Gubernur DKI: Bangun Jakarta dengan Konsep dan Narasi
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan Jakarta harus dibangun dengan konsep dan narasi. Itu semua dilakukan demi membangun peradaban baru. Satu contoh adalah transportasi massal seperti MRT dan bus Transjakarta.
Menurut Anies, transportasi publik yang dikembangkan di Ibu Kota bukan sekadar untuk memindahkan badan. Tapi yang lebih penting adalah membangun tranformasi sosial. “Pembangunan itu harus ada konsep dan narasinya. Jakarta tidak mau asal bangun. MRT dan Bus TransJakarta bukan membangun alat pemindah badan saja. Yang Anda kerjakan adalah membangun alat transformasi sosial. Alat ini yang membuat peradaban baru,” ujar Anies saat perhelatan Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin (MHT) Ke-45 yang digelar PWI DKI Jakarta di Balaikota Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Anies menilai, yang menarik di Jakarta saat ini adalah kota ini keluarganya sendiri-sendiri. Dari kantor ke rumah sendiri-sendiri. “Ada yang naik motor, ada yang naik mobil. Penentuan naik motor dan naik mobil itu apa? Kemampuan ekonominya. Sesuatu yang tidak mendorong adanya transformasi publik, maka jangan harap muncul peradaban. Karena keluarganya tidak berinteraksi. Yang office boy sendiri, manajer sendiri, CEO sendiri. Sampai di kantor sendiri-sendiri,” kata Anies.
Anies berharap masyarakat Jakarta bisa mengubah mindset soal transportasi publik. Sebab, lewat alat transportasi itu semua warga bisa berinteraksi. “Lewat transportasi publik seperti MRT atau Bus TransJakarta, kedudukan tidak menentukan tempat duduk. Berdiri sama, duduk juga sama,” ucapnya.
Anies juga mengaku sangat senang dengan perkembangan signifikan transportasi pubik yang dikembangkan di Jakarta. Menurutnya, dalam dua tahun ini dari 145 juta pengguna transportasi publik meningkat menjadi 185 juta pengguna. “Diharapkan tahun ini naik lagi 60 juta pengguna transportasi publik,” tegasnya.
Yang membuatnya lebih senang, fakta-fakta perkembangan Jakarta itu tertuang dalam liputan-liputan jurnalistik. Karena itu, Anies mengapresiasi penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik MHT PWI DKI Jakarta ke-45. Ia menilai semua karya jurnalistik yang mendapat penghargaan ini merupakan cerminan atas berbagai masalah di Jakarta dari sudut pandang dalam melihat ibu kota ini. "Kami sangat berharap dengan adanya award seperti ini percakapan tentang Jakarta semakin mengarah pada hal-hal substansial," kata Anies.
Gelaran Anugerah Jurnalistik MHT PWI Jaya 2019 ini merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada insan pers yang menghasilkan karya jurnalistik terbaik sejak era Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1974. Ajang ini juga sebagai sarana bagi jurnalis untuk menampilkan hasil karya jurnalistiknya sekaligus mendapatkan apresiasi atas hasil karyanya tersebut.
Sebanyak tujuh kategori yang dilombakan, yaitu Tajuk Rencana, Artikel Umum, Artikel Layanan Publik, Foto, Feature Siaran TV, Feature Siaran Radio serta Feature Online. Karya jurnalistik yang diperlombakan tahun ini merupakan karya yang telah dipublikasikan dan dikirimkan peserta selama periode Juni 2018- Agustus 2019. Setiap pemenang mendapatkan piala dan sertifikat penghargaan. Selain itu, juara 1 masing-masing kategori menerima hadiah satu unit sepeda motor.
Untuk kategori Artikel Umum diraih medcom.id dengan judul “Mengerek Untung di Atas Gedung”. Kategori Tajuk diraih Republika dengan judul “Bermula dari MRT”. Sementara Artikel Pelayanan Publik menjadi milik Antaranews dengan “MRT Si Saudara Muda, Peluru Baru Transportasi Jakarta”. Untuk kategori Artikel Online diraih republika.co.id dengan judul “Menata Kata Kota Indah, Upaya Anies Melokalkan Istilah Asing”.
Sementara untuk Kategori Televisi dimenangi TVOne dengan judul “Anies: Reklamasi Tinggal Masa Lalu”. Kategori Foto menjadi milik poskota.news dengan judul “Sejumlah JPO dekat Istana Presiden dan Balaikota Rusak”. Sedangkan untuk Kategori Radio yang masih ekshibisi dimenangi MNC Trijaya FM dengan judul “Ratangga Wajah Baru Jakarta”.
