Kemunculan Ular Kobra ke Permukiman Warga Tak Perlu Dibesar-besarkan

Kamis, 19 Desember 2019 - 14:06 WIB
Kemunculan Ular Kobra...
Kemunculan Ular Kobra ke Permukiman Warga Tak Perlu Dibesar-besarkan
A A A
JAKARTA - Manajer Unit Taman Burung dan Taman Reptil Taman Mini Indonesia Indah (TMII), M Piter Kombo menyebutkan, maraknya kemunculan anak ular kobra dipenghujung tahun 2019 merupakan kejadian yang biasa dan tak perlu dibesar-besarkan. Kendati demikian masyarakat tetap diimbau waspada guna menghindari serangan ular kobra yang memiliki bisa mematikan.

Menurut Piter, kemunculan ular kobra saat ini memiliki perbedaan yang sangat jauh bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kemunculan kobra tahun ini ramai diperbincangkan karena masifnya pemberitaan di media massa.

"Jadi ini merupakan periode rutin dimana siklus perkembangan anak kobra memang ada pada bulan-bulan seperti ini. Saat musim hujan memang kobra baru mulai menetas. Jadi karena ini ada pemberitaan dimana-mana masyarakat jadi lebih aware, itu yang kenapa penemuan itu jauh lebih banyak sekarang, orang malah sengaja nyari-nyari yah," kata Piter saat dihubungi SINDOnews, Kamis (19/12/2019).

Penyebab lain kemunculan kobra dikarenakan habitat dari ular kobra sendiri sudah rusak, sehingga kobra-kobra untuk mencari makan, kobra kesulitan dan cenderung menampakan diri dihadapan manusia. (Baca: Masuk Pemukiman Warga di Tangsel, Puluhan Anak Ular Kobra Ditangkap)

"Jadi banyak predator-predator alami yang ada di alam, yang memang sudah sulit kita temukan. Contohnya ada jenis ular lain atau reptil lain yang memakan kobra, ada juga jenis jenis burung predator dan lain sebagainya, dengan tidak adanya si pemangsa alami si kobra otomatis yang tidak ada di puncak, menjadi di puncak rantai makanan. Itu kenpa dia (ular kobra) jadi banyak dimana-mana," tuturnya.

Terakhir dia mengatakan, kemunculan kobra sendiri tidak ada kaitannya dengan gejala alam yang acap kali dikaitkan dengan bencana yang akan terjadi. Sebab, kemunculan kobra merupakan fenomena yang diakibatkan adanya perubahan iklim.

"Kalau dari sisi yang belatar belakang satwa kita tidak mengarahkan ke arah sana ya, nah ini lebih perubahan cuaca yang mengakibatkan si ekosistem kobra ini berubah, yang tadinya mereka lebih nyaman cari makan di luar sana, begitu tempat di luar sana habis, mereka jadi ke permukiman," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)