Air PAM Berwarna dan Bau, Warga Penjaringan Tak Bisa Masak dan Mandi
A
A
A
JAKARTA - Warga di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, mengeluhkan kondisi air PAM yang berwarna dan bau. Akibatnya, air tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
“Warnanya setiap tengah malam, awalnya warna hijau kemudian menjelang pagi jadi berwarna biru,” ujar Napsiah, Ketua RT di Kampung Baru, Kuburan Koja, Penjaringan, saat ditemuui Minggu (6/10/2019).
Menurut Napsiah, kondisi tersebut sudah terjadi beberapa hari terakhir. Bau menyengat kimia dari air PAM membuat penciuman warga terganggu. Sehingga air sama sekali tidak bisa digunakan, baik untuk memasak maupun mandi.
Hal senada diungkapkan Darniasih (52), warga setempat lainnya. Akibat kejadian ini ia terpaksa membeli dari pedagang air keliling setiap hari dengan harga Rp20 ribu. Itu artinya, dalam sebulan Darniansih harus rela merogoh kocek hingga Rp600 ribu. “Ada juga sumur punya tetangga, tapi itu juga harus antre,” keluh Darniasih.
Darniasih mengaku kondisi demikian telah berlangsung sebulan terakhir. Awalnya, suplai air PAM mati lalu nyala dan bau. Terhadap kondisi ini, Darniasih dan Napsiah telah melaporkan kepada lurah setempat. Mereka berharap kejadian ini bisa terselesaikan sehingga air PAM di wilayahnya kembali normal.
Sementara itu, Corporate Communications dan Social Responsibilities Division Head PALYJA Lydia Astriningworo mengakui kejadian ini. Saat ini, PT Palyja selaku operator penyediaan air telah menindaklanjuti keluhan warga di wilayah Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara. “Kami upayakan air di rumah pelanggan sudah berangsur membaik, yang tadinya keruh kembali normal,” kata Lydia.
Tim teknis telah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan penyisiran jaringan pipa. Hasilnya, ditemukan lima titik kebocoran dan sudah ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan.
“Diduga kebocoran tersebut disebabkan oleh pekerjaan perbaikan saluran air pihak ketiga yang dilakukan beberapa waktu belakangan ini,” ucapnya.
Sembari menunggu air kembali normal, pihaknya telah menyiagakan tandon-tandon air yang akan disuplai melalui truk tangki, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga di wilayah Bandengan Utara, Penjaringan. “PALYJA memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” tutupnya.
“Warnanya setiap tengah malam, awalnya warna hijau kemudian menjelang pagi jadi berwarna biru,” ujar Napsiah, Ketua RT di Kampung Baru, Kuburan Koja, Penjaringan, saat ditemuui Minggu (6/10/2019).
Menurut Napsiah, kondisi tersebut sudah terjadi beberapa hari terakhir. Bau menyengat kimia dari air PAM membuat penciuman warga terganggu. Sehingga air sama sekali tidak bisa digunakan, baik untuk memasak maupun mandi.
Hal senada diungkapkan Darniasih (52), warga setempat lainnya. Akibat kejadian ini ia terpaksa membeli dari pedagang air keliling setiap hari dengan harga Rp20 ribu. Itu artinya, dalam sebulan Darniansih harus rela merogoh kocek hingga Rp600 ribu. “Ada juga sumur punya tetangga, tapi itu juga harus antre,” keluh Darniasih.
Darniasih mengaku kondisi demikian telah berlangsung sebulan terakhir. Awalnya, suplai air PAM mati lalu nyala dan bau. Terhadap kondisi ini, Darniasih dan Napsiah telah melaporkan kepada lurah setempat. Mereka berharap kejadian ini bisa terselesaikan sehingga air PAM di wilayahnya kembali normal.
Sementara itu, Corporate Communications dan Social Responsibilities Division Head PALYJA Lydia Astriningworo mengakui kejadian ini. Saat ini, PT Palyja selaku operator penyediaan air telah menindaklanjuti keluhan warga di wilayah Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara. “Kami upayakan air di rumah pelanggan sudah berangsur membaik, yang tadinya keruh kembali normal,” kata Lydia.
Tim teknis telah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan penyisiran jaringan pipa. Hasilnya, ditemukan lima titik kebocoran dan sudah ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan.
“Diduga kebocoran tersebut disebabkan oleh pekerjaan perbaikan saluran air pihak ketiga yang dilakukan beberapa waktu belakangan ini,” ucapnya.
Sembari menunggu air kembali normal, pihaknya telah menyiagakan tandon-tandon air yang akan disuplai melalui truk tangki, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga di wilayah Bandengan Utara, Penjaringan. “PALYJA memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” tutupnya.
(thm)