Jokowi bantah pengusaha eksodus keluar DKI
A
A
A
Sindonews.com - Rumor eksodus besar-besaran yang dilakukan para pengusaha, karena menolak besaran UMP yang ditetapkan Pemprov DKI dibantah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Wali Kota Solo itu mengtakan, tidak ada satupun perusahaan yang relokasi keluar Jakarta. Kalaupun ada, kata Jokowi, sifatnya hanya ekspansi karena pada dasarnya perusahaan tersebut sudah berdiri di Jakarta.
"Tunjukkan saya, siapa?. Katanya siapa?. Saya mau tanya, kata siapa?. Tidak ada. Jika perusahaan itu sudah punya di sini, dia ekspansi di tempat lain, iya. Tapi tidak relokasi, jika relokasi memindahkan pabriknya ke sana. Itu loh," ujar Jokowi, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (8/4/2013).
Dari itu, Alumni Fakultas Kehutan UGM itu meminta kepada media, agar tidak menimbulkan pemberitaan dan persepsi yang tidak baik. Gubernur juga meminta kepada semua pihak, agar melakukan pengecekan terhadap perusahaan tersebut. Apakah kondisi perusahaan tersebut tergolong mampu, atau tidak mampu dalam soal keuangan?.
"Bukan gak bisa. Tapi, harus tetap dicek di perusahaan, kenapa gak bisa. Kenapa minta penangguhan, apakah memang keuangannya gak punya kemampuan, karena prospek perusahaannya juga sudah berat," tuturnya.
Selain itu, secara tegas Jokowi mengatakan, sampai saat ini, dirinya memastikan tidak ada satupun perusahaan yang merelokasikan diri ke luar Jakarta, begitu juga dengan pihak buruh.
"Tetapi yang perlu saya sampaikan, sampai detik ini tidak ada satu perusahaan pun yang relokasi juga dari KBN gak ada. Jangan ada yg bilang gitu lagi. Gak ada. Saya cek satu per satu, tidak ada. Itu penting," tegas Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan keras terkait ancaman eksodus besar-besaran 90 perusahaan di Jakarta sempat disampaikan Ketua Apindo, Sofyan Wanandi. Namun, pihak Pemprov DKI sempat mempersilahkan bagi para penguasa, yang ingin keluar dari Jakarta itu.
Mantan Wali Kota Solo itu mengtakan, tidak ada satupun perusahaan yang relokasi keluar Jakarta. Kalaupun ada, kata Jokowi, sifatnya hanya ekspansi karena pada dasarnya perusahaan tersebut sudah berdiri di Jakarta.
"Tunjukkan saya, siapa?. Katanya siapa?. Saya mau tanya, kata siapa?. Tidak ada. Jika perusahaan itu sudah punya di sini, dia ekspansi di tempat lain, iya. Tapi tidak relokasi, jika relokasi memindahkan pabriknya ke sana. Itu loh," ujar Jokowi, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (8/4/2013).
Dari itu, Alumni Fakultas Kehutan UGM itu meminta kepada media, agar tidak menimbulkan pemberitaan dan persepsi yang tidak baik. Gubernur juga meminta kepada semua pihak, agar melakukan pengecekan terhadap perusahaan tersebut. Apakah kondisi perusahaan tersebut tergolong mampu, atau tidak mampu dalam soal keuangan?.
"Bukan gak bisa. Tapi, harus tetap dicek di perusahaan, kenapa gak bisa. Kenapa minta penangguhan, apakah memang keuangannya gak punya kemampuan, karena prospek perusahaannya juga sudah berat," tuturnya.
Selain itu, secara tegas Jokowi mengatakan, sampai saat ini, dirinya memastikan tidak ada satupun perusahaan yang merelokasikan diri ke luar Jakarta, begitu juga dengan pihak buruh.
"Tetapi yang perlu saya sampaikan, sampai detik ini tidak ada satu perusahaan pun yang relokasi juga dari KBN gak ada. Jangan ada yg bilang gitu lagi. Gak ada. Saya cek satu per satu, tidak ada. Itu penting," tegas Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan keras terkait ancaman eksodus besar-besaran 90 perusahaan di Jakarta sempat disampaikan Ketua Apindo, Sofyan Wanandi. Namun, pihak Pemprov DKI sempat mempersilahkan bagi para penguasa, yang ingin keluar dari Jakarta itu.
(stb)