita ingin bangunan kita yang kena gusur direlokasi di dekat lokasi. Kedua, kita ingin sistem tukar guling, jadi tidak ada jual beli," kata Ketua Yayasan Master Nur Rohim, hari ini.
"Benar sosialisasi terhadap revitalisasi terminal sudah berjalan, tetapi belum sampai pada tahap penggusuran. Kata siapa pemkot (Pemkot Depok) tidak memiliki rasa kemanusiaan? Buktinya belum ada penggusuran," kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Kota Depok Nunu Heriyana di Depok, Senin (15/07/2013).
Saat ini, sambung Nunu, revitalisasi terminal tipe B tersebut masih dalam tahap pembahasan pihaknya bersama beberapa dinas terkait.
Yakni, kata dia, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Perhubungan (Dishub) serta Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA). Di mana, ketiganya memiliki hak menetukan gambaran pembangunan terminal modren yang akan dibangun nanti.
Bahkan, masih kata Nunu, penentuan waktu pembangunan itu pun belum bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Jadi ini masih lama sekali pembangunannya, dan kami minta tidak perlu dibesar-besarkan. Pasti Pemkot akan memikirkan nasib masyarakat kecil. tidak akan ada yang dirugikan dalam pembangunan teminal ini," akunya.
Sekadar diketahui, Terminal Depok akan memperluas lahannya, namun sekolah Master yang dekat dengan terminal itu menolak lahannya dijual untuk kepentingan itu. Karena, Sekolah Master itu merupakan tempat belajar anak-anak jalanan yang ada di Kota Depok.
Sekolah Master adalah satu-satunya sekolah yang tidak memungut bayaran dan sistem berbelit. Sekolah ini memang didominasi oleh anak jalanan dan kaum marjinal. Dan Sekolah Master juga sebagai rumah singgah bagi anak jalanan yang benar-benar ingin mengenyam pendidikan.
Namun, kini keresahan tengah merundung mereka. Pasalnya, santer dikabarkan sekolah yang ruang kelasnya terbuat dari kontainer itu akan kena gusur. Dari 6.000 meter persegi lahan yang ada, 2.000 meter persegi lahannya akan terkena imbas pelebaran Terminal Depok yang letaknya memang bersebelahan dengan sekolah.
"Kita tidak menuntut banyak. Pertama kita ingin bangunan kita yang kena gusur direlokasi di dekat lokasi. Kedua, kita ingin sistem tukar guling, jadi tidak ada jual beli," kata Ketua Yayasan Master Nur Rohim, hari ini.
(mhd)