Sekolah-sekolah di Tangsel Siap Terapkan Merdeka Belajar
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pelaksanaan kebijakan baru pemerintah dalam dunia pendidikan, Merdeka Belajar, mendapat sambutan hangat sekolah-sekolah di Kota Tangerang Selatan (Tangel). Apalagi, banyak sekolah di Tangsel yang telah mengembangkan pendidikan karakter di dalam kurikulum sekolahnya.
Hal ini menjadi langkah positif dan maju bagi dunia pendidikan untuk belajar sesuai minat bakat siswa. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Taryono mengatakan, Merdeka Belajar memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menentukan kelulusan.
Selama ini banyak pihak yang khawatir setiap akan dilangsungkan Ujian Nasional (UN). Tidak hanya para murid, orang tua, guru, pihak sekolah, dan dinas juga khawatir dengan kelulusan yang rendah.
"Tetapi, saat ini USBN telah diganti jadi ujian sekolah, jadi semua kewenangan di sekolah. Sekolah yang akan menentukan kelulusan siswa," kata Taryono, di Bintaro, Minggu (8/3/2020).
Di Kota Tangsel, pelaksanaan pola Merdeka Belajar baru bisa diterapkan 100% pada tahun depan. Sedangkan pelaksaan tahun ini, pihak sekolah maupun guru masih di dalam tahap penyesuaian dengan metode baru itu.
"Untuk tahun ini sekolah minta ada kisi-kisi dari dinas, dan sudah kami berikan. Tapi diserahkan lagi ke sekolah, mau buat seperti apa. Karena ini tahun pertama, bisa juga memberi tugas-tugas portofolio," paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Auliya Insan Utama Triwisaksana mengatakan, sekolahnya siap menerapkan pola pendidikan Merdeka Belajar kepada para anak didiknya.
"Kami siap menerapkan merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan di tahun pelajaran yang akan datang, di mana tahun ajaran yang ujian nasional dihapus dan diganti dengan asesmen kompetensi minimum," paparnya.
Pihaknya pun menyambut gembira keputusan pola pendidikan baru ini. Di mana kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
"Ujian sekolah untuk kelulusan nanti diberikan sepenuhnya kepada sekolah, dan tidak lagi lewat ujian nasional. Untuk itu, kami menyampaikan kepada hadirin, bahwa Aulia sudah siap menjalaninya," tukasnya.
Meski demikian, pihaknya akan menghadapi tantangan besar dalam menerapkan pola pendidikan baru ini. Baik dari lingkungan sekolah maupun dari lingkungan sekitarnya.
"Tantangan terbesar kita nantinya mengubah paradigma di sekolah dan lingkungan sekitar. Kita di sekolah, yayasan, dan guru akan menyiapkan diri terlebih dahulu agar orangtua dan siswa juga menyiapkan diri," ungkapnya.
Penerapan pola pendidikan merdeka belajar tidak sama dengan sebelumnya. Para siswa tidak disamaratakan dengan siswa lain, keunikan masing-masing siswa kan dihargai.
"Masing-masing siswa punya kemerdekaan mengekspresikan dirinya dan memilih cara mereka untuk belajar dan kementerian menyerahkan penilaiannya ke sekolah. Jadi nanti tidak ada ranking di situ," bebernya.
Semua penilaian kelulusan nantinya akan diserahkan ke masing-masing sekolah, apakah lewat ujian praktik, karya tulis dan portopolio. Syarat kelulusan lainnya karakter di sekolah, kompetensi, skill dan agama.
"Jadi tidak hanya aspek pengetahuan, mata pelahjaran, nilai dan lainnya. Tapi juga dari aspek karakter, skill, dan nilai keagamaan. Agar mereka mengerti bahwa anak-anak siap ujian. Minggu depan sudah ujian," pungkasnya.
Hal ini menjadi langkah positif dan maju bagi dunia pendidikan untuk belajar sesuai minat bakat siswa. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Taryono mengatakan, Merdeka Belajar memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menentukan kelulusan.
Selama ini banyak pihak yang khawatir setiap akan dilangsungkan Ujian Nasional (UN). Tidak hanya para murid, orang tua, guru, pihak sekolah, dan dinas juga khawatir dengan kelulusan yang rendah.
"Tetapi, saat ini USBN telah diganti jadi ujian sekolah, jadi semua kewenangan di sekolah. Sekolah yang akan menentukan kelulusan siswa," kata Taryono, di Bintaro, Minggu (8/3/2020).
Di Kota Tangsel, pelaksanaan pola Merdeka Belajar baru bisa diterapkan 100% pada tahun depan. Sedangkan pelaksaan tahun ini, pihak sekolah maupun guru masih di dalam tahap penyesuaian dengan metode baru itu.
"Untuk tahun ini sekolah minta ada kisi-kisi dari dinas, dan sudah kami berikan. Tapi diserahkan lagi ke sekolah, mau buat seperti apa. Karena ini tahun pertama, bisa juga memberi tugas-tugas portofolio," paparnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Auliya Insan Utama Triwisaksana mengatakan, sekolahnya siap menerapkan pola pendidikan Merdeka Belajar kepada para anak didiknya.
"Kami siap menerapkan merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan di tahun pelajaran yang akan datang, di mana tahun ajaran yang ujian nasional dihapus dan diganti dengan asesmen kompetensi minimum," paparnya.
Pihaknya pun menyambut gembira keputusan pola pendidikan baru ini. Di mana kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
"Ujian sekolah untuk kelulusan nanti diberikan sepenuhnya kepada sekolah, dan tidak lagi lewat ujian nasional. Untuk itu, kami menyampaikan kepada hadirin, bahwa Aulia sudah siap menjalaninya," tukasnya.
Meski demikian, pihaknya akan menghadapi tantangan besar dalam menerapkan pola pendidikan baru ini. Baik dari lingkungan sekolah maupun dari lingkungan sekitarnya.
"Tantangan terbesar kita nantinya mengubah paradigma di sekolah dan lingkungan sekitar. Kita di sekolah, yayasan, dan guru akan menyiapkan diri terlebih dahulu agar orangtua dan siswa juga menyiapkan diri," ungkapnya.
Penerapan pola pendidikan merdeka belajar tidak sama dengan sebelumnya. Para siswa tidak disamaratakan dengan siswa lain, keunikan masing-masing siswa kan dihargai.
"Masing-masing siswa punya kemerdekaan mengekspresikan dirinya dan memilih cara mereka untuk belajar dan kementerian menyerahkan penilaiannya ke sekolah. Jadi nanti tidak ada ranking di situ," bebernya.
Semua penilaian kelulusan nantinya akan diserahkan ke masing-masing sekolah, apakah lewat ujian praktik, karya tulis dan portopolio. Syarat kelulusan lainnya karakter di sekolah, kompetensi, skill dan agama.
"Jadi tidak hanya aspek pengetahuan, mata pelahjaran, nilai dan lainnya. Tapi juga dari aspek karakter, skill, dan nilai keagamaan. Agar mereka mengerti bahwa anak-anak siap ujian. Minggu depan sudah ujian," pungkasnya.
(thm)