Kenangan terakhir Ibunda Uje
A
A
A
Sindonews.com - Kenangan terakhir bersama almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori (Uje) sangat membekas dalam ingatan sang ibunda, Umi Tatu Mulyana. Dua hari sebelum Uje meninggal, Umi sempat bercanda bersama anak ketiganya tersebut.
"Kenangan terakhir Umi bersama Uje adalah bisa makan bersama dan bisa ngobrol sambil bercanda," kenang Umi Tatu kepada wartawan, Sabtu (27/4/2013).
Obrolah yang diiringi dengan canda itu terjadi, ketika Uje mengajak sang Umi untuk mendengarkan lagu ciptaannya. Padahal, saat itu sudah tengah malam.
"Kami membahas sholawat lagu, itu malam jam 12-an, saya tegur dia Ustaz bukannya Tahajud kok nyanyi. Kemudian, dia bilang dengerin dulu dong Umi inikan lagu sholawat karangan Uje. Saat itu suaranya enak dan memang sudah direkam berdua istrinya di dalam laptop," cerita Umi Tatu sambil berlinang air mata.
Umi Tatu menerangkan, suami Pipik Dian Irawati itu akan melakukan rekaman lagu-lagu religi yang diciptakannya sendiri dan Umi pun mengajak Uje untuk membuat rekaman Qosidah untuk dibagikan kepada jemaah Umi Tatu yang mayoritas ibu-ibu.
"Dia memang mau rekaman. Saya ajak Qosidahan, sekeluarga dan diedarin ke jemaah Umi, tapi itu belum sempat. Saat itu, Uje bernyanyi sambil ngegendang, mukulin meja dan sambil tertawa. Itu terjadi malam Kamis, sehari sebelum Uje kecelakaan," ujarnya sambil mengelus dada.
Ada sebuah hal yang sangat membuat Umi Tatu sedih saat berbincang dengan Uje. Saat itu ayah empat anak ini mengatakan, kalau dirinya sudah jatuh tempo. Umi pun bingung apa maksud perkataan Uje tersebut.
"Dia ngobrol dan bilang sudah jatuh tempo, saya bingung apa maksudnya? Ternyata setelah beliau enggak ada, oh itu jatuh tempo beliau, yaitu meninggal dunia untuk selamanya," pungkasnya.
"Kenangan terakhir Umi bersama Uje adalah bisa makan bersama dan bisa ngobrol sambil bercanda," kenang Umi Tatu kepada wartawan, Sabtu (27/4/2013).
Obrolah yang diiringi dengan canda itu terjadi, ketika Uje mengajak sang Umi untuk mendengarkan lagu ciptaannya. Padahal, saat itu sudah tengah malam.
"Kami membahas sholawat lagu, itu malam jam 12-an, saya tegur dia Ustaz bukannya Tahajud kok nyanyi. Kemudian, dia bilang dengerin dulu dong Umi inikan lagu sholawat karangan Uje. Saat itu suaranya enak dan memang sudah direkam berdua istrinya di dalam laptop," cerita Umi Tatu sambil berlinang air mata.
Umi Tatu menerangkan, suami Pipik Dian Irawati itu akan melakukan rekaman lagu-lagu religi yang diciptakannya sendiri dan Umi pun mengajak Uje untuk membuat rekaman Qosidah untuk dibagikan kepada jemaah Umi Tatu yang mayoritas ibu-ibu.
"Dia memang mau rekaman. Saya ajak Qosidahan, sekeluarga dan diedarin ke jemaah Umi, tapi itu belum sempat. Saat itu, Uje bernyanyi sambil ngegendang, mukulin meja dan sambil tertawa. Itu terjadi malam Kamis, sehari sebelum Uje kecelakaan," ujarnya sambil mengelus dada.
Ada sebuah hal yang sangat membuat Umi Tatu sedih saat berbincang dengan Uje. Saat itu ayah empat anak ini mengatakan, kalau dirinya sudah jatuh tempo. Umi pun bingung apa maksud perkataan Uje tersebut.
"Dia ngobrol dan bilang sudah jatuh tempo, saya bingung apa maksudnya? Ternyata setelah beliau enggak ada, oh itu jatuh tempo beliau, yaitu meninggal dunia untuk selamanya," pungkasnya.
(maf)