BPTJ Usulkan Pembangunan MRT Dilanjutkan Hingga Tangerang Selatan
A
A
A
JAKARTA - Ada kabar gembira untuk warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Jalur Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta koridor selatan-utara yang saat ini melayani jalur Bundaran HI hingga Lebak Bulus tidak hanya diperpanjang hingga Pondok Cabe, tetapi juga langsung ke Tangsel. Wacana ini diusulkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kepada PT MRT Jakarta.
Kehadiran MRT yang menembus ke tengah jantung Ibu Kota tentu menjadi solusi transportasi bagi masyarakat Tangsel. Ke depan bahkan MRT akan diperpanjang hingga Kota Tangerang. Bila rencana ini menjadi kenyataan, MRT koridor selatan-utara yang selama ini mentok di Lebak Bulus akan melewati rute dengan stasiun berada di Universitas Muhammadiyah Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Ciputat, Pustekkom, Pondok Cabe, Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu, hingga kemudian ke Tangerang Kota.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono menjelaskan, rencana perpanjangan jalur MRT untuk merespons pergerakan masyarakat di Tangsel yang sangat padat. Kondisi ini sudah barang tentu merupakan potensi penumpang MRT yang sangat tinggi. Di sisi lain, perpanjangan MRT hingga Tangsel bisa menggiring masyarakat Tangsel mau beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum.
Dengan demikian, masalah kemacetan yang mendera di wilayah itu juga bisa diselesaikan. "Sekarang pergerakan orang itu sudah ke mana-mana. Termasuk di Tangsel, itu juga padat sekali," ujar Bambang dalam acara Jumpa Pers Akhir Tahun di Hotel Redtop, Jakarta, kemarin.
Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam menegaskan, perpanjangan rute MRT untuk mengakomodasi tingginya pergerakan orang di wilayah Jabodetabek untuk menggunakan angkutan umum. BPTJ mencatat pergerakan orang di wilayah Jabodetabek mencapai 88 juta per hari pada 2018.
"Kami juga sudah merencanakan perpanjangan MRT dari Lebak Bulus, sedikit lagi sudah sampai Tangerang Selatan. PT MRT sendiri sudah melakukan studi untuk perpanjangan dari Lebak Bulus sampai Rawa Buntu, melewati Pondok Cabe," kata Edi sembari menuturkan studi perpanjangan MRT hingga ke Tangsel sedang dilakukan PT MRT Jakarta dan perusahaan konsultan asal Jepang.
Sebagai persiapan rencana perpanjangan rute MRT dimaksud, BPTJ sudah berkoordinasi dengan Pemkot Tangsel. Selain itu, untuk memaksimalkan pemanfaatan kehadiran MRT, BPTJ meminta pemerintah daerah, termasuk Pemkot Tangsel, dapat menyiapkan titik-titik yang akan dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Menurut dia, kawasan TOD yang ditetapkan sebaiknya terletak dekat dengan stasiun KRL, maupun stasiun yang nantinya akan dilewati oleh MRT. Saat ini BPTJ telah mengeluarkan lima rekomendasi TOD, dari 54 titik TOD di Jabodetabek sesuai Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta (RITJ).
Kelima rekomendasi TOD tersebut terletak di Dukuh Tas, Grandhika City (Bekasi Timur), Cikarang-Jababeka (Bekasi), Gunung Putri (Bogor), dan Rawa Buntu (Tangerang). "TOD ini penting sekali. Kita mendorong pemda untuk menetapkan kawasan TOD dan menyusun roadmap karena konsep ini akan mengutamakan penggunaan angkutan umum daripada kendaraan pribadi," ujar dia.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno merespons positif rencana perpanjangan jalur MRT hingga Tangsel. Menurutnya, penggunaan transportasi massal seperti MRT sudah harus diwujudkan ke daerah-daerah penyangga Jakarta.
“Ya, ini sudah terbukti, tentu saja bagaimana KRL bisa mengurangi pergerakan masyarakat dari kota penyangga seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi ke Jakarta tanpa angkutan pribadi. Sedangkan MRT seperti halnya KRL. punya fungsi integrasi antarmoda yang baik, sekaligus mengurangi penggunaan angkutan pribadi,” ujarnya kepada SINDO di Jakarta kemarin.
