Sepanjang 2019, Sudin PKP Tangani 568 Kasus Kebakaran di Jaktim
A
A
A
JAKARTA - Sejak Januari hingga 18 Desember 2019 Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Timur menangani 568 kebakaran . Dari 568 peristiwa kebakaran, 265 disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik.
"Hubungan pendek arus listrik merajai penyebab kebakaran di wilayah Jakarta Timur," kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas PKP Jakarta Timur, Gatot Sulaeman saat dikonfirmasi, Jumat (27/12/2019).
Gatot melanjutkan, untuk penyebab kebakaran lainnya disebabkan oleh kompor gas ada sebanyak 53 kasus, disebabkan oleh puntung rokok sebanyak 22 kasus dan sisa kasus lainnya disbabkan berbagai faktor.
Menurut Gatot, pada Januari tercatat ada sebanyak 36 kasus kebakaran, di Februari sendiri sebanyak 28 kebakaran, lalu Maret ada 31 kasus kebakaran, memasuki April ada sebanyak 34 kasus kebakaran.
Kemudian Mei 32 kebakaran, lalu Juni 46 kasus kebakaran, Juli 51 kasus kebakaran, Agustus 78 kasus krbakaran, September 75 kasus kebakaran, Oktober 71 kasus kebakaran, November 46 kasus kebakaran dan awal Desember hinga 18 Desember ada 40 kasus kebakaran.
"Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran selama Januari hingga 18 Desember 2019 mencapai 91,6 miliar," ungkapnya.
Karena angka kebakaran di wilayaha Jakarta Timur masih terbilang tinggi, pihaknya tak henti-henti mengimbau masyarakat untuk menghindari pemakaian instalasi listrik bodong hingga menghindari penggunaan kompor gas yang tidak sesuai standar.
"Mengingat kejadian kebakaran yang masih tinggi, kita akan selalu memberikan edukasi dalam penanganan kasus kebakaran guna mencegah kerugian materil," pungkasnya.
"Hubungan pendek arus listrik merajai penyebab kebakaran di wilayah Jakarta Timur," kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas PKP Jakarta Timur, Gatot Sulaeman saat dikonfirmasi, Jumat (27/12/2019).
Gatot melanjutkan, untuk penyebab kebakaran lainnya disebabkan oleh kompor gas ada sebanyak 53 kasus, disebabkan oleh puntung rokok sebanyak 22 kasus dan sisa kasus lainnya disbabkan berbagai faktor.
Menurut Gatot, pada Januari tercatat ada sebanyak 36 kasus kebakaran, di Februari sendiri sebanyak 28 kebakaran, lalu Maret ada 31 kasus kebakaran, memasuki April ada sebanyak 34 kasus kebakaran.
Kemudian Mei 32 kebakaran, lalu Juni 46 kasus kebakaran, Juli 51 kasus kebakaran, Agustus 78 kasus krbakaran, September 75 kasus kebakaran, Oktober 71 kasus kebakaran, November 46 kasus kebakaran dan awal Desember hinga 18 Desember ada 40 kasus kebakaran.
"Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran selama Januari hingga 18 Desember 2019 mencapai 91,6 miliar," ungkapnya.
Karena angka kebakaran di wilayaha Jakarta Timur masih terbilang tinggi, pihaknya tak henti-henti mengimbau masyarakat untuk menghindari pemakaian instalasi listrik bodong hingga menghindari penggunaan kompor gas yang tidak sesuai standar.
"Mengingat kejadian kebakaran yang masih tinggi, kita akan selalu memberikan edukasi dalam penanganan kasus kebakaran guna mencegah kerugian materil," pungkasnya.
(mhd)