Menurut Anies, transportasi publik yang dikembangkan di Ibu Kota bukan sekadar untuk memindahkan badan. Tapi yang lebih penting adalah membangun tranformasi sosial. “Pembangunan itu harus ada konsep dan narasinya. Jakarta tidak mau asal bangun. MRT dan Bus TransJakarta bukan membangun alat pemindah badan saja. Yang Anda kerjakan adalah membangun alat transformasi sosial. Alat ini yang membuat peradaban baru,” ujar Anies saat perhelatan Anugerah Jurnalistik Mohammad Husni Thamrin (MHT) Ke-45 yang digelar PWI DKI Jakarta di Balaikota Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Anies menilai, yang menarik di Jakarta saat ini adalah kota ini keluarganya sendiri-sendiri. Dari kantor ke rumah sendiri-sendiri. “Ada yang naik motor, ada yang naik mobil. Penentuan naik motor dan naik mobil itu apa? Kemampuan ekonominya. Sesuatu yang tidak mendorong adanya transformasi publik, maka jangan harap muncul peradaban. Karena keluarganya tidak berinteraksi. Yang office boy sendiri, manajer sendiri, CEO sendiri. Sampai di kantor sendiri-sendiri,” kata Anies.
Anies berharap masyarakat Jakarta bisa mengubah mindset soal transportasi publik. Sebab, lewat alat transportasi itu semua warga bisa berinteraksi. “Lewat transportasi publik seperti MRT atau Bus TransJakarta, kedudukan tidak menentukan tempat duduk. Berdiri sama, duduk juga sama,” ucapnya.
Anies juga mengaku sangat senang dengan perkembangan signifikan transportasi pubik yang dikembangkan di Jakarta. Menurutnya, dalam dua tahun ini dari 145 juta pengguna transportasi publik meningkat menjadi 185 juta pengguna. “Diharapkan tahun ini naik lagi 60 juta pengguna transportasi publik,” tegasnya.
Yang membuatnya lebih senang, fakta-fakta perkembangan Jakarta itu tertuang dalam liputan-liputan jurnalistik. Karena itu, Anies mengapresiasi penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik MHT PWI DKI Jakarta ke-45. Ia menilai semua karya jurnalistik yang mendapat penghargaan ini merupakan cerminan atas berbagai masalah di Jakarta dari sudut pandang dalam melihat ibu kota ini. "Kami sangat berharap dengan adanya award seperti ini percakapan tentang Jakarta semakin mengarah pada hal-hal substansial," kata Anies.
Gelaran Anugerah Jurnalistik MHT PWI Jaya 2019 ini merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada insan pers yang menghasilkan karya jurnalistik terbaik sejak era Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1974. Ajang ini juga sebagai sarana bagi jurnalis untuk menampilkan hasil karya jurnalistiknya sekaligus mendapatkan apresiasi atas hasil karyanya tersebut.
Sebanyak tujuh kategori yang dilombakan, yaitu Tajuk Rencana, Artikel Umum, Artikel Layanan Publik, Foto, Feature Siaran TV, Feature Siaran Radio serta Feature Online. Karya jurnalistik yang diperlombakan tahun ini merupakan karya yang telah dipublikasikan dan dikirimkan peserta selama periode Juni 2018- Agustus 2019. Setiap pemenang mendapatkan piala dan sertifikat penghargaan. Selain itu, juara 1 masing-masing kategori menerima hadiah satu unit sepeda motor.
Untuk kategori Artikel Umum diraih medcom.id dengan judul “Mengerek Untung di Atas Gedung”. Kategori Tajuk diraih Republika dengan judul “Bermula dari MRT”. Sementara Artikel Pelayanan Publik menjadi milik Antaranews dengan “MRT Si Saudara Muda, Peluru Baru Transportasi Jakarta”. Untuk kategori Artikel Online diraih republika.co.id dengan judul “Menata Kata Kota Indah, Upaya Anies Melokalkan Istilah Asing”.
Sementara untuk Kategori Televisi dimenangi TVOne dengan judul “Anies: Reklamasi Tinggal Masa Lalu”. Kategori Foto menjadi milik poskota.news dengan judul “Sejumlah JPO dekat Istana Presiden dan Balaikota Rusak”. Sedangkan untuk Kategori Radio yang masih ekshibisi dimenangi MNC Trijaya FM dengan judul “Ratangga Wajah Baru Jakarta”.
(thm)