Tak Mau Hanya Ramai Akhir Pekan, Bogor Siapkan Destinasi Wisata Baru
A
A
A
BOGOR - Kota Bogor berbenah untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Pemkot tak mau kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Hujan hanya ramai saat akhir pekan saja.
Untuk itu, Pemkot Bogor mengajak pelaku usaha wisata ikut terus melakukan berinovasi. Sebab keberadaan destinasi wisata yang ada saat ini, seperti museum dan balai penelitian, dinilai masih belum maksimal.
"Tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang kita hadapi masih banyak. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah pusat serta pihak lainnya untuk menghadapi dan menyelesaikannya," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di hadapan pelaku wisata, Minggu (8/12/2019).
Menurut dia, dengan wilayah yang tidak terlalu luas dan potensi terbatas, maka peningkatan kunjungan wisatawan sudah menjadi keharusan. Maka dari itu, hal yang harus dibangun adalah mental, budaya, sikap, perilaku, toleransi, kecintaan terhadap alam, dan hal lainnya.
"Untuk itu semua elemen pariwisata di Kota Bogor harus mau bersama-sama berkolaborasi dan berinovasi agar kunjungan wisatawan datang ke Kota Bogor, tidak hanya ramai di akhir pekan saja," ujarnya.
Dedie lalu menyinggung rencana Pemkot Bogor di tahun 2020 yang akan mengembangkan beberapa objek atau destinasi wisata baru. Seperti Alun-Alun Kota Bogor yang terintegrasi dengan Masjid Agung, Stasiun Bogor dan Pasar Kebon Kembang. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
"Selain itu, bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, Pemkot berupaya mengembangkan wisata Situ Gede di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri kita, potensi yang dimiliki Kota Bogor luar biasa besar," ucapnya.
Dedie lalu menyinggung transformasi Korea Selatan yang menjadi negara paling miskin di Asia pada tahun 1973 bersama Indonesia, hingga menjadi negara dengan cadangan devisa nomor delapan di dunia saat ini. Penyelenggaran Olimpiade Seoul 1988 menjadi momentum kebangkitan Korea Selatan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, juga mengharapkan pelaku usaha atau pramuwisata lebih meningkatkan kualitas dan menyesuaikan dengan standar nasional.
"Harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor, mencerminkan ke-Indonesia-annya dan menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada para wisatawan," tukasnya.
Ia berharap dengan sinergi antara pelaku usaha dan pramuwisata, dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor, yang tahun ini ditargetkan 8,7 juta orang. "Untuk tahun 2020 target kunjungan wisatawan adalah 9,63 juta orang," pungkasnya.
Untuk itu, Pemkot Bogor mengajak pelaku usaha wisata ikut terus melakukan berinovasi. Sebab keberadaan destinasi wisata yang ada saat ini, seperti museum dan balai penelitian, dinilai masih belum maksimal.
"Tantangan dan pekerjaan rumah (PR) yang kita hadapi masih banyak. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah pusat serta pihak lainnya untuk menghadapi dan menyelesaikannya," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di hadapan pelaku wisata, Minggu (8/12/2019).
Menurut dia, dengan wilayah yang tidak terlalu luas dan potensi terbatas, maka peningkatan kunjungan wisatawan sudah menjadi keharusan. Maka dari itu, hal yang harus dibangun adalah mental, budaya, sikap, perilaku, toleransi, kecintaan terhadap alam, dan hal lainnya.
"Untuk itu semua elemen pariwisata di Kota Bogor harus mau bersama-sama berkolaborasi dan berinovasi agar kunjungan wisatawan datang ke Kota Bogor, tidak hanya ramai di akhir pekan saja," ujarnya.
Dedie lalu menyinggung rencana Pemkot Bogor di tahun 2020 yang akan mengembangkan beberapa objek atau destinasi wisata baru. Seperti Alun-Alun Kota Bogor yang terintegrasi dengan Masjid Agung, Stasiun Bogor dan Pasar Kebon Kembang. (Baca juga: Eks Taman Topi Bogor Dijadikan Alun-alun Terbesar, 190 PKL Direlokasi)
"Selain itu, bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, Pemkot berupaya mengembangkan wisata Situ Gede di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri kita, potensi yang dimiliki Kota Bogor luar biasa besar," ucapnya.
Dedie lalu menyinggung transformasi Korea Selatan yang menjadi negara paling miskin di Asia pada tahun 1973 bersama Indonesia, hingga menjadi negara dengan cadangan devisa nomor delapan di dunia saat ini. Penyelenggaran Olimpiade Seoul 1988 menjadi momentum kebangkitan Korea Selatan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi, juga mengharapkan pelaku usaha atau pramuwisata lebih meningkatkan kualitas dan menyesuaikan dengan standar nasional.
"Harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor, mencerminkan ke-Indonesia-annya dan menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada para wisatawan," tukasnya.
Ia berharap dengan sinergi antara pelaku usaha dan pramuwisata, dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor, yang tahun ini ditargetkan 8,7 juta orang. "Untuk tahun 2020 target kunjungan wisatawan adalah 9,63 juta orang," pungkasnya.
(thm)