Corona Terus Hantui Warga Jakarta, 224 Terinfeksi dan 20 Meninggal
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 20 Warga Jakarta meninggal akibat terjangkit positif virus Corona (COVID-19). Sementara 224 orang lainnya yang berstatus positif masih dalam perawatan.
Asisten Sekertaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta, Catur Laswanto mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya hingga pukul 17.00 WIB, Jumat (20/3/2020), sedikitnya ada 1.028 warga Jakarta yang dipantau dan 350 di antaranya telah selesai dipantau.
Kemudian, jumlah pasien dengan pengawasan mencapai 447 orang, 196 masih di rawat dan 251 sudah pulang. "Total pasien yang dinyatakan positif di Jakarta adalah sejumlah 224 orang, yang sembuh 13 dan yang meninggal sebanyak 20 orang," kata Catur di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai peningkatan tersebut sangat signifikan dibandingkan pekan lalu.
Dia meminta Seluruh masyarakat harus menghindari angka ini meningkat. Bukan berarti meningkatkan kesehatan. Tapi dengan menghentikan penularan.
Hari ini, lanjut Anies, di Jakarta ada 17.500 dokter, 27.000 perawat dan 900 tenaga kesehatan masyarakat. Jajaran medis di seluruh Jakarta posisinya adalah menghadapi jumlah warga yang datang, yang jumlahnya luar biasa.
Menurut dia, daya respons Pemprov DKI Jakarta memiliki ambang batas karena jumlah rumah sakit, jumlah tenaga yang tak seiring dengan jumlah kasus.
"Karena itu jika kita ingin sehat, menjaga semuanya sehat maka kurangi jumlah penderita, dan mengurangi jumlah penderita itu dengan mengurangi penularan. Karena kemampuan dari sistem kesehatan di Ibu Kota ini ada batasnya Ini berbeda kalau kita punya satu dua kasus. Ini sudah merupakan pandemik dan di Jakarta percepatannya tinggi karena interaksi tinggi," tuturnya.
Anies berharap kepada seluruh masyarakat, dunia usaha, organisasi sosial, organisasi keagamaan, ambil langkah-langkah drastis karena Jakarta sudah berstatus tanggap darurat bencana COVID-19.
Asisten Sekertaris Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta, Catur Laswanto mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya hingga pukul 17.00 WIB, Jumat (20/3/2020), sedikitnya ada 1.028 warga Jakarta yang dipantau dan 350 di antaranya telah selesai dipantau.
Kemudian, jumlah pasien dengan pengawasan mencapai 447 orang, 196 masih di rawat dan 251 sudah pulang. "Total pasien yang dinyatakan positif di Jakarta adalah sejumlah 224 orang, yang sembuh 13 dan yang meninggal sebanyak 20 orang," kata Catur di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai peningkatan tersebut sangat signifikan dibandingkan pekan lalu.
Dia meminta Seluruh masyarakat harus menghindari angka ini meningkat. Bukan berarti meningkatkan kesehatan. Tapi dengan menghentikan penularan.
Hari ini, lanjut Anies, di Jakarta ada 17.500 dokter, 27.000 perawat dan 900 tenaga kesehatan masyarakat. Jajaran medis di seluruh Jakarta posisinya adalah menghadapi jumlah warga yang datang, yang jumlahnya luar biasa.
Menurut dia, daya respons Pemprov DKI Jakarta memiliki ambang batas karena jumlah rumah sakit, jumlah tenaga yang tak seiring dengan jumlah kasus.
"Karena itu jika kita ingin sehat, menjaga semuanya sehat maka kurangi jumlah penderita, dan mengurangi jumlah penderita itu dengan mengurangi penularan. Karena kemampuan dari sistem kesehatan di Ibu Kota ini ada batasnya Ini berbeda kalau kita punya satu dua kasus. Ini sudah merupakan pandemik dan di Jakarta percepatannya tinggi karena interaksi tinggi," tuturnya.
Anies berharap kepada seluruh masyarakat, dunia usaha, organisasi sosial, organisasi keagamaan, ambil langkah-langkah drastis karena Jakarta sudah berstatus tanggap darurat bencana COVID-19.
(dam)