HNW curigai survei LSI pesanan
A
A
A
Sindonews.com - Survei opini publik Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terkait calon Gubernur DKI Jakarta diragukan banyak pihak. Bahkan, salah seorang calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nurwahid (HNW) menduga survei LSI berafiliasi ke salah satu pihak yang diuntungkan alias pesanan.
Namun mantan Ketua MPR ini enggan memastikan afiliasi yang diuntungkan oleh LSI.
"Kalau afiliasi kemana anda bisa memikirkannya sendiri. Di survei itu mengatakan kepuasan publik terkait Foke menangani banjir. Katanya puas. Tapi nyatanya rumah saya kebanjiran belum lama ini. Benarkah jawaban mereka yang mengatakan puas?" ujarnya kepada wartawan usai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2012).
Hidayat menambahkan, survei LSI selalu tak akurat. Kenyataan dan hasil surveinya selalu berbanding terbalik. Dikatakannya, kesalahan survei LSI tersebut pernah terjadi pada tahun 2004 ketika menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pilkada pada tahun 2007 lalu.
"Kalau LSI salah satu yang pernah dia launching adalah Adang-Dhani waktu 2007 hasilnya dapet 27 persen, nyatanya dapetnya 42 persen," tambahnya.
Sedangkan, ketidak-akuratan LSI pada pemilu 2004 lalu yakni mengabarkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya mendapat 2,9 persen. "Tapi nyatanya kami memenangkan pemilu di DKI dengan hasil 7,4 persen pada akumulasi nasional dan 24 persen untuk DKI," jelasnya.
Sekedar diketahui, survei LSI bekerja sama dengan Citra Komunikasi (Cikom) menempatkan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli sebagai calon gubernur periode 2012-2017 paling populer dengan persentase 49,1 persen.
Posisi kedua disusul Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan popularitas 14,4 persen. Posisi ketiga, pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini dengan 8,3 persen.
Keempat, Faisal Basri-Biem Benjamin (5,8 persen), kelima Alex Noerdin-Nono Sampono (3,9 persen), dan keenam Hendardji Soepandji-A Riza Patria yang hanya mendapat 1,2 persen.
Namun mantan Ketua MPR ini enggan memastikan afiliasi yang diuntungkan oleh LSI.
"Kalau afiliasi kemana anda bisa memikirkannya sendiri. Di survei itu mengatakan kepuasan publik terkait Foke menangani banjir. Katanya puas. Tapi nyatanya rumah saya kebanjiran belum lama ini. Benarkah jawaban mereka yang mengatakan puas?" ujarnya kepada wartawan usai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2012).
Hidayat menambahkan, survei LSI selalu tak akurat. Kenyataan dan hasil surveinya selalu berbanding terbalik. Dikatakannya, kesalahan survei LSI tersebut pernah terjadi pada tahun 2004 ketika menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pilkada pada tahun 2007 lalu.
"Kalau LSI salah satu yang pernah dia launching adalah Adang-Dhani waktu 2007 hasilnya dapet 27 persen, nyatanya dapetnya 42 persen," tambahnya.
Sedangkan, ketidak-akuratan LSI pada pemilu 2004 lalu yakni mengabarkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya mendapat 2,9 persen. "Tapi nyatanya kami memenangkan pemilu di DKI dengan hasil 7,4 persen pada akumulasi nasional dan 24 persen untuk DKI," jelasnya.
Sekedar diketahui, survei LSI bekerja sama dengan Citra Komunikasi (Cikom) menempatkan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli sebagai calon gubernur periode 2012-2017 paling populer dengan persentase 49,1 persen.
Posisi kedua disusul Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan popularitas 14,4 persen. Posisi ketiga, pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini dengan 8,3 persen.
Keempat, Faisal Basri-Biem Benjamin (5,8 persen), kelima Alex Noerdin-Nono Sampono (3,9 persen), dan keenam Hendardji Soepandji-A Riza Patria yang hanya mendapat 1,2 persen.
()