Premanisme dan Geng Motor Dominasi Pengungkapan Kasus di Jakarta Barat
A
A
A
JAKARTA - Polrestro Jakarta Barat mencatat sepanjang tahun 2019, kejahatan jalanan seperti premanisme dan geng motor mendominasi pengungkapan kasus di Jakarta Barat. Meski demikian, dibandingkan 2018, klaim kasus kejahatan alami penurunan.
"Pada 2019 ini tercatat ada 1.743 kasus, sementara tahun 2018 dengan 1.870 kasus. Artinya ada penurunan 7% untuk crime total di Jakarta Barat pada 2019 ini," ungkap Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi saat rilis akhir tahun di Mapolrestro Jakarta Barat, Senin (30/12/2019).
Meskipun crime total mengalami penurunan, namun crime clearance yang ditangani Polres Jakarta Barat, naik 18%. Hal ini tercatat dari data sebesar 1.988 kasus di tahun 2019, sementara tahun 2018 ada 1.687 kasus.
Hengki mengklaim meningkatnya crime clearance tahun ini salah satu penyebabnya karena adanya dua kerusuhan besar yang terjadi, yakni dalam kerusuhan menolak hasil pilpres pada 21-22 Mei dan unjuk rasa RKUHP pada 23-26 September 2019.
"Mengapa? Mei dan September 2019 di wilayah Polres Jakarta Barat terjadi kerusuhan, kita amankan 600 tersangka crime total cukup meningkat," ujarnya. Sementara terhadap kasus menonjol, Hengki menyebut 304 premanisme yang diamankan, 87 orang ditahan sementara 217 orang dibina.
Selain itu, Hengki memaparkan selama setahun pihaknya mencatat beberapa kasus menonjol tercatat di Jakarta Barat, di antaranya 11 penagih utang menggunakan senpi di Jelambar, penyekapan bos hotel di Taman Sari, serta 31 orang yang diamnakan dalam geng motor.
Selain melakukan tindakan represif, Hengki menuturkan, pihaknya juga rutin melakukan tindakan pencegahan, baik preemtif maupun preventif."Maka pola tugas kami kedepankan preventif dan preemtif dan tidak lepas dari peran masyarakat baik dengan ulama atau kalangan kampus serta bersinergi dengan TNI dan Pemkot," ucapnya.
"Pada 2019 ini tercatat ada 1.743 kasus, sementara tahun 2018 dengan 1.870 kasus. Artinya ada penurunan 7% untuk crime total di Jakarta Barat pada 2019 ini," ungkap Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi saat rilis akhir tahun di Mapolrestro Jakarta Barat, Senin (30/12/2019).
Meskipun crime total mengalami penurunan, namun crime clearance yang ditangani Polres Jakarta Barat, naik 18%. Hal ini tercatat dari data sebesar 1.988 kasus di tahun 2019, sementara tahun 2018 ada 1.687 kasus.
Hengki mengklaim meningkatnya crime clearance tahun ini salah satu penyebabnya karena adanya dua kerusuhan besar yang terjadi, yakni dalam kerusuhan menolak hasil pilpres pada 21-22 Mei dan unjuk rasa RKUHP pada 23-26 September 2019.
"Mengapa? Mei dan September 2019 di wilayah Polres Jakarta Barat terjadi kerusuhan, kita amankan 600 tersangka crime total cukup meningkat," ujarnya. Sementara terhadap kasus menonjol, Hengki menyebut 304 premanisme yang diamankan, 87 orang ditahan sementara 217 orang dibina.
Selain itu, Hengki memaparkan selama setahun pihaknya mencatat beberapa kasus menonjol tercatat di Jakarta Barat, di antaranya 11 penagih utang menggunakan senpi di Jelambar, penyekapan bos hotel di Taman Sari, serta 31 orang yang diamnakan dalam geng motor.
Selain melakukan tindakan represif, Hengki menuturkan, pihaknya juga rutin melakukan tindakan pencegahan, baik preemtif maupun preventif."Maka pola tugas kami kedepankan preventif dan preemtif dan tidak lepas dari peran masyarakat baik dengan ulama atau kalangan kampus serta bersinergi dengan TNI dan Pemkot," ucapnya.
(whb)