Masih Macet, Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Terkendala Jalan Menyempit

Minggu, 27 Oktober 2019 - 15:04 WIB
Masih Macet, Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Terkendala Jalan Menyempit
Masih Macet, Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Terkendala Jalan Menyempit
A A A
BOGOR - Penerapan sistem kanalisasi 2-1 (dua lajur untuk kendaraan ke atas/Puncak dan satu lajur ke bawah/Jakarta) masih terkendala dengan infrastruktur jalan yang sempit atau bottle neck di tiga titik .

"Meski nanti dalam uji coba ini ada evaluasi, tapi di hari pertama ini kita sudah mendapatkan laporan dan tinjau langsung. Bahwa sistem kanalisasi tak sepenuhnya mengurai kemacetan karena masih ada penyempitan jalan atau bottle neck," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin saat meninjau hari pertama pelaksanaan uji coba sistem kanalisasi 2-1 di jalur Puncak, tepatnya di Simpang Gadog, Bogor, Minggu (27/10).

Menurut Ade, tiga titik yang perlu dilakukan pelebaran jalan karena adanya bottle neck yakni di Tanjakan Selarong, Megamendung dan Pasar Cisarua.
"Tapi ada beberapa titik yang bottle neck tak cukup dengan pelebaran jalan, karena ada yang kiri kanan jalannya itu jurang dan selokan. Bahkan di Tanjakan Selarong itu ada patung dan selokan ke bawah, ini sedang kita kaji apakah bisa dilebarkan atau tidak. Kita juga akan kembali merelokasi para PKL," katanya.

Tak hanya itu, Ade menuturkan, pihaknya tengah melakukan kajian terkait tempat pemberhentian angkutan umum yang bisa mengganggu kelancaran sistem kanalisasi ini."Iya kita akan pertimbangkan beberapa titik dibuat celukan untuk menaik dan menurunkan penumpang angkot. Tapi untuk sementara ini sudah ada beberapa titik yang memungkinkan dijadikan sebagai pemberhentian angkot, seperti di simpang Taman Wisata Matahari (TWM) dan Safari, Cisarua," ujarnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Ade Yana mengatakan, akan melakukan kajian dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait pembangunan celukan itu."Intinya celukan itu hanya untuk pemberhentian saja buat angkutan umum bukan untuk parkir. Nantinya juga kita akan buat kantung-kantung parkir untuk kendaraan pribadi tapi itu jangka panjang," ujarnya.

Sementara itu berdasarkan pantauan pemberlakukan sistem kanalisasi di jalur Puncak pada pukul 09.15 WIB, antrean panjang kendaraan dengan kecepatan 5 km/jam terjadi selepas Simpang Pasir Angin hingga Cipayung Datar.

Sekedar diketahui sistem kanalisasi 2-1 mulai di uji cobakan selama dua pekan (27 Oktober hingga 3 November) dengan skema jalur Puncak dibagi tiga lajur (1,2 dan 3), mulai pukul 03.00 WIB hingga 13.00 WIB diprioritaskan dua lajur bagi kendaraan dari arah Jakarta yang hendak menuju Puncak dan satu lajur atau lajur 3 untuk kendaraan turun arah Puncak menuju Jakarta.

Kemudian pada pukul 12.30-14.00 lajur 1 untuk kendaraan yang naik atau menuju Puncak dan lajur 2 ditutup dari arah Gadog. Sedangkan lajur 3 dikhususkan buat kendaraan yang hendak menuju Gadog atau Jakarta. Selanjutnya, pada pukul 14.00-20.00 lajur 1 ke arah Puncak, lajur 2 dan 3 untuk kendaraan yang datang dari arah Puncak menuju Gadog-Bogor-Jakarta. Kemudian pada pukul 20.00 hingga 03.00 WIB berlaku normal dua arah.

Tak hanya itu, hari pertama pemberlakuan sistem kanalisasi 2-1 sebagai salah satu solusi macet saat akhir pekan ini juga secara simbolik dilakukan sosialiasi kampanye penyelamatan Puncak dengan membagikan bunga dan stiker oleh para pejabat terkait yakni Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Bupati Bogor Ade Yasin, Kapolres Bogor AKBP M Joni, Ketua DPRD Kabupaten Bogor.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5951 seconds (0.1#10.140)