Pagelaran Formula E Diprediksi Tingkatkan Ekonomi di Atas Enam Persen
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada 2020 diproyeksikan akan tetap berada pada di atas angka enam persen. Penyelenggaraan Formula E di ibu kota menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi tersebut.
Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan salah satu faktor ekonomi akan tetap bertahan di angka enam persen karena adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang bisa mendorong perdagangan di DKI Jakarta. Dimana produksi berbagai atribut kampanye akan mengalami peningkatan.
Menurut Sarman, banyak pasangan calon kepala daerah yang berbelanja berbagai atribut kampanye dari Usaha Kecil Menengah (UKM) Jakarta karena faktor kualitas, desain, dan harga yang lebih baik.
"Faktor lainnya adanya penyelenggaraan Formula E di ibu kota yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan," kata Sarman dalam seminar review ekonomi Jakarta 2019 dan outlook 2020 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019).
Pagelaran formula E, lanjut Sarman, harus dimanfaatkan oleh pemerintah dan pelaku usaha karena banyaknya jumlah turis lokal dan mancanegara.
"Sebagai tuan rumah balap mobil Formula E yang akan dilaksanakan 5 tahun berturut turut akan sangat berdampak pada peningkatan kinerja perekonomian Jakarta dari sisi pariwisata," ungkapnya.
Sarman memaparkan, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jakarta memiliki trend yang sangat positif dimana tahun 2016 sebesar 5,85 persen, memasuki tahun 2017 naik sebesar 6,22 persen dan tahun 2018 berada di angka 6,17 persen.
Untuk 2019 pertumbuhan ekonomi Jakarta mengalami sedikit penurunan di angka 6 persen dengan melihat pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 6,23 persen, kemudian triwulan II sebesar 5,72 persen, dan triwulan III sebesar 6,07 persen, sedangkan triwulan IV dengan naiknya konsumsi rumah tangga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru diperkirakan sebesar 6.00 persen.
"Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang yang trendnya tidak sesuai harapan," jelasnya.
Ekonomi nasional, pada tahun 2016 sebesar 5,02 persen,tahun 2017 sebesar 5,07 persen, berlanjut tahun 2018 sebesar 5,17 persen, dan tahun 2019 pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 5,1persen.
"Trend kinerja ekonomi Jakarta yang positif ini dipengaruhi oleh kemampuan Pemprov DKI Jakarta mengelola harga pokok pangan yang stabil untuk menjaga konsumi rumah tangga atau daya beli masyarakat yang terjaga sehingga tingkat Inflasi juga selalu terkendali," pungkasnya.
Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan salah satu faktor ekonomi akan tetap bertahan di angka enam persen karena adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang bisa mendorong perdagangan di DKI Jakarta. Dimana produksi berbagai atribut kampanye akan mengalami peningkatan.
Menurut Sarman, banyak pasangan calon kepala daerah yang berbelanja berbagai atribut kampanye dari Usaha Kecil Menengah (UKM) Jakarta karena faktor kualitas, desain, dan harga yang lebih baik.
"Faktor lainnya adanya penyelenggaraan Formula E di ibu kota yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan," kata Sarman dalam seminar review ekonomi Jakarta 2019 dan outlook 2020 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019).
Pagelaran formula E, lanjut Sarman, harus dimanfaatkan oleh pemerintah dan pelaku usaha karena banyaknya jumlah turis lokal dan mancanegara.
"Sebagai tuan rumah balap mobil Formula E yang akan dilaksanakan 5 tahun berturut turut akan sangat berdampak pada peningkatan kinerja perekonomian Jakarta dari sisi pariwisata," ungkapnya.
Sarman memaparkan, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jakarta memiliki trend yang sangat positif dimana tahun 2016 sebesar 5,85 persen, memasuki tahun 2017 naik sebesar 6,22 persen dan tahun 2018 berada di angka 6,17 persen.
Untuk 2019 pertumbuhan ekonomi Jakarta mengalami sedikit penurunan di angka 6 persen dengan melihat pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 6,23 persen, kemudian triwulan II sebesar 5,72 persen, dan triwulan III sebesar 6,07 persen, sedangkan triwulan IV dengan naiknya konsumsi rumah tangga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru diperkirakan sebesar 6.00 persen.
"Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang yang trendnya tidak sesuai harapan," jelasnya.
Ekonomi nasional, pada tahun 2016 sebesar 5,02 persen,tahun 2017 sebesar 5,07 persen, berlanjut tahun 2018 sebesar 5,17 persen, dan tahun 2019 pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 5,1persen.
"Trend kinerja ekonomi Jakarta yang positif ini dipengaruhi oleh kemampuan Pemprov DKI Jakarta mengelola harga pokok pangan yang stabil untuk menjaga konsumi rumah tangga atau daya beli masyarakat yang terjaga sehingga tingkat Inflasi juga selalu terkendali," pungkasnya.
(ysw)