Ketua BEM Universitas Binawan Minta Maaf kepada Tenaga Medis dan Pemprov DKI
A
A
A
JAKARTA - Ketua BEM Universitas Binawan, Yazid Albustomi menyampaikan klarifikasi kritik keras yang disuarakan oleh Aliansi BEM Jakarta Bersuara. Pandangannya soal rapid test menyeluruh yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap seluruh warga merupakan pandangan pribadinya sebagai seorang mahasiswa.
"Pernyataan yang tertera di beberapa media dengan mengatasnamakan saya bukan merupakan pernyataan saya dan lembaga juga," kata Yazid Albustomi saat konferensi pers di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (4/4/2020).
Yazid mengaku tidak pernah mengatakan seperti yang disampaikan di sejumlah media online yang tersebar. Dirinya merasa diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu, namun dia lebih memilih menyampaikan tentang rapid test.
Selain itu, kehadirannya dalam konferensi pers bertajuk 'Lockdown Solusi atau Politisasi' itu merupakan inisiasi pribadi. Sehingga menurutnya tidak mengatasnamakan Universitas Binawan. Hal tersebut dibuktikannya lewat tidak adanya undangan secara resmi kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unversitas Binawan.
"Kehadiran saya dalam kegiatan tersebut merupakan inisiasi pribadi tidak mengatasnamakan institusi manapun. Saya juga tidak berkordinasi dengan internal BEM dan lembaga kemahasiswaan dan alumni almamater saya," ungkapnya. (Baca: Mahasiswa Kritik Anies, Ketua Umum IMM DKI Angkat Bicara)
Atas polemik yang terjadi, Yazid Albusto meminta maaf kepada seluruh pihak, khususnya tenaga medis di seluruh Indonesia, khusunya DKI Jakarta. Permintaan maaf juga disampaikannya kepada jajaran Pimpinan Universitas Binawan, rektor, dosen dan Civitas Akademika Universitas Binawan."Saya juga meminta maaf kepada Pengurus BEM Universitas Binawan, kakak-kakak senior saya alumni Universitas Binawan, rekan-rekan seperjuangan dan adik-adik," ucapnya.
Berikut pernyataan lengkap Ketua BEM Universitas Binawan Yazid Albustomi terkait pernyataannya dalam konferensi pers bertajuk 'Lockdown Solusi atau Politisasi' di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu, 4 April 2020 lalu.
Penyataan Sikap Ketua BEM Universitas Binawan
Assalamu’alaikum Warahmatulaahi Wabarakaatuh
Sehubungan dengan pemberitaan yang beredar di media mengenai konferensi pers “Covid -19: Lockdown “Solusi atau Politisasi” Tanggal 4 April 2020. Saya Yazid Albustomi sebagai Ketua BEM Universitas Binawan periode 2019/2020 memohon maaf yang sebesar–besarnya atas timbulnya keresahan pada tenaga kesehatan dan masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan ini saya ingin melakukan klarifikasi:
1. Saya tegaskan TIDAK ADA BEM STIKes Binawan dilingkungan UNIVERSITAS BINAWAN, tetapi ada OKNUM YANG MENYUSUP DAN MENGAKU MEMAKAI NAMA BINAWAN dan ini tersebar di beberapa berita media online. Ini sangat keliru dan sangat merugikan.
2. Kehadiran saya dalam kegiatan tersebut merupakan inisiasi pribadi tidak mengatasnamakan institusi manapun. Saya juga tidak berkordinasi dengan internal BEM dan Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni almamater saya. Tidak ada undangan secara resmi dalam acara tersebut kepada BEM Universitas Binawan.
3. Pernyataan yang tertera di beberapa media dengan mengatasnamakan saya bukan merupakan pernyataan Saya dan lembaga juga.
Saya tidak pernah mengatakan seperti yang disampaikan di media online yang tersebar apalagi menggunakan kata STIKes, karena sejak 2017 tidak ada BEM STIKes Binawan. Saya merasa diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu namun Saya lebih memilih menyampaikan tentang rapid test.
4. BEM Universitas Binawan bukan merupakan anggota aliasi tersebut seperti yang di sebutkan di artikel media yang tersebar.
Dengan adanya berita ini saya memohon maaf yang sebesar–besarnya kepada:
1. Tenaga Medis di Jakarta khususnya dan seluruh Indonesia umumnya.
2. Rektor serta jajaran Pimpinan Universitas Binawan,seluruh dosen dan Civitas Akademika Universitas Binawan
3. Pengurus BEM Universitas Binawan.
4. Para Kakak-Kakak senior saya alumni Universitas Binawan.
5. Rekan-rekan seperjuangan dan adik-adik kami
6. Para stakeholder dan lahan praktik.
Demikian pernyataan ini saya buat sebagai bentuk permohonan maaf dari saya.
