10 Kecamatan di Jakarta Rawan Longsor
A
A
A
JAKARTA - Terdapat sepuluh kecamatan di wilayah Jakarta rawan longsor kategori menengah yang disebabkan pergeseran tanah. Delapan wilayah berada di Jakarta Selatan yakni Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan. Dua wilayah lainnya di Jakarta Timur yakni Kramatjati dan Pasar Rebo.
Kecamatan rawan longsor tersebut berdasarkan rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Sebagian besar di daerah aliran sungai," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo, Kamis (9/1/2020)
Pada musim hujan longsor sangat mudah terjadi lantaran penyebabnya curah hujan yang tinggi. Dia mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor selalu waspada pada musim hujan. “Sambil Pemprov DKI mengantisipasi lewat mitigasi struktural, daerah bantaran kali diperkuat dengan menanam pohon," katanya.
Antisipasi lainnya yakni Pemprov DKI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengevaluasi tanggul rawan jebol. "Kami menemukan di banyak tempat potensi retak-retak yang bila ada tekanan besar punya risiko," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur tengah mengumpulkan semua laporan dari camat dan lurah bila ditemukan tanggul rawan jebol. Itu bukan untuk membuat khawatir melainkan menyampaikan bahwa itu semua demi mengamankan sehingga sesegera mungkin dilakukan penguatan. "Jadi harapannya bisa mencegah kejadian daripada sudah jebol baru diperbaiki," katanya.
Sebelumnya diketahui, sejumlah tanggul sungai dan laut di DKI Jakarta rawan jebol. Pemprov DKI siap mengatasi tanggul jebol tersebut meski kewenangan pemerintah pusat.
Berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, terdapat dua wilayah sungai rawan jebol yaitu di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Salah satu yang sudah jebol di Kali Sunter, Jalan Cinta, Pulogadung, Jakarta Timur.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, telah menyiapkan berbagai penanganan seperti menyiapkan karung bronjong dan penurapan langsung seperti yang dilakukan di Kali Sunter, padahal itu kewenangan pemerintah pusat. "Kita kerjakan menggunakan anggaran darurat. Siapapun pemiliknya kita harus segera perbaiki jangan sampai ada yang jebol saat musim hujan ini," ujarnya, Kamis (9/1/2020).
Kecamatan rawan longsor tersebut berdasarkan rilis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Sebagian besar di daerah aliran sungai," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo, Kamis (9/1/2020)
Pada musim hujan longsor sangat mudah terjadi lantaran penyebabnya curah hujan yang tinggi. Dia mengimbau masyarakat di wilayah rawan longsor selalu waspada pada musim hujan. “Sambil Pemprov DKI mengantisipasi lewat mitigasi struktural, daerah bantaran kali diperkuat dengan menanam pohon," katanya.
Antisipasi lainnya yakni Pemprov DKI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengevaluasi tanggul rawan jebol. "Kami menemukan di banyak tempat potensi retak-retak yang bila ada tekanan besar punya risiko," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur tengah mengumpulkan semua laporan dari camat dan lurah bila ditemukan tanggul rawan jebol. Itu bukan untuk membuat khawatir melainkan menyampaikan bahwa itu semua demi mengamankan sehingga sesegera mungkin dilakukan penguatan. "Jadi harapannya bisa mencegah kejadian daripada sudah jebol baru diperbaiki," katanya.
Sebelumnya diketahui, sejumlah tanggul sungai dan laut di DKI Jakarta rawan jebol. Pemprov DKI siap mengatasi tanggul jebol tersebut meski kewenangan pemerintah pusat.
Berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, terdapat dua wilayah sungai rawan jebol yaitu di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Salah satu yang sudah jebol di Kali Sunter, Jalan Cinta, Pulogadung, Jakarta Timur.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, telah menyiapkan berbagai penanganan seperti menyiapkan karung bronjong dan penurapan langsung seperti yang dilakukan di Kali Sunter, padahal itu kewenangan pemerintah pusat. "Kita kerjakan menggunakan anggaran darurat. Siapapun pemiliknya kita harus segera perbaiki jangan sampai ada yang jebol saat musim hujan ini," ujarnya, Kamis (9/1/2020).
(jon)