Relokasi Minim Peminat, dari 104 Pedagang Baru 4 PKL Senen yang Daftar
A
A
A
JAKARTA - Relokasi PKL di kawasan Senen Jakarta Pusat belum sesuai harapan. Pasalnya, para PKL masih enggan untuk dipindahkan ke tempat yang sudah disediakan Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus).
"Belum ada perkembangan positif dari para PKL untuk pindah ke Pasar Atom, sejauh ini baru empat orang yang mendaftar dari 104 PKL yang terdata," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi saat dikonfirmasi, Rabu (11/12/2019).
Dia menuturkan, masih banyak PKL yang belum mendaftarkan diri untuk mendapatkan kios berukuran 2x1,5 meter karena ada hasutan dari Asosiasi Pedagang Jakarta Raya (APJR). Sebab, sejak 7 Desember 2019 lalu pendaftaran sudah dibuka, namun para PKL Senen seolah mengabaikan peringatan untuk tidak menggelar lapak di lokasi yang telah dilarang.
"Ini sudah disediakan tempat oleh pihak Pasar Jaya, seharusnya mereka mau, karena lokasi kawasan yang strategis bagi para PKL," tuturnya. (Baca Juga: Cegah PKL Berjualan, Satpol PP Berjaga di Kawasan Senen)
Kendati demikian, Irwandi masih manaruh rasa optimis, terkait proses relokasi tersebut. Sebab, Pemkot Jakpus masih membuka lebar kesempatan tersebut bagi para PKL Senen dengan tidak membatasi waktu pendaftaran.
"Kita engga kasih tenggat waktu, kita masih tunggu mereka, dan selama enam bulan pertama kita gratiskan biaya sewa kios. Kalau itu enggak menutup, ya sudah berhenti, cari usaha lain," pungkasnya.
Sebelumnya, keputusan menempatkan PKL di Pasar Atom dilakukan menyusul penolakan PKL direlokasi ke Pasar Kenari. Berdasarkan informasi yang beredar, PKL Senen bersedia direlokasi asalkan lokasinya tetap di kawasan Senen.
Mereka khawatir kehilangan pedagang jika berdagang di Pasar Atom. Kebanyakan PKL Senen adalah penjual baju bekas sisa impor, dompet, aksesoris ikat pinggang, maupun cincin. Kecil kemungkinan bagi mereka untuk kembali berdagang lantaran kawasan tersebut dijaga ketat 600 aparat hingga pulul 22.00 WIB.
"Belum ada perkembangan positif dari para PKL untuk pindah ke Pasar Atom, sejauh ini baru empat orang yang mendaftar dari 104 PKL yang terdata," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi saat dikonfirmasi, Rabu (11/12/2019).
Dia menuturkan, masih banyak PKL yang belum mendaftarkan diri untuk mendapatkan kios berukuran 2x1,5 meter karena ada hasutan dari Asosiasi Pedagang Jakarta Raya (APJR). Sebab, sejak 7 Desember 2019 lalu pendaftaran sudah dibuka, namun para PKL Senen seolah mengabaikan peringatan untuk tidak menggelar lapak di lokasi yang telah dilarang.
"Ini sudah disediakan tempat oleh pihak Pasar Jaya, seharusnya mereka mau, karena lokasi kawasan yang strategis bagi para PKL," tuturnya. (Baca Juga: Cegah PKL Berjualan, Satpol PP Berjaga di Kawasan Senen)
Kendati demikian, Irwandi masih manaruh rasa optimis, terkait proses relokasi tersebut. Sebab, Pemkot Jakpus masih membuka lebar kesempatan tersebut bagi para PKL Senen dengan tidak membatasi waktu pendaftaran.
"Kita engga kasih tenggat waktu, kita masih tunggu mereka, dan selama enam bulan pertama kita gratiskan biaya sewa kios. Kalau itu enggak menutup, ya sudah berhenti, cari usaha lain," pungkasnya.
Sebelumnya, keputusan menempatkan PKL di Pasar Atom dilakukan menyusul penolakan PKL direlokasi ke Pasar Kenari. Berdasarkan informasi yang beredar, PKL Senen bersedia direlokasi asalkan lokasinya tetap di kawasan Senen.
Mereka khawatir kehilangan pedagang jika berdagang di Pasar Atom. Kebanyakan PKL Senen adalah penjual baju bekas sisa impor, dompet, aksesoris ikat pinggang, maupun cincin. Kecil kemungkinan bagi mereka untuk kembali berdagang lantaran kawasan tersebut dijaga ketat 600 aparat hingga pulul 22.00 WIB.
(ysw)