Akademisi dukung program ketahanan pangan di Depok
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Toto Sugiharto menyatakan, gerakan Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice patut didukung. Karena dapat membuat masyarakat menjadi cerdas dan sehat.
"Gerakan tersebut juga mempunyai landasan hukum yang kuat, yakni peraturan presiden. Dulu saya diajarkan orang Madura makanan pokok jagung, Maluku makan sagu, Papua umbi-umbian. Namun sejak orde baru perpindahan pergeseran, beras jadi lambang kemakmuran," katanya, Selasa (23/4/2013).
Sebelumnya, Wali Kota Depok yang juga Pengamat Teknologi Pangan dari A & M Texas University, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, jumlah konsumsi beras atau nasi masyarakat Indonesia sudah terlampau banyak. Akibatnya, ketergantungan terhadap impor beras pun terus terjadi.
"Produksi kita 65-70 juta ton padi per tahun. Namun yang jadi problem, makan nasi kita jadi kebanyakan. Sedikit-sedikit impor," tukasnya.
"Gerakan tersebut juga mempunyai landasan hukum yang kuat, yakni peraturan presiden. Dulu saya diajarkan orang Madura makanan pokok jagung, Maluku makan sagu, Papua umbi-umbian. Namun sejak orde baru perpindahan pergeseran, beras jadi lambang kemakmuran," katanya, Selasa (23/4/2013).
Sebelumnya, Wali Kota Depok yang juga Pengamat Teknologi Pangan dari A & M Texas University, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, jumlah konsumsi beras atau nasi masyarakat Indonesia sudah terlampau banyak. Akibatnya, ketergantungan terhadap impor beras pun terus terjadi.
"Produksi kita 65-70 juta ton padi per tahun. Namun yang jadi problem, makan nasi kita jadi kebanyakan. Sedikit-sedikit impor," tukasnya.
(stb)