Komnas PA Ingin Bertemu Remaja Putri Pembunuh Bocah 6 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Komnas Perlindungan Anak akan melakukan pertemuan dengan N, remaja pelaku pembunuhan terhadap anak berusia lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Ketua Komnas PA, Aries Merdeka Sirait mengatakan, akan bertemu dengan pelaku di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk membuat assessment. Dia menegaskan, akan melakukan pemeriksaan apakah ada gangguan kesehatan mental dan jiwanya yang mengakibatkan perilaku sadistis sampai pada kemungkinan psikopat.
"Karena data-data yang disampaikan pihak kepolisian ada karikatur yang sebutkan apa sasarannya, kemudian juga sudah mulai kejar kecoa, binatang kecil, jadi itu ciri ciri anak yang tergantung pada gadget, itu pengaruhnya. Jadi ketika anak bergantung pada gadget, game online, lalu tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan itu yang dorong dia punya sifat sadistis bahkan mengarah pada psikopat tadi itu," kata Arist ketika ditemui di Polda Metro Jaya, pada Kamis (12/3/2020).
Dia menegaskan, sifatnya itu terlihat ketika teman adiknya itu dibunuh dengan cara dibenamkan pada bak lalu kemudian diangkat lagi dengan dipancing mainan anak-anak di bak tersebut. Menurut Arist, itu strategi dia dan lalu dimasukan ke dalam bak dan ditutup dengan pakaiam belas lalu menyimpan tanpa ada rasa menyesal. (Baca: 10 Dokter Ahli Dipersiapkan untuk Periksa Kejiwaan NF)
"Nanti untuk assesment kita bisa beri masukkan kepada pihak kepolisian dalam rangka penyidikan bagaimana menentukan posisi hukumnya. Karena ini kalau misal posisi hukum jelas berdasarkan alasan alasan tertentu tadi, bukan berdiri sendiri dia lakukan tindakan sadistis itu tapi ada kontribusi di sekitarnya.termasuk medsos yang saat ini bebas tanpa kontrol, pengasuhan salah, lingkungan sekolah tidak kondusif karena dia korban bully dan sebagainya, ini akan kita assesment itu," ujarnya.
Sampai sekarang N belum diperiksa karena masih di psikiater RS Polri. "Dari pengalaman yang ada, biasanya anak yang memiliki kegiasaan sadistis seperti ini terganggunya kesehatan mental dan jiwanya lebih banyak disebabkan ketergantungan gadget dan film kekerasan," ucapnya.
Ketua Komnas PA, Aries Merdeka Sirait mengatakan, akan bertemu dengan pelaku di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk membuat assessment. Dia menegaskan, akan melakukan pemeriksaan apakah ada gangguan kesehatan mental dan jiwanya yang mengakibatkan perilaku sadistis sampai pada kemungkinan psikopat.
"Karena data-data yang disampaikan pihak kepolisian ada karikatur yang sebutkan apa sasarannya, kemudian juga sudah mulai kejar kecoa, binatang kecil, jadi itu ciri ciri anak yang tergantung pada gadget, itu pengaruhnya. Jadi ketika anak bergantung pada gadget, game online, lalu tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan itu yang dorong dia punya sifat sadistis bahkan mengarah pada psikopat tadi itu," kata Arist ketika ditemui di Polda Metro Jaya, pada Kamis (12/3/2020).
Dia menegaskan, sifatnya itu terlihat ketika teman adiknya itu dibunuh dengan cara dibenamkan pada bak lalu kemudian diangkat lagi dengan dipancing mainan anak-anak di bak tersebut. Menurut Arist, itu strategi dia dan lalu dimasukan ke dalam bak dan ditutup dengan pakaiam belas lalu menyimpan tanpa ada rasa menyesal. (Baca: 10 Dokter Ahli Dipersiapkan untuk Periksa Kejiwaan NF)
"Nanti untuk assesment kita bisa beri masukkan kepada pihak kepolisian dalam rangka penyidikan bagaimana menentukan posisi hukumnya. Karena ini kalau misal posisi hukum jelas berdasarkan alasan alasan tertentu tadi, bukan berdiri sendiri dia lakukan tindakan sadistis itu tapi ada kontribusi di sekitarnya.termasuk medsos yang saat ini bebas tanpa kontrol, pengasuhan salah, lingkungan sekolah tidak kondusif karena dia korban bully dan sebagainya, ini akan kita assesment itu," ujarnya.
Sampai sekarang N belum diperiksa karena masih di psikiater RS Polri. "Dari pengalaman yang ada, biasanya anak yang memiliki kegiasaan sadistis seperti ini terganggunya kesehatan mental dan jiwanya lebih banyak disebabkan ketergantungan gadget dan film kekerasan," ucapnya.
(whb)