Di bantaran Ciliwung, 350 ribu jiwa terancam bahaya

Minggu, 17 Maret 2013 - 12:57 WIB
Di bantaran Ciliwung,...
Di bantaran Ciliwung, 350 ribu jiwa terancam bahaya
A A A
Sindonews.com - Dirjen Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Subandrio Pitoyo menyatakan, masalah sosial menjadi penyebab banyaknya warga tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, seperti halnya di Manggarai dan Kampung Melayu.

Bahkan bukan sekedar tinggal di bantaran sungai, Pitoyo mengaku miris, masyarakat justru tinggal di atas sungai dengan patok bambu.

"Di atas sungai membuat rumah, saya sudah katakan bahwa itu bahaya, kalau ada sampah dari Bogor merobohkan rumahnya, bahkan anaknya bisa tenggelam," tukasnya kepada wartawan, di Depok, Minggu (17/03/2013).

Jika mereka memiliki uang banyak dan beruntung, kata Pitoyo, maka dipastikan warga itu akan tinggal di tempat yang laik. Pihaknya mencatat sampai hari ini ada 71.000 kepala keluarga atau 350.000 jiwa yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung.

"Saya melihat ini karena masalah sosial. Kalau mereka punya uang pasti tinggal di Pondok Indah," tuturnya.

Dikatakan Pitoyo, pihaknya sudah berupaya mengatasi meluapnya debit air Sungai Ciliwung, dengan menormalisasi Sungai Ciliwung. Terdapat sembilan formula yang dinamakan "Total Solution for Ciliwung".

Hasilnya nanti debit air menjadi lancar, namun Pintu Air Manggarai yang dibangun tahun 1918-1923 tak sanggup menahan derasnya air Ciliwung. Oleh karena itu dibuatlah daun pintu air di Manggarai dan Karet.

"Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur merupakan upaya kami untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Rusunawa tak bisa dibangun di bantaran sungai masa Fauzi Bowo. Tahun ini rusunawa akan dibangun tak jauh dari bantaran sungai. Karena warga di sana pekerjaannya di sekitar wilayah itu," ujarnya.

Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Erna Witoelar meminta Bupati, Wali Kota, Gubernur, dan Presiden untuk menentukan kebijakan yang berpihak kepada lingkungan hidup, terutama konservasi di bantaran sungai dan kali.

"Sudah tidak lagi saling menyalahkan, tak akan selesai, ini harus cari solusi bersama," tegasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6589 seconds (0.1#10.140)