Jakarta, 06 April 2020
Yazid Albustomi
Ketua BEM Universitas Binawan
"Pernyataan yang tertera di beberapa media dengan mengatasnamakan saya bukan merupakan pernyataan saya dan lembaga juga," kata Yazid Albustomi saat konferensi pers di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (4/4/2020).
Yazid mengaku tidak pernah mengatakan seperti yang disampaikan di sejumlah media online yang tersebar. Dirinya merasa diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu, namun dia lebih memilih menyampaikan tentang rapid test.
Selain itu, kehadirannya dalam konferensi pers bertajuk 'Lockdown Solusi atau Politisasi' itu merupakan inisiasi pribadi. Sehingga menurutnya tidak mengatasnamakan Universitas Binawan. Hal tersebut dibuktikannya lewat tidak adanya undangan secara resmi kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unversitas Binawan.
"Kehadiran saya dalam kegiatan tersebut merupakan inisiasi pribadi tidak mengatasnamakan institusi manapun. Saya juga tidak berkordinasi dengan internal BEM dan lembaga kemahasiswaan dan alumni almamater saya," ungkapnya. (Baca: Mahasiswa Kritik Anies, Ketua Umum IMM DKI Angkat Bicara)
Atas polemik yang terjadi, Yazid Albusto meminta maaf kepada seluruh pihak, khususnya tenaga medis di seluruh Indonesia, khusunya DKI Jakarta. Permintaan maaf juga disampaikannya kepada jajaran Pimpinan Universitas Binawan, rektor, dosen dan Civitas Akademika Universitas Binawan."Saya juga meminta maaf kepada Pengurus BEM Universitas Binawan, kakak-kakak senior saya alumni Universitas Binawan, rekan-rekan seperjuangan dan adik-adik," ucapnya.
Berikut pernyataan lengkap Ketua BEM Universitas Binawan Yazid Albustomi terkait pernyataannya dalam konferensi pers bertajuk 'Lockdown Solusi atau Politisasi' di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu, 4 April 2020 lalu.
Penyataan Sikap Ketua BEM Universitas Binawan
Assalamu’alaikum Warahmatulaahi Wabarakaatuh
Sehubungan dengan pemberitaan yang beredar di media mengenai konferensi pers “Covid -19: Lockdown “Solusi atau Politisasi” Tanggal 4 April 2020. Saya Yazid Albustomi sebagai Ketua BEM Universitas Binawan periode 2019/2020 memohon maaf yang sebesar–besarnya atas timbulnya keresahan pada tenaga kesehatan dan masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan ini saya ingin melakukan klarifikasi:
1. Saya tegaskan TIDAK ADA BEM STIKes Binawan dilingkungan UNIVERSITAS BINAWAN, tetapi ada OKNUM YANG MENYUSUP DAN MENGAKU MEMAKAI NAMA BINAWAN dan ini tersebar di beberapa berita media online. Ini sangat keliru dan sangat merugikan.
2. Kehadiran saya dalam kegiatan tersebut merupakan inisiasi pribadi tidak mengatasnamakan institusi manapun. Saya juga tidak berkordinasi dengan internal BEM dan Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni almamater saya. Tidak ada undangan secara resmi dalam acara tersebut kepada BEM Universitas Binawan.
3. Pernyataan yang tertera di beberapa media dengan mengatasnamakan saya bukan merupakan pernyataan Saya dan lembaga juga.
Saya tidak pernah mengatakan seperti yang disampaikan di media online yang tersebar apalagi menggunakan kata STIKes, karena sejak 2017 tidak ada BEM STIKes Binawan. Saya merasa diarahkan untuk menyampaikan narasi tertentu namun Saya lebih memilih menyampaikan tentang rapid test.
4. BEM Universitas Binawan bukan merupakan anggota aliasi tersebut seperti yang di sebutkan di artikel media yang tersebar.
Dengan adanya berita ini saya memohon maaf yang sebesar–besarnya kepada:
1. Tenaga Medis di Jakarta khususnya dan seluruh Indonesia umumnya.
2. Rektor serta jajaran Pimpinan Universitas Binawan,seluruh dosen dan Civitas Akademika Universitas Binawan
3. Pengurus BEM Universitas Binawan.
4. Para Kakak-Kakak senior saya alumni Universitas Binawan.
5. Rekan-rekan seperjuangan dan adik-adik kami
6. Para stakeholder dan lahan praktik.
Demikian pernyataan ini saya buat sebagai bentuk permohonan maaf dari saya.
Jakarta, 06 April 2020
Yazid Albustomi
Ketua BEM Universitas Binawan
(whb)