Dia sepakat penambahan jalur MRT diiringi pengembangan kawasan TOD agar pemanfaatannya lebih maksimal. “Ya, sekarang ini eranya Transit Oriented Development. Keuntungan pengelola bisa melalui TOD. Jadi, ini sebagai stimulus saja, TOD ini supaya masyarakat semakin tertarik menggunakan angkutan transportasi massal seperti MRT,” pungkasnya.
Sebagai informasi, PT MRT Jakarta ang beroperasi tahun ini mendapat mandat dari pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk mengangkut 65.000 penumpang per hari demi mengurai kemacetan Ibu Kota. Hasilnya, angka tersebut bisa terlampaui. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, MRT saat ini mengangkut 91.000 orang per hari.
Dengan raihan positif tersebut, tahun depan MRT menargetkan jumlah penumpang per hari yang lebih banyak lagi, yakni 110.000 penumpang per hari pada 2020 dan 130.000 penumpang per hari pada 2021. MRT berharap kenaikan ini akan mampu mengurai kemacetan di DKI Jakarta dan mengajak masyarakat menggunakan transportasi umum. Tingginya animo penumpang tersebut mendorong kinerja positif MRT.
Dari tiket penumpang, tahun ini PT MRT Jakarta telah mengantongi laba Rp180 miliar. Jumlah itu pun diprediksi akan makin meningkat seiring bertambahnya jalur MRT ke depan.mBerdasarkan hasil kajian Jabodetabek Urban Transport Policy Integration Phase 2, MRT bukan hanya jalur selatan-utara yang sekarang tengah mengembangkan ke utara hingga Ancol barat.
Secara keseluruhan ditargetkan akan dibangun 10 jalur MRT hingga 2030 dengan panjang mencapai 230 km.Jalur dimaksud adalah Lebak Bulus–Ancol Barat, Cikarang–Balaraja, Bandara Soetta-Kampung Bandan, Cilincing-Lebak Bulus, Karawaci-Senayan-Cawang-Cikarang, Lebak Bulus-Rawa Buntu-Karawaci, Bekasi Utara-Bekasi Selatan, Pluit-Grogol-Kuningan-Depok, outer loopline, dan inner loopline.
Kehadiran MRT yang menembus ke tengah jantung Ibu Kota tentu menjadi solusi transportasi bagi masyarakat Tangsel. Ke depan bahkan MRT akan diperpanjang hingga Kota Tangerang. Bila rencana ini menjadi kenyataan, MRT koridor selatan-utara yang selama ini mentok di Lebak Bulus akan melewati rute dengan stasiun berada di Universitas Muhammadiyah Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Ciputat, Pustekkom, Pondok Cabe, Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu, hingga kemudian ke Tangerang Kota.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono menjelaskan, rencana perpanjangan jalur MRT untuk merespons pergerakan masyarakat di Tangsel yang sangat padat. Kondisi ini sudah barang tentu merupakan potensi penumpang MRT yang sangat tinggi. Di sisi lain, perpanjangan MRT hingga Tangsel bisa menggiring masyarakat Tangsel mau beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum.
Dengan demikian, masalah kemacetan yang mendera di wilayah itu juga bisa diselesaikan. "Sekarang pergerakan orang itu sudah ke mana-mana. Termasuk di Tangsel, itu juga padat sekali," ujar Bambang dalam acara Jumpa Pers Akhir Tahun di Hotel Redtop, Jakarta, kemarin.
Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam menegaskan, perpanjangan rute MRT untuk mengakomodasi tingginya pergerakan orang di wilayah Jabodetabek untuk menggunakan angkutan umum. BPTJ mencatat pergerakan orang di wilayah Jabodetabek mencapai 88 juta per hari pada 2018.
"Kami juga sudah merencanakan perpanjangan MRT dari Lebak Bulus, sedikit lagi sudah sampai Tangerang Selatan. PT MRT sendiri sudah melakukan studi untuk perpanjangan dari Lebak Bulus sampai Rawa Buntu, melewati Pondok Cabe," kata Edi sembari menuturkan studi perpanjangan MRT hingga ke Tangsel sedang dilakukan PT MRT Jakarta dan perusahaan konsultan asal Jepang.
