Peringati HPSN 2020, Anies Minta Warga Pilah Sampah Rumah Tangga
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperingati puncak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020 bersama masyarakat dan penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di lingkungan RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kawasan RW 03 Cempaka Putih Timur merupakan salah satu model percontohan wilayah yang berhasil menerapkan tata kelola sampah secara baik di tingkat rumah tangga.
Dalam kesempatan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengimbau agar seluruh komponen masyarakat di Jakarta untuk mulai mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari tingkat rumah tangga. Mengawali sambutannya, Anies mengingatkan kembali peristiwa 15 tahun silam, terjadi longsor sampah yang kemudian diperingati sebagai HPSN.
"Pagi ini kita memperingati sebuah peristiwa yang tidak ingin diulang. Peristiwa yang diperingati hari ini, kejadian di Leuwigajah, Cimahi tahun 2005. Bayangkan, sampah longsor menimpa desa. Tahu tidak berapa yang meninggal kejadian itu? Ada yang mau tebak berapa kira-kira yang meninggal kalau longsoran sampah jatuh? 157 orang. Jadi ada dua desa yang kelongsoran sampah," kata Anies dalam sambutannya di lokasi, Jumat (21/2/2020).
Anies menyebut peristiwa 15 tahun tersebut harus membawa hikmah untuk perubahan mind set (cara berpikir) dalam tata kelola sampah. Mantan Mendikbud ini menegaskan, sampah harus dipandang sebagai sisa (residu) hasil aktivitas sehari-hari yang dapat dimanfaatkan kembali.
"Yang harus kita bangun di Jakarta ini adalah perubahan mind set (cara berpikir) bahwa dalam semua kegiatan kita, ada yang kita ambil, ada yang disebut sisa. Residu atau sisa. Sisa itu hisa digunakan kembali. Karena itu, pesan hari ini adalah Kupilah. Ku-nya Kurangi. Pi-nya Pilah. Lah-nya Olah. Kurangi, Pilah, Olah. Reduce, Reuse, Recycle," tutur Anies.
Anies juga menyampaikan target sampah yang mampu dikelola adalah 30 persen di tingkat rumah tangga. Sedangkan 70 persen sisanya, akan diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau dimanfaatkan kembali dengan nilai tambah ekonomis, seperti menjadi energi.
"Jadi, saya berharap di tempat ini nanti menjadi percontohan, biar nanti masyarakat dari berbagai wilayah datang, menyaksikan dari dekat, dan insyaAllah nanti bisa menerapkan di tempatnya masing-masing. Kalau kita bisa mengelola sampah ini dengan baik, insya Allah lingkungan hidup kita menjadi lebih sehat, anak kita, keluarga, dan masyarakat juga tumbuh lebih baik," kata Anies.
Anies menjelaskan ekologi dan ekonomi sejatinya dapat berjalan beriringan, lantaran memiliki kata dasar yang sama yaitu oikos atau rumah tangga (lingkungan). Karena itu, dia berharap, perekonomian juga semakin bergerak melalui pemanfaatan tata kelola sampah.
"Saya berharap nantinya Jakarta bebas dari sampah. Tempatnya kita pilah. Gambar di sini saya rasa mencerminkan ada sampah organik, sampah kertas, sampah elektronik, sampah beracun, sampah plastik, sampah logam, sampah residu rumah tangga. Ini semua adalah sisa-sisa yang harus kita pilah dari awal. Mudah-mudahan ini berjalan dengan baik. InsyaAllah kita bisa ambil hikmahnya dari peristiwa 15 tahun yang lalu, tidak berulang lagi. Dan mudah-mudahan Jakarta bisa menjadi contoh kota modern di dalam pengolahan sampah," bebernya.
Kawasan RW 03 Cempaka Putih Timur merupakan salah satu model percontohan wilayah yang berhasil menerapkan tata kelola sampah secara baik di tingkat rumah tangga.
Dalam kesempatan ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengimbau agar seluruh komponen masyarakat di Jakarta untuk mulai mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari tingkat rumah tangga. Mengawali sambutannya, Anies mengingatkan kembali peristiwa 15 tahun silam, terjadi longsor sampah yang kemudian diperingati sebagai HPSN.
"Pagi ini kita memperingati sebuah peristiwa yang tidak ingin diulang. Peristiwa yang diperingati hari ini, kejadian di Leuwigajah, Cimahi tahun 2005. Bayangkan, sampah longsor menimpa desa. Tahu tidak berapa yang meninggal kejadian itu? Ada yang mau tebak berapa kira-kira yang meninggal kalau longsoran sampah jatuh? 157 orang. Jadi ada dua desa yang kelongsoran sampah," kata Anies dalam sambutannya di lokasi, Jumat (21/2/2020).
Anies menyebut peristiwa 15 tahun tersebut harus membawa hikmah untuk perubahan mind set (cara berpikir) dalam tata kelola sampah. Mantan Mendikbud ini menegaskan, sampah harus dipandang sebagai sisa (residu) hasil aktivitas sehari-hari yang dapat dimanfaatkan kembali.
"Yang harus kita bangun di Jakarta ini adalah perubahan mind set (cara berpikir) bahwa dalam semua kegiatan kita, ada yang kita ambil, ada yang disebut sisa. Residu atau sisa. Sisa itu hisa digunakan kembali. Karena itu, pesan hari ini adalah Kupilah. Ku-nya Kurangi. Pi-nya Pilah. Lah-nya Olah. Kurangi, Pilah, Olah. Reduce, Reuse, Recycle," tutur Anies.
Anies juga menyampaikan target sampah yang mampu dikelola adalah 30 persen di tingkat rumah tangga. Sedangkan 70 persen sisanya, akan diolah melalui Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau dimanfaatkan kembali dengan nilai tambah ekonomis, seperti menjadi energi.
"Jadi, saya berharap di tempat ini nanti menjadi percontohan, biar nanti masyarakat dari berbagai wilayah datang, menyaksikan dari dekat, dan insyaAllah nanti bisa menerapkan di tempatnya masing-masing. Kalau kita bisa mengelola sampah ini dengan baik, insya Allah lingkungan hidup kita menjadi lebih sehat, anak kita, keluarga, dan masyarakat juga tumbuh lebih baik," kata Anies.
Anies menjelaskan ekologi dan ekonomi sejatinya dapat berjalan beriringan, lantaran memiliki kata dasar yang sama yaitu oikos atau rumah tangga (lingkungan). Karena itu, dia berharap, perekonomian juga semakin bergerak melalui pemanfaatan tata kelola sampah.
"Saya berharap nantinya Jakarta bebas dari sampah. Tempatnya kita pilah. Gambar di sini saya rasa mencerminkan ada sampah organik, sampah kertas, sampah elektronik, sampah beracun, sampah plastik, sampah logam, sampah residu rumah tangga. Ini semua adalah sisa-sisa yang harus kita pilah dari awal. Mudah-mudahan ini berjalan dengan baik. InsyaAllah kita bisa ambil hikmahnya dari peristiwa 15 tahun yang lalu, tidak berulang lagi. Dan mudah-mudahan Jakarta bisa menjadi contoh kota modern di dalam pengolahan sampah," bebernya.
(mhd)