KIPP prihatin dengan sikap pasangan cagub DKI
A
A
A
Sindonews.com - Jadwal kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta sedianya baru dimulai 24 Juni mendatang. Namun, fakta dilapangan masing-masing pihak pasangan calon sudah melakukan kampanye terselubung. Bahkan, aksi saling tuding dan sindir antar pasangan calon kerap terjadi.
Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, Wahyudinata mengatakan, aktifitas yang dilarang itu berpengaruh pada pendidikan politik negatif bagi masyarakat.
"Itu kampanye negatif, hasutan, adu domba dan politik uang hanya akan
mencederai demokrasi dalam Pilgub. Masyarakat disuguhi manuver saling serang, iming-iming politik uang dan 'bukan kampanye' yang sangat meresahkan," tutur Wahyudinata di kantor KPU DKI Jakarta Jalan Budi Kemulyaan Gambir Jakarta Kamis (7/6/2012).
Akibatnya, program kerja dan visi misi calon yang seharusnya muncul sebagai bentuk pendidikan politik masyarakat tidak muncul ke permukaan.
"KIPP Jakarta sangat prihatin atas munculnya pasangan cagub yang belakangan ini muncul dengan spesialisasinya masing-masing. Ada pasangan cagub spesialis merusak pohon, jembatan penyeberangan, tiang listrik, mengotori tembok, mobil hias, rumah ibadah, reklame dan spanduk, spesialis 'bayar' relawan, spesialis iklan TV, radio dan media massa," ucapnya.
Lebih memprihatinkan lagi, ada cagub yang memiliki spesialis menyerang cagub lawannya. "Padahal tahapan kampanye baru akan berlangsung pada 17 hari kedepan," jelasnya.(lin)
Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, Wahyudinata mengatakan, aktifitas yang dilarang itu berpengaruh pada pendidikan politik negatif bagi masyarakat.
"Itu kampanye negatif, hasutan, adu domba dan politik uang hanya akan
mencederai demokrasi dalam Pilgub. Masyarakat disuguhi manuver saling serang, iming-iming politik uang dan 'bukan kampanye' yang sangat meresahkan," tutur Wahyudinata di kantor KPU DKI Jakarta Jalan Budi Kemulyaan Gambir Jakarta Kamis (7/6/2012).
Akibatnya, program kerja dan visi misi calon yang seharusnya muncul sebagai bentuk pendidikan politik masyarakat tidak muncul ke permukaan.
"KIPP Jakarta sangat prihatin atas munculnya pasangan cagub yang belakangan ini muncul dengan spesialisasinya masing-masing. Ada pasangan cagub spesialis merusak pohon, jembatan penyeberangan, tiang listrik, mengotori tembok, mobil hias, rumah ibadah, reklame dan spanduk, spesialis 'bayar' relawan, spesialis iklan TV, radio dan media massa," ucapnya.
Lebih memprihatinkan lagi, ada cagub yang memiliki spesialis menyerang cagub lawannya. "Padahal tahapan kampanye baru akan berlangsung pada 17 hari kedepan," jelasnya.(lin)
()