Sebagai persiapan rencana perpanjangan rute MRT dimaksud, BPTJ sudah berkoordinasi dengan Pemkot Tangsel. Selain itu, untuk memaksimalkan pemanfaatan kehadiran MRT, BPTJ meminta pemerintah daerah, termasuk Pemkot Tangsel, dapat menyiapkan titik-titik yang akan dikembangkan menjadi kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Menurut dia, kawasan TOD yang ditetapkan sebaiknya terletak dekat dengan stasiun KRL, maupun stasiun yang nantinya akan dilewati oleh MRT. Saat ini BPTJ telah mengeluarkan lima rekomendasi TOD, dari 54 titik TOD di Jabodetabek sesuai Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta (RITJ).
Kelima rekomendasi TOD tersebut terletak di Dukuh Tas, Grandhika City (Bekasi Timur), Cikarang-Jababeka (Bekasi), Gunung Putri (Bogor), dan Rawa Buntu (Tangerang). "TOD ini penting sekali. Kita mendorong pemda untuk menetapkan kawasan TOD dan menyusun roadmap karena konsep ini akan mengutamakan penggunaan angkutan umum daripada kendaraan pribadi," ujar dia.
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno merespons positif rencana perpanjangan jalur MRT hingga Tangsel. Menurutnya, penggunaan transportasi massal seperti MRT sudah harus diwujudkan ke daerah-daerah penyangga Jakarta.
“Ya, ini sudah terbukti, tentu saja bagaimana KRL bisa mengurangi pergerakan masyarakat dari kota penyangga seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi ke Jakarta tanpa angkutan pribadi. Sedangkan MRT seperti halnya KRL. punya fungsi integrasi antarmoda yang baik, sekaligus mengurangi penggunaan angkutan pribadi,” ujarnya kepada SINDO di Jakarta kemarin.
Dia sepakat penambahan jalur MRT diiringi pengembangan kawasan TOD agar pemanfaatannya lebih maksimal. “Ya, sekarang ini eranya Transit Oriented Development. Keuntungan pengelola bisa melalui TOD. Jadi, ini sebagai stimulus saja, TOD ini supaya masyarakat semakin tertarik menggunakan angkutan transportasi massal seperti MRT,” pungkasnya.
Sebagai informasi, PT MRT Jakarta ang beroperasi tahun ini mendapat mandat dari pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk mengangkut 65.000 penumpang per hari demi mengurai kemacetan Ibu Kota. Hasilnya, angka tersebut bisa terlampaui. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, MRT saat ini mengangkut 91.000 orang per hari.
Dengan raihan positif tersebut, tahun depan MRT menargetkan jumlah penumpang per hari yang lebih banyak lagi, yakni 110.000 penumpang per hari pada 2020 dan 130.000 penumpang per hari pada 2021. MRT berharap kenaikan ini akan mampu mengurai kemacetan di DKI Jakarta dan mengajak masyarakat menggunakan transportasi umum. Tingginya animo penumpang tersebut mendorong kinerja positif MRT.
Dari tiket penumpang, tahun ini PT MRT Jakarta telah mengantongi laba Rp180 miliar. Jumlah itu pun diprediksi akan makin meningkat seiring bertambahnya jalur MRT ke depan.mBerdasarkan hasil kajian Jabodetabek Urban Transport Policy Integration Phase 2, MRT bukan hanya jalur selatan-utara yang sekarang tengah mengembangkan ke utara hingga Ancol barat.
Secara keseluruhan ditargetkan akan dibangun 10 jalur MRT hingga 2030 dengan panjang mencapai 230 km.Jalur dimaksud adalah Lebak Bulus–Ancol Barat, Cikarang–Balaraja, Bandara Soetta-Kampung Bandan, Cilincing-Lebak Bulus, Karawaci-Senayan-Cawang-Cikarang, Lebak Bulus-Rawa Buntu-Karawaci, Bekasi Utara-Bekasi Selatan, Pluit-Grogol-Kuningan-Depok, outer loopline, dan inner loopline.
(don)