Dituding Tak Peduli Bencana di Bogor, Pemprov Jabar Siapkan Rp1,5 Miliar
A
A
A
BOGOR - Guna menepis sekaligus meringankan beban Pemkab Bogor dalam menanggulangi pascabencana banjir bandang dan longsor, khususnya di empat kecamatan terdampak paling parah yakni Sukajaya, Nanggung, Cigudeg, dan Jasinga, Pemprov Jawa Barat siap menggelontorkan Rp1,5 miliar.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzanul Umum saat berkunjung ke Desa Pasir Madang, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kamis (16/1/2020). Menurut Uu, sudah sejak awal Pemprov mengambil tindakan dalam mengatasi bencana ini.
"Kami sudah siap sejak awal untuk ambil tindakan itu (memberikan bantuan) dan kami bukan menunggu instruksi dari pusat. Hanya pemberitahuan saja, bahwa dana dan lainnya sudah kami persiapkan. Jangan ada anggapan kami tidak peduli bencana," ujarnya.
Terkait anggaran, pihaknya sudah mengalokasikan bantuan tak terduga (BTT), setiap pemerintahan ada pos kode rekening biaya tak terduga ini."Nah itu yang akan dipakai jadi dalam menggunakan uang tersebut tidak usah pakai proposal lagi sudah hak kepala daerah untuk menggunakannya karena sudah dianggarkan sebelumnya," ungkapnya.
Terkait pencairan, pihaknya belum bisa menjawab secara keseluruhan, misalnya berapa di Kabupaten Bogor. "Yang jelas sudah dikasih, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi itu mungkin sekian miliar rupiah yah. Nah untuk Kabupaten Bogor Rp1,5 milliar. Bahkan kalau perlu nanti kita kasih lagi, bisa lebih (dicairkannya) asal yang minta Bupati karena kepala daerahnya tidak menyatakan darurat bencana maka kami tidak bisa memberi," ujarnya.
Terkait dengan kebutuhan para pengungsi, seperti sembako dan pakaian, pihaknya menilai sudah tercukupi dengan terus mengalirnya bantuan dari sejumlah pihak.
"Tetapi mungkin hal biasa ketika pascabencana banyak yang sakit terutama anak-anak, yang diminta Bupati Bogor adalah perumahan tahapannya adalah mencari dulu rumah untuk disewa karena terlalu lama di sini seperti ini, cukup mengkhawatirkan, setelah itu kita akan merelokasi tanahnya dan lain-lain," ujarnya.
Prinsipnya, lanjut dia, apa yang disampaikan oleh masyarakat dan Bupati akan secepatnya disampaikan ke tingkat provinsi dan kementerian. "Tapi kita minta juga tingkatkan keimanan dan ketakwaan. Kita juga minta segera buat musala untuk laki-laki dan perempuan kemudian juga fasilitas mandi cuci kakus (MCK) dan lain-lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan apa yang bisa dibantu oleh provinsi saat ini sedang diinventarisir terkait kebutuhan. "Hari ini (kemarin) beliau meninjau kira-kira kebutuhannya apa nanti disampaikan dalam rapat itu. Kebetulan kita besok rapat dengan Gubernur dan Menteri PUPR di Bandung untuk menindaklanjuti," ungkapnya.
Jadi, lanjut dia, yang paling urgen adalah bagaimana pengungsi ditenda minimal ada hunian sementara (huntara) dulu sambil mempersiapkan untuk relokasi. "Dan relokasinya kan enggak sembarangan tempat tanahnya kan harus diidentifikasi apakah aman atau tidak," ucapnya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzanul Umum saat berkunjung ke Desa Pasir Madang, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Kamis (16/1/2020). Menurut Uu, sudah sejak awal Pemprov mengambil tindakan dalam mengatasi bencana ini.
"Kami sudah siap sejak awal untuk ambil tindakan itu (memberikan bantuan) dan kami bukan menunggu instruksi dari pusat. Hanya pemberitahuan saja, bahwa dana dan lainnya sudah kami persiapkan. Jangan ada anggapan kami tidak peduli bencana," ujarnya.
Terkait anggaran, pihaknya sudah mengalokasikan bantuan tak terduga (BTT), setiap pemerintahan ada pos kode rekening biaya tak terduga ini."Nah itu yang akan dipakai jadi dalam menggunakan uang tersebut tidak usah pakai proposal lagi sudah hak kepala daerah untuk menggunakannya karena sudah dianggarkan sebelumnya," ungkapnya.
Terkait pencairan, pihaknya belum bisa menjawab secara keseluruhan, misalnya berapa di Kabupaten Bogor. "Yang jelas sudah dikasih, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi itu mungkin sekian miliar rupiah yah. Nah untuk Kabupaten Bogor Rp1,5 milliar. Bahkan kalau perlu nanti kita kasih lagi, bisa lebih (dicairkannya) asal yang minta Bupati karena kepala daerahnya tidak menyatakan darurat bencana maka kami tidak bisa memberi," ujarnya.
Terkait dengan kebutuhan para pengungsi, seperti sembako dan pakaian, pihaknya menilai sudah tercukupi dengan terus mengalirnya bantuan dari sejumlah pihak.
"Tetapi mungkin hal biasa ketika pascabencana banyak yang sakit terutama anak-anak, yang diminta Bupati Bogor adalah perumahan tahapannya adalah mencari dulu rumah untuk disewa karena terlalu lama di sini seperti ini, cukup mengkhawatirkan, setelah itu kita akan merelokasi tanahnya dan lain-lain," ujarnya.
Prinsipnya, lanjut dia, apa yang disampaikan oleh masyarakat dan Bupati akan secepatnya disampaikan ke tingkat provinsi dan kementerian. "Tapi kita minta juga tingkatkan keimanan dan ketakwaan. Kita juga minta segera buat musala untuk laki-laki dan perempuan kemudian juga fasilitas mandi cuci kakus (MCK) dan lain-lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan apa yang bisa dibantu oleh provinsi saat ini sedang diinventarisir terkait kebutuhan. "Hari ini (kemarin) beliau meninjau kira-kira kebutuhannya apa nanti disampaikan dalam rapat itu. Kebetulan kita besok rapat dengan Gubernur dan Menteri PUPR di Bandung untuk menindaklanjuti," ungkapnya.
Jadi, lanjut dia, yang paling urgen adalah bagaimana pengungsi ditenda minimal ada hunian sementara (huntara) dulu sambil mempersiapkan untuk relokasi. "Dan relokasinya kan enggak sembarangan tempat tanahnya kan harus diidentifikasi apakah aman atau tidak," ucapnya.
(whb)